24. Don't Be Selfish

3.9K 430 121
                                    

clue : arti.

kebenaran itu seperti operasi. rasanya sakit tapi sembuh.
kebohongan seperti pembunuhan rasa sakit. ini memberi bantuan instan tapi memiliki efek samping selamanya.

Rose berdiri di balkon dengan posisi membelakangi Taehyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose berdiri di balkon dengan posisi membelakangi Taehyung.

Sejenak Rose menghapus sisa air matanya.

"Dan kau Rose! Jika kau seorang wanita dan masih memiliki perasaan, tentu kau tahu apa yang harus kau lalukan!"

"Oppa... aku telah menerima nasibku yang berbeda" ujar Rose dengan pandangan kosong.

"Hari ini begitu spesial bagiku, namun juga menyakitkan"

"Aku kecewa pada kenyataan. Kenapa harus selalu aku yang seperti ini. Lucu bukan? Dunia menuntut ku agar berdamai dengan keadaan, sementara keadaan membunuhku perlahan. Otaku dibanting, hatiku ditikam!"

"Rose..."

Taehyung menyentuh punggung Rose dengan satu tangannya.

Air mata Rose menetes. Kembali!
Namun dengan cepat dia menghapusnya. Rose berbalik menghadap suaminya.

"Oppa... Aku sudah ikhlas"

"Kau harus bertanggung jawab. Menikahlah dengannya, dan lepaskan aku"

Buggg!

Taehyung langsung memeluk tubuh Rose erat.

"Bagaimana bisa kau memintaku untuk menikah dengannya dan melepasmu huh?!"

"Apa kau gila Rose?"

"Ne Oppa, kenyataan sudah membuatku gila dan kehilangan akal sehatku. Tak apa, aku pasrah."

"Nikahi dia dan hiduplah bahagia. Aku... tak apa."

"TIDAK! AKU TIDAK MAU" Taehyung mulai menangis.

"Aku tidak mau Rose. Aku tidak mau"

Rose merasakan punggungnya yang mulai basah akibat derai air mata suaminya.

Rose tak tega melihat Taehyung seperti ini. Perlahan tangannya membelai lembut punggung suaminya dengan sayang.

"Tapi kau harus melakukannya Oppa" lirih Rose.

Taehyung melepas pelukannya dan menatap Rose sendu.

"Rose aku tidak mau..."

"Aku tidak mau. Aku mohon jangan"

Kini air mata Taehyung terlihat begitu jelas. Rose menggeleng lemah seraya menghapus air mata yang membahasi pipi suaminya.

"Jangan menangis Oppa. Aku sudah cukup sakit mendengar kehamilan Tzuyu. Jangan membuatku tambah sakit dengan melihatmu menangis seperti ini"

"Kau adalah suamiku, kau pria sejati ku. Dan sebagai seorang pria yang sejati, kau harus bertanggung jawab"

"Rose aku tidak mencintainya, aku hanya mencintaimu. Dan aku tidak mau menikah dengannya"

"Oppa saat ini bukan tentang cinta atau tidaknya kau pada Tzuyu. Aku tahu kau mencintaiku, tapi jangan menjadi egois hanya karena cinta. Kau memiliki perasaan bukan? Coba kau pikirkan bagaimana perasaan ia yang bahkan belum terlahir. Jangan egois Oppa, bagaimanapun dia adalah calon anakmu"

"Rose..."

"Kau adalah pria dan suami hebatku. Sebagai seorang pria kau bertanggung jawab pada wanita mu. Sebagai seorang suami kau bertanggung pada istrimu dan sebagai seorang ayah kau bertanggung jawab terhadap anakmu. Kau adalah pria sejati bukan? Maka bersikaplah layaknya pria sejati Oppa hiks" Air mata Rose mulai menetes.

"Bertanggung jawablah Oppa" lirih Rose membuat Taehyung terduduk lemas.

Taehyung terduduk dengan kepala menunduk. Hatinya sakit. Begitu pula dengan Rose, namun Rose dengan tegar nya memeluk tubuh suaminya.

Rose membelai lembut pucuk kepala suaminya.

"Rose, aku tidak mau hiks hiks" Taehyung menangis di pelukan Rose.

"Oppa jika aku mau, aku bisa saja menjadi egois. Tapi aku seorang wanita Oppa, aku juga akan menjadi seorang ibu nantinya." Rose berusaha keras menahan air matanya.

"Sekali saja, pikirkan bagaimana perasaan anakmu yang bahkan belum lahir itu. Bukankah kau sangat menginginkan seorang anak? Lihat Tuhan mengabulkan doa mu lewat rahim Tzuyu. Kini di rahimnya ada Kim kecil, hiks"

"Begitu pula di rahim ku Oppa"

"Menikahlah dengannya Oppa, maka hidupmu akan bahagia"

"Bahagiaku adalah bersamamu Rose" Seketika Taehyung menatap Rose.

"Aku sudah bilang padamu. Kau adalah cintaku, kau hidupku, udara yang aku hirup. Jika kau pergi, maka aku akan mati Rose."

"Aku bilang padamu, kau adakah jiwaku, kau kebahagian ku dan semua yang aku butuhkan. Jika kau pergi, maka aku akan kehilangan jiwaku dan semua yang aku butuhkan."

"Kau adalah cahayu, gelap ku dan bintang di langit. Kau adalah jatuh dan bangunku. Kau alasan kenapa aku mencoba. Hidupku akan gelap dan hancur jika kau tidak tidak ada.

"Oppa..."

"Kau adalah kekuatan sekaligus kelemahan ku... apa jadinya aku jika kau tidak bersamaku Rose?"

"Aku mohon hiks. Jangan pergi, aku tidak mau melepas mu."

Kini pertahanan Rose runtuh. Air mata menetes, kepala menunduk, kaki lemas, tubuh bergetar, jati berdenyut nyeri. Semuanya bercampur manjadi satu.

Pertahankan Rose hancur, kalah! Kalah akan jeritan rasa sakit suaminya.

"Oppa hiks"

"Rose kau sudah berjanji tidak akan meninggalkanku. Tapi kenapa kau memintaku untuk melepas mu? Kenapa Rose? Apa kau sudah tidak mencintai ku?"

"Jawab aku Rose"

"Hiks Hiks"

"Jawab Rose"

"Aku selalu mencintaimu Oppa hiks. Bahkan lebih dari diriku sendiri, tapi kenyataan memaksaku untuk bersikap adil. Aku memintamu untuk melepas ku bukan karena aku sudah tidak cinta Oppa, Tidak!"

"Tapi aku seorang wanita, seorang istri juga seorang ibu. Disaat seperti ini aku harus bersikap selayaknya tiga karakter itu."

"Walaupun aku harus mengorbankan diriku, kebahagiaan ku serta cintaku"

"Karena aku tidak mau bersikap egois dengan merebut kebahagian anak yang belum lahir"

"Aku tidak mau Oppa Hiks"

"Lalu bagaimana dengan diriku Rose? Apa kau tega melihatku seperti ini? Apa dengan menikah dengannya bisa membuatku merasa senang?"

"Ne Oppa"

"Baiklah jika itu yang inginkan. Aku akan menikah dengannya, tapi aku mohon padamu. Jangan pergi ataupun meninggalkan ku"

"Aku mohon Rose, aku mohon"

"Kau sudah berjanji padaku, pada yang Eomma juga pada Tuhan. Tolong Rose hiks"

"Ne Oppa, aku tidak akan meninggalkan mu demi dirimu..."

"Juga demi anak kita"

.

.

.

TBC.

I NEED YOU || TaeRosé [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang