#1. Terjebak!

3.7K 164 2
                                    

"Benar apa yang dikatakan oleh Vermouth..." Seseorang berpakaian serba hitam datang dari sebuah lorong kecil nan gelap. Orang yang dahulu pernah memberiku sebuah obat sehingga aku mengecil seperti anak SD. Dan kini, aku terperangkap olehnya.

"Kukira kau sudah mati..."Gin berhenti menatapku sinis. Sedangkan aku masih berusaha melepaskan diri dari ikatan tali di tanganku.

"Kau tak mendengarkan ku, ya?baiklah..."Gin mendekatiku dengan langkah pelan, tetapi derap kakinya terdengar berat dan kuat.

"Apa yang kau mau, hah?! Lepaskan aku!!" Bentakku kepada Gin.

"Apa mauku? Heh!!" Gin langsung mencekik ku

"Ugh..."

"KAU TELAH MEMBOHONGI KAMI TENTANG KAU YANG TELAH MATI KARENA OBAT ITU! DAN TERNYATA KAU---?!" Gin membentak dengan suara berat dan kuatnya kehadapanku. Masih dengan cekikan yang lumayan kuat. Aku hanya bisa diam.

"Dan..."Lanjut Gin sambil melepas paksa cekikannya.

"Ternyata kau tidak keberatan dengan tubuh kecil seperti itu, ya, Kudo?"Gin menyogoh saku jas hitamnya.

"Itu lebih baik bagiku ketimbang menjadi orang dewasa yang bertubuh besar sepertimu dan penuh dengan kegelapan dan kekejaman yang sengsara!"

"HAHAHA...! Bahkan kau berkata-kata seperti itu saja kau tak pantas mengatakannya, karena suaramu seperti anak-anak yang sedang merengek...!"

"Kau tidak bersama adikmu sekarang?atau kau hanya sendirian menghadapku karena kau bersiap untuk 'mati' dikalahkan oleh detektif cilik seperti-"

CTREK

"Jika kau berbicara lagi hanya untuk mengatakan hal buruk tentangku, kau akan kubawa ke neraka terdalam, Kudo!!" Gin memotong pembicaraan dan menyodorkan pistol dihadapanku.

Aku hanya tersenyum dingin.

"Kau tahu? Sekarang Sherry telah ditangkap oleh adikku. Dan sebentar lagi ia akan berakhir dalam neraka penuh dosa..!"Gin berbalik.

"K-Kau.....!?" Aku menggeramkan tanganku sambil menggeretakkan gigi.

"Kenapa kau tidak membebaskannya?kau hanya perlu aku untuk dendammu,'kan?!"

"Hei, Kudou... Sejak kapan kau berbelas kasih kepadanya? Bukankah ia telah membuat obat itu sehingga kau menjadi kecil seperti anak SD...?"Gin tersenyum dingin, memecahkan kegelisahanku yang tiba-tiba menjulur keseluruh tubuh.

"Cih...!"Aku memalingkan wajah.

"Apakah kau mulai khawatir, Kudou?sekarang kau malah terperangkap jebakanku, akhirnya kebodohanmu keluar juga, ya..."Gin menaruh kembali pistolnya ke Saku Jas hitam panjangnya.

"Kau ingin menyiapkan kata-kata sebelum mati nanti, Kudo?atau kupanggil saja..."

"Edogawa Conan-Kun...?"

Aku terkejut bukan main mendengar nama itu. Refleks menatap penuh arti wajah menyeramkan Gin yang terlukis banyak kekejaman disana. Ntah darimana Gin bisa tahu banyak tentang dirinya.

"Bagaimana kau bisa tahu banyak ten-"

"Bagaimana tidak? Aku tak perlu menceritakannya kepadamu, nak!"Gin memegang daguku dengan seringaian liciknya. Menatap sinis tanpa dosa.

"Cih..!" Aku mencoba melepaskan cengkeraman Gin. Dan segera berpikir bagaimana cara yang tepat untuk keluar dari semua ini, keringat dingin mulai mengalir dari wajahku.

Seketika, aku mengingat sesuatu. Karena sedari tadi aku mencoba memutuskan tali yang terlilit di kedua tanganku dengan menggesekkan nya ke kursi, sedikit demi sedikit tali tersebut menjadi tipis. Jadi kemungkinan aku bisa menembak tali tersebut dengan jam tangan biusku agar terlepas.

"Heh! Aku akan memanggil orang - orangku untuk membuatkan liang kubur untukmu, HAHAHA...!!"Gin tertawa seolah ia mendapat kan kemenangan. Ia mulai berjalan menjauh.

Aku tersenyum misterius.

"Kau saja belum membunuhku, sudah tidak sabar membuatkan liang? Kau terlalu percaya dan berpikir aku akan mati secepatnya, Gin..."Aku berkata dengan percaya diri.

TREK

DORR!

Aku menundukkan kepala dan terbelalak. Spontan membuatku kembali mendongakkan mata dengan mata yang masih terbelalak, terkejut. Sedikit lagi peluru mengenai diriku. Untung saja peluru itu meleset dan aku berhasil menghindar dengan menyadari pergerakan dari Gin yang nyaris membuatku tak fokus dengan sikapnya menodongkan pistol.

"Sepertinya kau tak sabar untuk ku bunuh, ya, Kudou?"

Aku hanya diam dengan wajah 'calm down'

"Heh!" Gin berbalik menuju pintu keluar.

PSYIUU!

"Uh--"

BRUKK

Gin terjatuh setelah mengenai tembakan jam tangan biusku, aku mendekati Gin.

"Jangan mengira aku benar - benar anak kecil yang masih polos, aku masih Kudo Shinichi, seorang detektif SMA yang mengecil menjadi anak SD."

Aku berbalik menuju pintu keluar, setelah sebelumnya ku tarik nafas panjang-panjang agar aku menjadi lebih tenang dan bersemangat menghadapi tantangan apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku menarik nafas, segera berlari keluar.

DOR!

Aku berhenti berlari. Berpikir, lalu melirik kebawah dengan perlahan. Ku lihat ada darah yang mengalir antara kedua kakiku. Ternyata kaki kananku tertembak. Dan aku yakin asalnya darimana...

"Kau ceroboh, Kudo... benar-benar ingin mencari mati..!" Dengan segera,Gin berdiri agak sempoyongan menghampiriku.

Aku sedikit menoleh untuk melihat posisi Gin, lalu aku berlari dari tempat sekencang mungkin.

"AKAN KU BUAT KAU MATI DENGAN KESENGSARAAN, KUDOU!!!"

DOR!

Untung kali ini pelurunya meleset, aku menghindari tembakan tersebut dan menambah kecepatanku berlari.

***

"Hh..hh...hh...hh..."Akhirnya aku keluar dari tempat itu. Seketika aku menemukan tempat yang penuh dengan banyak kotak dan kardus yang berisi barang - barang. Aku bersembunyi diantara kotak dan kardus tersebut. Mengistirahatkan tubuh ku, aku menarik nafas panjang dan menghembuskan nya. Kulihat air berwarna merah mengalir dari atas mata kaki sebelah kananku. Aku tersenyum. Karena tertembak itu bukanlah kelemahan seorang Edogawa Conan. Aku berbaring ke dinding sambil melirik sekitar dan bergumam.

"Haibara tertangkap, ya?

Semoga tidak terjadi apa - apa padanya...

Apakah sekarang Ran sedang mencariku...?

Semoga saja ia tidak mengkhawatirkan
ku..."

Aku mengatur nafas sambil menahan rasa sakit pada kakiku yang tertembak, lalu aku melirik keatas.

Ternyata, ada jendela kaca yang lumayan besar terbuka. Aku meliriki langit, bintang - bintang bersinar terang di atas sana. Dan aku melihat bulan sedang purnama, sangat indah.

Aku tersenyum, merasa kedinginan? Aku langsung memeluk diriku sendiri.

Seketika aku jadi teringat ketika Ran memelukku saat aku sakit, atau ketika ia khawatir, sudahlah...yang penting aku harus bisa keluar dari sini... Lalu aku menyadari bahwa kaca mataku sudah hilang sedari tadi.

"DIMANA KAU... KUDOU!!"

DOR!

BRUKK

.
.
.
*****

[✔️] Fanfic: Ending Detective ConanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang