.
.
.
.
."HEEE, Su-Sungguh?! Kenapa kau tak mengatakan nya dari kemarin?!" Ini masih pagi, tetapi seorang Kudo Shinichi sudah berteriak ke seantero rumah tetangga, apa ia tak tahu bahwa di pagi hari suara kita lebih besar dari pada ketika siang hari? Kini Shinichi tengah melongo sembari mengerutkan kening.
"Gomenne, Kemarin aku lupa, padahal aku sudah berniat memberitahukan nya kepada mu di jauh-jauh hari..." Ran mengatupkan kedua tangannya, meminta maaf kepada Shinichi.
"Yah, Ran... Kalau begini aku bisa dimarahi oleh sensei nanti," Shinichi memberengut, memainkan makanan di depannya dengan memotong-motong bagian makanan menjadi kotak-kotak rapi.
"Huuhh, Shinichi, sih. Main sakit segala, lagipula kalau Shinichi menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Sensei, Sensei pasti akan mengerti, bukan?" Usul Ran, mengutarakan pikirannya untuk solusi ini, lalu ia segera duduk di kursi tepat di depan Shinichi. Shinichi menghela nafas.
"Iya, kuharap begitu. Tetapi aku jadi risih karena tak bisa mengerjakan task yang diberi Sensei dengan waktu sebulan. Dan ternyata task itu sudah mencapai deadline nya yaitu hari ini. Lumayan,'kan jika aku mengerjakan task itu untuk dijadikan nilai tambahan juga sebagai ganti aku tak sekolah selama hampir Setahun?"
"Hahahah... Memangnya bisa begitu?" Ran meremehkan. Menyeringai, mengejek.
"Tentu saja," Jawab Shinichi sambil mengerutkan keningnya, menatap Ran dengan serius. Menyadari bahwa Shinichi menatapnya seperti itu, reflek Ran menyengir.
"Kenapa Shinichi seyakin itu?" Tanya Ran lagi, mencoba untuk menyudutkan Shinichi yang sedang ingin mencoba sok keren dan hebat. Netra violet milik Ran seolah menatapnya dengan penuh selidik dan penuh arti. Melihat tatapan Ran yang tajam ke arahnya, tatapan serius Shinichi luntur, ia menelan ludah sambil tersenyum getir.
"Karena aku anak yang baik!"
"Benarkah? Aku tak yakin kau tak pernah berbohong..."
"E-eh?" Shinichi mengerutkan dahi. Perasaan tak enak tiba-tiba datang menjuluri tubuhnya.
Ran tatap manusia di depannya sejenak, yang hanya menatap cengo kepadanya,"Benar,'kan? Mana ada manusia yang tak pernah berbohong? Shinichi bahkan sedang membohongi ku saat ini, bahwa Shinichi itu anak baik," Ujar Ran, menjawab kebingungan Shinichi tanpa menatapnya, ia hanya fokus kepada makanan di depannya.
Shinichi tersadar,"A-Ayolah, apakah aku tak boleh memuji diriku sendiri sekali-sekali?"
"Bukan sekali-sekali, tapi kau sudah berkali-kali memuji dirimu sendiri, Shinichi," Jawab Ran dengan nada malas.
"Benarkah? Aku tak mengingat apapun," Shinichi memegang dagunya, wajahnya seolah menjelaskan kepada dunia bahwa ia sedang berpikir keras.
"Haish..."
-
-
"Jadi, Tsukamoto Kazumi-San berencana ingin menjadi guru karate di Sekolah?" Ucap Shinichi menjawab pembicaraan Ran beberapa menit yang lalu sambil memainkan bola di kakinya.
"Iya, setelah anak kelas 3 tahun ini lulus, ia ingin kuliah sambil bekerja paruh waktu menjadi guru pelatih karate di sekolah," Jawab Ran.
"Hoo..."
Ran melanjutkan,"Ia berkata bahwa ibunya akhir-akhir ini sering sakit, Ayahnya juga kini sedang keluar kota dan gaji hanya akan di berikan setiap akhir bulan, untuk berjaga-jaga ia ingin kuliah sambil kerja, jika memang pekerjaan itu bagus dan cocok untuknya mungkin ia akan menetap pada pekerjaan tersebut. Kepala sekolah juga menerimanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Fanfic: Ending Detective Conan
RandomDetective SMU ternama, Shinichi Kudo berubah menjadi anak kecil karena diberi minum racun oleh Organisasi Hitam. Dia memakai nama sementara Conan Edogawa. Saat ini dia menyembunyikan identitasnya dan menunpang tinggal di rumah kekasihnya, Ran, yang...