19

6.3K 858 65
                                    

"jadi, kenapa kalian berkelahi di sekolah? Mau jadi jagoan neon?" tanya pak Yixing kepada empat murid di depannya.

"karna berkelahi adalah jalan ninjaku." jawab Hyunjin ngasal, dan mendapat hadiah tatapan maut dari pak Yixing.

"kalian tau gak--"

"ga."

"SAYA BELUM NGOMONG YA DEK JENO!"

"gue dipanggil 'dek' masa." gumam Jeno.

"haduh ini juga, Yeji apa kamu gak bisa sehari aja gak bikin masalah?" tanya pak Yixing sambil memegang kepalanya.

Yeji menggeleng, "tidak bisa, maaf."

Pak Yixing menatap tajam ke arah Yeji. Sedangkan Yeji kembali menunudukkan kepalanya.

"ah udah lah. Kalian keluar saja, malas bapak ngurus kalian, kalian emang gak ada akhlak. Jadi susah." ucap pak Yixing lalu bermain dengan hp nya.

"yes."

Dengan girang Jeno, Hyunjin, Yeji, dan Xiyeon langsung berjalan keluar dari ruangan bk.















Diluar ruangan Hyunjin dan Yeji langsung pergi tanpa noleh ataupun minta maaf kepada Jeno dan Xiyeon.

Lalu Jeno pun menarik tangan Xiyeon dan membawanya ke atap sekolah.

"lo apa-apan sih jelek?!" bentak Xiyeon ketika mereka sudah berada di atap sekolah.

"lo yang apa-apaan?! Ngapain coba lo dandan jadi kang culun gini?! Rambut di ikat kepang dua gitu! Terus pakai kacamata bulat tebal banget kayak dosa Jaemin?! Caper lo?!" tanya Jeno bertubi-tubi, lalu menyibak rambut kepang xiyeon dengan kasar.

Xiyeon memutar kedua bola matanya malas, lalu melipat tangan nya di depan dada.

"bukan urusan lo."

Dan dengan yakinnya Xiyeon langsung menginjak kaki Jeno, membuat Jeno meringis kesakitan.

"cewek kurang ajar! untung cakep." batin Jeno.



...




Jeno menghentakkan kakinya kesal ketika dia sudah berada di dalam kelasnya.

"ngapain tuh si Jeno? udah kayak anak perawan aja." bisik Haechan ke Jaemin, Jaemin menghentikan aktivitas bermain hpnya, dan menolehkan kepalanya ke arah Jeno yang sedang misuh-misuh tidak jelas di depan kelas. Malu-maluin.

"bodo amat bukan siapa-siapanya gue." Jaemin bergidik ngeri melihat Jeno yang sangat aneh menurutnya.

Jeno, Jaemin, Haechan kelas 11 ips 1 dan mereka sekelas, sedangkan Renjun kelas 11 ipa 2, biasa anak pintar. Kalau Chenle kelas 10 ipa 1. Kurang tahu ya kenapa dia bisa masuk ipa, padahal gak ngerti sama sekali yang namanya fisika, kimia, dan biologi.







Jeno duduk dibangkunya dengan kasar. Dimana tempat duduknya tepat di depan Jaemin dan Haechan.

"lu kenapa sih daritadi?!" tanya Jaemin kesal sendiri.

"eh lu tau gak--?!"

"jangan ngajak ghibah please, dosa gue udah banyak banget ini. Nambah-nambahin aja lu!" potong Haechan membuat Jeno menampar pelan pipi Haechan.

"jangan gitu lah! niat gue baik ini mau menambah pekerjaan malaikat."

"jahannam menunggumu wahai Jeno."

Baru saja Jeno ingin membalas perkataan Jaemin, tapi terhentikan karena bel masuk sudah berbunyi. Jadilah mereka harus belajar terlebih dahulu.




...





Jisoo mengelap keringatnya yang bercucuran. Dan dengan tergesa-gesa ia melayani semua pembeli di kafe dengan ramah.

"ini pelanggan lama-lama tambah banyak aja?? capek nih gue.." batin Jisoo.

Jisoo membawa nampan yang berisikan pesanan pelanggan. Tapi tiba-tiba..

Brak! Prang!

"anjing!"

"duh! Kamu tuh gimana sih? Lihat nih baju aku jadinya kotor kan!"

Jisoo melongo mendengar suara orang yang tadi menabraknya. Halus banget suaranya. Pikir Jisoo.

"apasih liat-liat)?"

Jisoo mengerjapkan matanya beberapa kali.

"a-ah i-iya gue mi--saya minta maaf!" Jisoo membungkukkan badannya sambil memejamkan matanya.

Lalu ia beralih lagi menatap seorang perempuan di depannya.

"kamu aneh ih. Yasudah, tidak apa-apa."

Katanya lalu beranjak keluar dari cafe. Dan lagi-lagi Jisoo melongo.

"dia yang suaranya emang lembut, atau suara gue aja yang.." batin Jisoo.

Dan dengan terpaksa Jisoo harus membereskan semua kekacauan ini. Tapi untungnya ada Yeri yang membantunya.



...



Jam pulang sudah berbunyi. Dan Renjun dkk segera berjalan ke arah parkiran untuk pulang. Tapi ada saja yang mengganggu.

Dari jauh sudah kelihatan ada Hyunjin dkk yang sepertinya sedang menunggu kehadiran mereka.

"itu bukannya si Hyunjin?" tanya Haechan sambil mukul-mukul pundak Chenle.

"ck! Gak usah pakai mukul-mukul juga ya jing!" Chenle melepaskan tangan Haechan dari pundaknya dengan kasar. Sedangkan Haechan hanya nyengir kuda.

"mampus kita mau di bonyok anjir sama gengnya Hyunjin." ucap Jeno ketakutan.

"lo badan doang yang gede, tapi nyali kecil. Halah!" balas Renjun melihat Jeno sinis.

"gue bukannya takut."

"tapi?"

"gak berani."

"sama aja tolol!"

Renjun memukul kepala Jeno, Jeno hanya melirik Renjun dengan kesal dan umpatan kecil yang keluar dari bibirnya.

"udah woy! ayo jalan santai aja."

Jaemin berjalan dahulu, dan di ikuti oleh yang lainnya di belakang.

Hyunjin yang sadar akan kedatangan mereka pun menyunggingkan senyuman paling indah yang di milikinya.

"oh jadi ini yang ngomongin gue di perosotan?" tanya Hyunjin dengan muka songongnya.

Changbin --temennya Hyunjin-- menjitak kepala Hyunjin, "salah kalimat bodoh."

"oh iya-iya lupa, jadi lo yang--"

"bacot. Minggir lu." potong Jaemin lalu menyenggol bahu Hyunjin dengan kasar.

Hyunjin berdecak sebal, "kita balapan aja. Yang kalah harus nurutin permintaan yang menang."

Jaemin menghentikkan langkahnya.

"kayak nonton drama gue." bisik Haechan ke Renjun yang ada disebelahnya. Renjun menyenggol tangan Haechan, "sstt diam aja. Ganggu lo." bisik balik Renjun.

"ayo, siapa berani?"

"Astaga.. jangan ngelawak dong udah tegang nih gue." protes Haechan mendengar perkataan Jaemin.

"apanya yang tegang?" tanya Jeno.

Haechan tersenyum, membuat Chenle bergidik ngeri melihatnya, "ish, kayak om-om sange lu Chan."

Jaemin memutar kedua bola matanya malas, "jadi balapan?"

























"jadilah bangsat."







































Tbc
vomentnya janlup~

Tante JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang