33

6K 904 177
                                    

"LU SIAPA?!"

Tamu tadi masuk ke dalam rumah Ty, dengan tertawa kecil. Dia tersenyum, menampilkan deretan giginya yang rapi. Menambah pesona cantiknya.

"mentang-mentang udah lama gak ketemu, kalian lupa ya sama mamah sendiri. Wendy. Mamah Wendy" ucapnya.

Jeno, Haechan, dah Chenle terkejut bukan main. Jisung menatap datar ke arah Wendy. Sedangkan Jisoo, halah otak dia masih loading.

"ngapain kesini?" tanya Jisung membuat seisi rumah terkejut.

"ini kenapa?!" batin Jisoo.

Wendy tersenyum kecil, "maaf" hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Jisung memutar kedua bola matanya malas. Jeno, Haechan, dan Chenle pun ikut memasang wajah datar.

"bentar-bentar, ini kenapa? Tolong jelasin ke gue." ucap Jisoo sambil memejamkan matanya dan tangan kanannya yang memegang jidatnya.

"eum? Oh iya, kamu siapa?" tanya Wendy ke arah Jisoo.

Jisoo membuka matanya, menatap Wendy bingung.

"hah?" tanya Jisoo balik dengan kepalanya yang ia miringkan ke arah kiri.

"aku kah?"

"MALAH NANYA BALIK!"

Wendy terperanjat kaget mendengar Jisoo yang tiba-tiba berteriak. Begitupun dengan yang lainnya.

"aku Wendy, ibu kandung mereka, kamu siapa? Kok bisa ada disini? Terus Taeyong mana? Belum pulang?" tanya Wendy bertubi-tubi.

"ngapain lu nanya TAEYONG--OOH BERARTI LU ISTRINYA SI TAEYONG." Jisoo menutup mulutnya, ternyata selama ini istri Taeyong masih hidup.

Kenapa Jisoo baru tahu? Ya salahin Taeyongnya tidak pernah cerita ke Jisoo. Kalau di tanya, 'mana istri lo?' pasti selalu menjawab, 'kepo'.

Dan sekarang Jisoo mengerti apa maksud dari pesan Taeyong tadi. Tapi sayangnya sudah terlambat, orang yang di maksud Taeyong sudah masuk duluan.

"bingung mau ngapain." gumam Jisoo.

"jadi gini, kedatangan mamah kesini mamah mau bawa kalian semua ke Kanada." ucap Wendy.

"APA-APAAN? GAK MAU!" protes Haechan sambil menggelengkan kepalanya.

Membuat Wendy melunturkan senyumannya, "kenapa? diKanada enak, disana ada papah kalian." ucapnya lagi.

"gak mau punya papah baru, cukup papah Taeyong aja." balas Jisung tanpa melihat ke arah Wendy.

"lagian kenapa tiba-tiba sih? Kirain dah lupa." ucap Jeno, Wendy menghela napasnya pelan.

Sudah di duga, cukup sulit bagi Wendy untuk mengambil anak-anaknya lagi dari Taeyong. Karena semenjak ia cerai dengan Taeyong, dia tidak pernah lagi saling mengabari ke anak-anaknya.

"maafin mamah, ya?" ujar Wendy dengan tatapan iba.

"sok imut dih."

Haechan ini ya, kalau sudah berbicara entah mau muda mau tua, asal ceplas-ceplos saja. Tidak ada takut-takutnya sama sekali. Jangan di contoh ya!

"ayo ke Kanada bareng mamah."

"gak."

"ayo."

"gak."

"mamah mohon.."

"gak."

"seminggu aja, ayo."

"gak."

"nak, ayo ke--"

"heh jelek! Anak lo tuh gak mau jangan di paksa! Budek lu?" potong Jisoo,
Wendy mengalihkan pandangannya ke arah Jisoo, "sorry, but ini masalah saya sama anak-anak saya, please shut up your mouth."

"sok inggris banget." gumam Jisoo lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"nak, please--"

"mah, mending mamah balik aja ke Kanada, sendiri." ucap Chenle menatap kesal ke arah Wendy.

"gak! Mamah gak mau! Mamah maunya bawa kalian! Semuanya!" ucap Wendy yakin.

Jisoo menatap Wendy, "heh jelek! Lo tuh gak--"

"stop call me jelek, saya punya nama!" potong Wendy menatap tajam ke arah Jisoo.

"sensi banget huuuu." Jisoo menjulurkan lidahnya ke arah Wendy. Sedangkan Wendy menahan amarahnya agar tidak membuat kegaduhan disini.

"emang tante Jisoo panutan gue ah wualah!" batin Haechan.

"hei, kalau kalian marah sama mamah, mamah minta maaf." ucap Wendy sambil menyatukan kedua telapak tangannya. Menatap ke arah 4 anaknya yang saat ini enggan menatapnya balik.

"i'm so sorry dear.."

Baru saja Wendy ingin berbicara lagi, tapi tiba-tiba saja handphone Jisoo berdering. Segera mungkin Jisoo mengangkatnya.

"halo?"

"TAEYONG INI ISTRI LO NYUSAHIN! PULANG CEPET!"

Pip!

Setelah berbicara seperti itu Jisoo memutuskan panggilan secara sepihak, tanpa mau mendengar alasan Taeyong menelponnya.

"cantik, pulang gih udah mau malam ini." ucap Jisoo selembut mungkin.

"saya bakalan nginep disini. Tanpa penolakan."

...

"Yong, please aku pengen bawa anak-anak ke Kanada."

Pagi-pagi gini sudah ada saja yang membuat keributan. Iya, masalah kemarin. Masalah Wendy yang memaksa ingin membawa anak-anaknya ke Kanada.

Padahal sudah di tolak, tapi tetap saja batu. Taeyong hanya memegangi pelipisnya. Pusing sendiri bagaimana cara menghadapin keras kepala Wendy.

Taeyong baru saja pulang dari luar negeri subuh tadi, dan betapa terkejutnya ia saat melihat Wendy tidur dikamarnya.

Tetap saja, kan mereka sudah tidak ada hubungan!

"Wendy, gak capek? Pulang aja sana anak-anak juga gak mau." ucap Taeyong lembut menatap Wendy yang sedang duduk di depannya.

Sekarang mereka semua berada diruang tamu, Wendy yang duduk di sebrang Taeyong dan Jisoo. Sedangkan yang lainnya duduk terpisah.

"gak! Aku gak bakalan pulang sebelum mereka ikut aku."

"batu banget sih dibilangin."

Bukan, bukan Taeyong yang berbicara. Melainkan Renjun.

"Renjun, diam." tegur Taeyong, Renjun menatap malas Taeyong. Tapi tetap menutup rapat mulutnya.

"Wen, jangan paksa mereka."

"gak, i won't give up!"

"ini kenapa gue jadi ikutan?" batin Jisoo.

"kamu sama siapa ke sini?" tanya Taeyong menatap datar ke arah Wendy.

"sama Mark."

"terus mana dia?"

"aku suruh dia nginep dihotel."

"jahat banget sama adek sendiri."

"whatever me, aku mau mereka semua ikut aku ke Kanada."

Taeyong hanya bisa menghela napasnya. Lagi. Sebenarnya dia sudah geram ingin menjambak rambut Wendy, cuman ia ingat banget kalau Wendy perempuan. Gak baik kasar ke perempuan.

"Wendy."

Mereka semua menoleh ke arah Jisoo.

"pulang lu, asal mau tau aja ya lo, gue tuh sebenarnya..

































..istri Taeyong."























Tbc

Tante JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang