Jaemin mengendarai motornya dengan kelajuan tinggi. Begitu pun dengan yang lainnya. Mereka semua sedang balapan di jalan raya yang lumayan sepi.
Jeno menambah kecepatan motornya saat Han --temen hyunjin-- melambungnya. Mana tadi Jenonya hampir di serempet lagi.
Renjun dan Seungmin --temen hyunjin juga-- malah adu mulut di jalanan.
"apelo?!"
"ape?!"
"nyenye! lo jelek diem aja!"
"cih jinjja."
Setelah itu mereka langsung tancap gas lagi. Sedangkan Chenle dan Haechan memantau di belakang.
"gila aja bro mereka balapan, gue sih ogah masih sayang nyawa gue." ucap Chenle sambil memelankan motornya. Begitupun dengan Haechan.
"iyalah! Bukan lo doang ye, gue juga masih sayang ini sama nyawa gue! Yang bener aja kalo nanti gue kenapa-kenapa!" balas Haechan.
"emangnya kenapa kalau lo kenapa-kenapa?" tanya Chenle penasaran, Haechan menolehkan kepalanya yang memakai helm.
"entar Somi khawatir sama gue." jawab Haechan, dan Chenle menyesali untuk bertanya seperti itu tadi.
Gila aja si Haechan sudah di tolak puluhan kali sama Somi, tapi tetap saja masih minta jadian sama Somi.
Jaemin memimpin balapan kali ini, membuat Hyunjin tak suka dan menyunggingkan senyumannya.
Hyunjin menambah laju motornya dan saat dia sudah berada di samping motor Jaemin, dia langsung menendang motor Jaemin sehingga membuat motor Jaemin oleng ke samping.
"eh GOBLOK!!!"
Bruk!
Hyunjin tertawa lalu menambah laju motornya lagi, begitupun dengan temannya yang lain. Tanpa ada niatan untuk membantu Jaemin yang terjatuh.
Jaemin meringis kesakitan karena motornya menindis kaki kiri nya. Jeno yang berada di depan menolehkan kepalanya ke arah Jaemin, tapi naasnya ada anak kecil yang sedang bermain sepeda sedang ingin menyebrangi jalan.
"EH, JENO AWAS!"
Jeno menolehkan kembali kepalanya ke arah depan saat mendengar suara Renjun. Jeno terkejut dan membelokkan motornya ke samping. Tetapi tetap membuat anak tersebut terserempet hingga terjatuh dari sepedanya.
Jeno mengerem motornya dan menolehkan kepalanya kebelakang niat untuk melihat keadaan anak tadi.
"mampus gue nabrak anak orang. Mantap." ucap Jeno lalu putar balik menghampiri anak tadi yang kini tengah menangis.
Chenle dan Haechan yang melihat itu pun langsung menancap gas, Haechan langsung menghampiri Renjun yang sedang membantu Jaemin yang kesakitan.
Sedangkan Chenle langsung menghampiri Jeno yang sedang menenangkan anak tadi.
"gila lo nabrak anak orang." ucap Chenle lalu turun dari motornya.
Jeno menolehkan kepalanya ke arah Chenle, "sekali-sekali gakpapa."
Chenle menjitak jidat Jeno. Tolol saja di bilang nabrak anak orang gapapa, situ waras?
"tolol! Terus ini gimana?" tanya Chenle melihat kondisi anak tadi yang sedang menangis sesegukan. Sikunya berdarah, dan lututnya. Juga dagunya yang bengkak sedikit, sepertinya tadi kehantup sama aspal.
Baru saja Jeno ingin menjawab pertanyaan Chenle, tiba-tiba ada ibu-ibu yang datang sambil berteriak histeris.
"ANAKKU! KAMU KENAPA ANAKKU?!"
Ibu tadi langsung memeluk anaknya, lalu menatap Jeno dan Chenle tajam.
"kamu apain anak saya, hah?!"
Belum sempat Chenle dan Jeno menjawab, ibu tadi langsung berbicara, "kalian nabrak anak saya?! Tanggung jawab kalian!!"
Jeno kaget, kok bisa tau dia? pikir Jeno. Baru saja mau di kibulin sama Jeno, tapi tidak jadi.
"i-iya bu maaf saya--"
"maaf-maaf! Bawa anak saya ke rumah sakit sekarang! Lihat tangannya, lututnya, dagunya lecet semua! Nanti kalau cantiknya anak saya luntur gimana?! Hah?!" omel ibu tadi dan mengelus pelan rambut anaknya yang sudah berhenti nangis.
"lebay juga manusia satu ini." batin Jeno.
"iya bu, ini kita mau bawa ke rumah sakit kok." ucap Chenle sambil senyum.
Ibu itu lalu mengangguk, Jeno pun mengambil motor dan mengendarainya. Sedangkan Chenle menggonceng ibu beserta anaknya.
Kini Renjun dan Haechan bingung mau berbuat apa untuk Jaemin.
"sakit banget emang, Jaem?" tanya Haechan polos, dan mendapatkan tatapan tajam dari Jaemin.
"nanya apa lo barusan? sakit? yaiyalah! nanya lagi lo." omel Jaemin sambil memegangi kakinya.
"yaudah sih." balas Haechan, lalu dia menolehkan kepalanya melihat motor Jaemin yang terbaring tak berdaya.
Hancur. Satu kata yang cocok untuk keadaan motor Jaemin saat ini. Kaca spionnya lepas satu, platnya bengkok, sedangkan bagian depan sama sampingnya ada yang rusak dan lecet-lecet. Iyalah, nabrak dinding beton yang ada di pinggir jalan.
"terus itu motor lo gimana?" tanya Renjun sambil melihat ke Jaemin, Jaemin menggelengkan kepalanya.
"duh, kok tiba-tiba kepala gue pusing, ya?"
"yang bener lo?" tanya Renjun mulai panik.
Lalu Jaemin memegangi kepala nya, dan--
"JAEM JIDAT LO BERDARAH!" teriak Haechan sambil menunjuk jidat Jaemin.
Renjun menganga, sontak Jaemin langsung mengusap jidatnya, ternyata benar. Berdarah.
"ah udahlah gue pasrah aja, bentar gue pingsan dulu." ucap Jaemin lalu menutup matanya.
"lah? Panggil ambulan Chan buru!!" perintah Renjun lalu memukul tangan Haechan. Haechan langsung memanggil ambulan. Dan tak lama kemudian ambulan pun datang.
"eh bentar-bentar! Terus ini motor Jaemin gimana?" tanya Renjun ke Haechan.
"ish ribet banget gila! Udah suruh aja Soobin bawa ke bengkel abangnya!" jawab Haechan kesal, lalu dia menaiki motor dan mengendarainya.
"oh iya, kok gue gak kepikiran?" bingung Renjun.
Tbc
vomentnya janlup~
KAMU SEDANG MEMBACA
Tante Jisoo
Humor[ ft. Nct Dream ] "PAPAH NGAPAIN BAWA-BAWA TANTE SEGALA?!" "SIAPA SIH TANTE INI?!" "TANTE PELET PAPAH, YA?!" "TANTENYA KEGATELAN IH!" "EMANG KITA KENAL? TANTE ANEH EMANG!" 'harus sabar' -Jisoo • Was #1 in galak on May 2020 Was #1 in kimjisoo on June...