26. Pemberitahuan

13 1 0
                                    

Selamat membaca 💕

"Soal keputusannya mau atau nggak? Itu urusan belakangan yang penting dicoba dulu"

Setelah 20 menit lamanya akhirnya ritual mandinya Prisca selesai, dan ia juga berpamitan kepada Ling bahwa ia ingin jalan-jalan di sekitar villa.

Sekarang di kamar ini tinggalah Ling dan Laila, Ling yang sedang streaming di youtube dan Laila yang masih di dunia lain alias masih di dunia mimpinya.

Ling yang mendapatkan pesan dari doi bergegas turun dari tempat tidur Prisca tadi dan lansung menghampiri Laila untuk membangunkanya.
"Laila, bangun nape? gue udah stuck nih disini mana doi minta jalan-jalan lagi,"

Ling mendengus sebal karena Laila susah banget dibangunin, melihat tak ada tanda-tanda bahwa Laila akan bangun, akhirnya dengan kepintarannya yang masih sebelas dua belas dengan Albert Einstein, Ling berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil air, jika kalian menanyakan untuk apa air itu? Jawabannya adalah untuk membangun kan Laila.

Ling kembali ke dalam kamar dan berdiri di sebelah Laila sambil menimang-nimang apakah harus ia membangunkan Laila dengan cara ini? "toh nanti juga dia akan mandi," gumannya sambil menyirami wajah Laila seperti biasanya ia melihat mamanya menyirami beberapa tanaman di rumahnya.

Tidak butuh waktu lama sang empunya lansung bangun, ternyata cara yang paling jitu membangunkan sahabatnya adalah menyirami wajahnya.

"Argh, kebakaran.... Huuuaaahh tolong, Laila nggak mau mati mudah!... Laila masih pengen ketemu jodoh Laila entar Mama," jerit Laila saat ia merasakan air yang mengalir di pelipisnya dan ia lansung turun dari atas kasurnya.

Sementara Ling yang melihatnya hanya tertawa, tangan kirinya masih memegang gayung dan tangan kanannya lagi memegang perutnya, wajah Laila terlihat sangat lucu ditambah lagi saat Laila melompat turun dari atas kasurnya.

Laila yang melihat Ling tertawa seperti itu kemudian ia kesal dengan tingkah Ling, "kenapa harus disiram air coba? Kan Ling bisa membangunkan Laila dengan cara yang yang halus, "

"Yah, lagian Lo dari tadi gue bangunin nggak mau bangun,"

"Nggak gitu juga kali Ling, mana tadi gue lagi mimpi mau gandengan tangan sama Ji Chang Wook, ehh malah nggak jadi kan kesal."

"Hahahahah, eitss tuh muka tolong di kondisikan ya dan sekarang lo mandi gih.... Kita mau jalan-jalan lihat pemandangan di sekitar sini, anak-anak yang lain udah pada pergi dari 20 menit yang lalu."

Kemudian Laila pun langsung pergi memasuki kamar mandi tampa mau membalas ucapan Ling.

Sementara Ling yang melihat tingkah Laila pun ia kembali menggelenkan kepalanya dan tersenyum ada-ada tingkah sahabatnya itu.

Lain halnya para laki-laki yang ada di kamarnya itu sudah selesai semuanya mereka tidak mau istirahat melainkan mereka semua sibuk dengan gadgetnya.

Hingga suara ketukan pintu mengalihkan semuanya dan kini semuanya saling tatap, siapa gerangan yang akan membukakan pintu.

kemudian Vaniel pun berdiri dan lansung menujuh ke arah pintu untuk membukanya.
"Ngapain Lo kesini kambing... mau ngintip gue ya? Ngaku deh lu," Pede Vaniel sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Iss, ya nggak lah yang ada mata gue malah mines lagi kalau ngintipin Lo. Malah badan kurus begitu," jawab Prisca sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Mata loh katarak ya? Badan berisi begini malah dibilang kurus," ucap Vaniel sambil memperhatikan otot-otot yang ada di lengannya,
"Betewe ada apa Lo kesini?"

Aku kamu Dia dan Takdir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang