41. Kak Deren

6 2 0
                                    

Deren memasuki kamar sang adik, yang sedang menonton drama Korea yang berjudul Backstreet Rookie.

Deren pun duduk di atas kasur Laila dan berbicara, "Dek, kakak cuman mau bilang kalau kakak pengen serius sama Ling teman kamu itu,"

"Hah?" Kaget Laila setengah mati, bukannya apa-apa sih tapi kan selama ini ia kira Deren sama Ling sudah selesai seperti perjanjian mereka karena kalah bermain PS waktu itu.

"Terus kakak udah bilang sama Ling," tanya Laila masih bingung.

"Belum sih, karena kita itu kan backstreet setelah hukuman itu selesai selama satu minggu,"

"Aduh, kakak ku tersayang cewek tuh butuh kepastian, kalo kakak belum kasih tau ke Ling, bisa aja kan Ling berbelok ke lain hati,"

"Huss, dasar adik Laknat, oyah gimana hubungan Lo sama si Daniel?"

"Enggak seperti Korea yang gue tontonin," berdecak bingung, karena tinggal tiga hari lagi hubungannya bersama Daniel menjelang satu bulan.
Tapi ia belum mengetahui siapa pemilik hatinya yang sesungguhnya, ia menyukai Daniel dan Ia merasa nyaman dengan Vaniel.
Jika dia boleh egois ia ingin dua-duanya! tapi nyatanya enggak tidak baik menyimpan dua orang di dalam hatinya, karena enggak muat, cukup ibunya, kakak-kakaknya dan satu pacar.

"Maksudnya dek?"

"Enggak sih kak."

Setelah itu saat Deren hendak ingin keluar dari kamar Laila tiba-tiba Laila bertanya.

"Kak, antara suka sama nyaman mana yang akan kakak pilih?"

"Pertanyaan Lo lebih sulit dari ujian Nasional..., oke kalau gue sih lebih milih yang nyaman, karena apa? Yah karena buat apa kita suka kalau tidak bisa bikin hati kita nyaman? Mending dibuat nyaman dulu, baru lebih ke tahap yang selanjutnya misalnya suka atau sayang! Kayaknya gue ngerti deh arah pertanyaan Lo dek,"

"Kok, tau sih, Hahahahha," Deren selalu tau apa yang ada di fikiranya, beruntung sekali ia bisa mempunyai kakak-kakak yang mengerti akan dirinya.

"Iyalah gue gitu loh," sombong Deren sambil tersenyum mengejek, dan ia pun meninggalkan kamar sang adik.

***

Setelah selesai bersembahyang di rumah mamanya akhirnya Ling pulang ke rumahnya, setelah sampai dirumahnya sudah ada sebuah mobil yang terparkir rapi di depan rumahnya.

"Siapa sih, yang bertamu malam-malam gini?" Ling bermonolog.

Ling membuka pintu rumahnya dan lansung masuk ia mendapati bahwa kak Deren sedang duduk dan berbincang-bincang dengan ayahnya.

"Kamu sudah pulang nak? Ini ada teman kamu yang nungguin kamu dari tadi," sapa Tomas ayahnya Ling sambil menunjuk pada Deren yang duduk di depannya.

'ck, dasar manusia bermuka dua, di depan tamu berlagak sok baik, kalo nggak ada tamu sok cuek,' batin Ling kesal.
Dan ia hanya mengangguk dan tersenyum manis seakan tidak ada masalah yang terjadi di antara ia dan ayahnya.

"Kalo gitu papa tinggal dulu ya," lalu Tomas pun beranjak dari tempat duduknya dan lansung menuju ke dalam kamarnya.

"Ada apa ya kak?" tanya Ling ramah.

"Enggak sih cuman mau ngapel aja ke rumah pacar,"

Blushing, itu yang kini Ling rasakan, ia tidak menyangka bahwa kak Deren sosok idolanya yang sudah ia idolakan sejak masih SMP yang kira-kira dua tahun lalu, datang ke rumahnya sebagai pacarnya, jika ia punya sayap mungkin ia sudah terbang. Ia sangat senang sampai-sampai ia melupakan sesuatu.

Aku kamu Dia dan Takdir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang