34. Asking For Advice

7 1 0
                                    

Selamat membaca 💞

Setelah beberapa hari liburan dan liburan yang dilalui oleh semua orang ada dari beberapanya hanya mager dirumah ada juga yang berpergian ke puncak dan melakukan aktifitas liburan mereka dengan baik.

Akhirnya hari yang paling tidak dinantikan oleh semua murid telah tiba yaitu masuk sekolah, and yah hari ini masuk sekolah setelah dua minggu liburan.

Laila berjalan di koridor sekolah sambil bersenandung kecil mengikuti lagu yang kini sedang di dengarnya melalui earphonenya itu. Ia menelusuri koridor itu sendirian, meskipun ada beberapa orang yang berlalu-lalang tetapi ia masih merasa sendiri karena sahabat-sahabatnya belum datang.

Saat masuk ke dalam kelasnya ia menaruh tasnya di tempat duduk dan kemudian ia keluar dari dalam kelas, jika saja di kelas ini ada beberapa orang mungkin Laila akan memilih duduk santai di dalam kelas tapi karena ia sendirian jadi ia pun harus keluar entah itu kemana yang penting ada di dalam keramaian.

"Apa gue coba telpon Ling ya? Mager ahh gue kalau sendirian begini!" Laila bermonolog sambil membuka ponselnya dan meletakan di telinganya.

"Nomor yang anda tujuh sedang tidak aktif cobalah hubungi beberapa saat...." Tuttt...tuttt...tuttt.

Beberapa kali Laila mencoba menghubungi Ling tapi hanya suara operator yang di dengar. Laila kesal setengah mati, kemudian ia lansung menuju ke kantin.

"Bu, pesan Pop ice rasa Vanilla satu ya!" Pinta Laila.

"Lah, ini masih pagi neng kok sudah minum yang dingin-dingin sih?" tanya Ibu Yuli penjaga kantin.

"Iya cuman pengen yang dingin-dingin  buat nyegarin kepala Bu,"

"Yaudah, tunggu ibu buatin ya neng." Ucap Ibu Yuli sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah itu ia lansung duduk di tempat duduk yang agak jauh dari pintu masuk kantin. Ia mulai mengecek sosial medianya ya tidak ada notifikasi yang masuk, lalu ia beralih ke WhatsApp story untuk membuat storynya.

Ceklek sekali dua kali ia memotret dirinya sampai ia tidak sadar bahwa di depannya sudah ada pop ice dan juga seseorang yang ia kenal yah siapa lagi kalau bukan sang kakak kelas Daniel.

'mampus gue! Apa dari tadi dia udah ada disini ya? Huaaa malu banget gue pasti dia ngira gue anak alay yang masih pagi begini sudah selfie gaje' pekik Laila dalam hati.

"Kenapa sendirian aja?" tanya Daniel.

"Hah...? maksudnya?" Laila balik bertanya, biarkan jika kalian bilang Laila lemot tapi Laila kurang paham dengan pertanyaan Daniel, karena menurut Laila, ia tidak sendirian malah ada beberapa orang yang mengisih kantin ini misalnya Ibu penjaga kantin, dua siswi yang sedang sarapan di pojok kiri dan beberapa siswa yang sedang bermain hape sama seperti dirinya.

"Maksudnya kenapa sendirian biasanya kan nempel terus sama Ling, Vaniel dan Paul,"

"Ohhh... Nah kalau ngomong panjang gitu kan aku bisa mengerti,... mereka belum datang kak."

"Pop icenya gue buang ya! Soalnya nggak baik pagi-pagi mengkonsumsi yang dingin-dingin," itu bukan nada pertanyaan dari Daniel melainkan sebuah nada mutlak yang tidak perlu dijawab oleh Laila.

Seketika pikiran Laila ngeblank nggak bisa menjawab ia hanya menganggukan kepalanya.

Daniel pun tersenyum melihat tingkah laku Laila yang sangat menggemaskan itu, tingkah yang membuat hatinya dag dig dug tak menentu.

"Woyy... Di cariin di kelas ternyata malah pacaran disini dasar teman laknat Lo pada ya?" Pekik Paul dan lansung gabung bersama Daniel dan Laila.

"Enggak, kita nggak pacaran disini kok," jawab Laila sambil menatap Vaniel yang ikut duduk disana juga, entah kenapa ia merasa ada yang berbeda dengan sikap Vaniel. 'mungkin perasaan gue aja kali ya'

"Iyain aja, toh juga nanti bakalan pacaran, btw gue ke kelas dulu ya," pamit Daniel sambil menoel hidung Laila dengan sedikit senyum yang terukir di bibirnya.

Laila tidak menjawabnya ia hanya tidak perduli terhadap sikap Daniel itu, sejujurnya ia masih bingung tentang jawaban yang harus di berikan kepada Daniel jika nanti Daniel menanyakan kepadanya. Ia berfikir keras untuk mencari jawaban antara ya dan tidak. Jika yang lainnya hanya menjawab asal-asalan saja tapi itu tidak berlaku untuk Laila, ia tidak mau asal-asalan yang nantinya akan merugikan seseorang maka dari itu ia harus berfikir keras untuk jawabannya.

"Oii, ngapain Lo bengong aja? Entar dirasuki setan baru tau rasa Lo!" Ucap Paul sambil menendang kaki Laila.

"Awww, sakit kaki gue oneb! Lo kira kaki gue bola apa makanya main nendang-nendang aja!" Kesal Laila sambil memegang kakinya.

"Jadi cowok Alus dikit napa sih?" Ucap Vaniel sambil menjitak kepala Paul.

"Lah kenapa loh juga ikutan marah sama gue sih? Gue kan nggak salah apa-apa cuman nendang doang kok marah," sewot Paul tidak terima.

"Sudah-sudah, gue tuh lagi mikirin jawaban yang pas buat kak Daniel, kan Lo berdua tau tuh kak Daniel kan kemarin pas di puncak nembak gue, jadi saran Lo berdua apa sih?" Tanya Laila, karena sekarang ia sungguh membutuhkan advice dari sahabat-sahabatnya.

"Terima aja," jawab Paul
"Tolak aja," jawab Vaniel
Jawab keduanya serempak.

"Alasannya?--

Kringg

Bel masuk pun berbunyi, karena hari ini adalah hari Senin jadi akan ada upacara bendera dan beberapa pengarahan dari kepala sekolah. Ketiganya pun berdiri dan langsung menuju ke lapangan outdoor untuk berbaris seperti ritual biasanya di hari Senin.

"Gimana kalau hari ini kita bolos aja yuk!" Usul Paul

"Enggak," jawab Laila dan Vaniel serempak.

"Cieee... Jawabannya serempak apa jangan-jangan kalian itu--"

"Jodoh?" tanya Vaniel menaikkan sebelah alisnya.

"Bukan,... Kaum jomblo" setelah mengatakan itu Paul lansung berlari meninggalkan Vaniel dan Laila yang masih mencerna setiap kata Paul tadi.

"Wahh, dasar teman laknat Lo yah! Mentang-mentang udah punya pacar aja belagu, putus baru tau rasa Lo," teriak Vaniel kesal, enak saja Paul mengatainya jomblo.

Perlu di ketahui Vaniel itu tidak jomblo ia punya orang special yang ada di hatinya. Tidak mengekspose bukan berapi tidak punya hanya saja ia tidak ingin orang lain tau bahwa ia sudah berpacaran, Agar nanti ia bisa mengetahui siapa saja yang menyukai pacarnya tersebut.

"La, kita ke lapangan berdua aja yuk, biar dikira kayak pacaran gitu," ajak Vaniel.

"Itu mah maunya Lo! Yaudah mumpung gue lagi berbaik hati... Kuy lah"

-----------------------------------------------

Sampai segitu dulu kira" ada yang bisa nebak nggak kalau nanti Laila jadian nggak yah sama Daniel?

Terus pacarnya Vaniel yang disembunyikan alias backstreet itu siapa yah?

Aku cuman mau bilang makasih ya udah mau baca cerita ini😊♥️

Salam manis Tonia✨♥️

Aku kamu Dia dan Takdir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang