Selamat membaca💞
"Jika dengan menangis kau akan merasa lega maka menangislah! Tapi ingatlah semua masalah pasti ada solusinya"
Setelah melewati macetnya kota Jakarta di malam hari akhirnya mereka sampai di rumah Laila.
Awalnya mereka berdua berfikir keras bagaimana caranya membangunkan Laila. Tidak ada dari keduanya yang ingin membangunkan Laila karena mereka tau betul bagaimana watak seorang Laila.
Tapi saat Dewi Fortuna sedang memihak pada keduanya.
Laila bangun dengan sendirinya.
Mereka berdua menghela nafas lega.Saat Laila sendang bermimpi indah, sangat indah sehingga ia mengurungkan niatnya untuk bangun.
Tetapi ia tau telinganya tidak bisa diajak kompromi. Ia terus mendengarkan suara orang-orang yang berdebat.Kemudian matanya terbuka pelan-pelan ia mengucek matanya sambil mengumpulkan sisa sisa nyawanya, menoleh ke kanan dan kiri.
"Ahhhhhh," teriak Laila saat menyadari bahwa ini bukan kamarnya melainkan di dalam mobil, ia berasumsi apakah ia diculik? kalau ya bener maka ia harus cari cara untuk kabur.
"Woiiiii, ini bukan hutan, elah hern mimpi apa sih sampe Lo bisa teriakan gitu sih," tukas Paul dari depan sambil memegang telinganya.
Laila mengucek kembali matanya ia tidak berniat untuk membalas ucapan Paul bisa aja kan sosok cowok di depannya ini bukan Paul tapi Paul jadi-jadian.
"Lo kira kita berdua hantu ya, makanya Lo natap kita kayak gitu, dasar aneh," lanjut Paul sambil melemparkan plastik cemilan ke arah Laila.
Vaniel yang melihat itu kemudian menjitak kepala Paul dengan sebelah tangannya karena sebelahnya lagi untuk memegang setir mobil bisa-bisanya dia melemparkan plastik sampah ke arah Laila.
"Oiiii, bisa sopan nggak sih? Mobil gue kotor nih,""Woles Bray" ejek Paul sambil terkekeh.
Setelah nyawanya terkumpul ia baru menyadari bahwa ternyata dia ketiduran di dalam mobil pas mereka mau pulang dari mobil ia melirik jam yang ada di hapenya ternyata masih jam 20:32 malam.
"Kok, kita belom nyampe rumah gue sih? Perasaan dari mall ke rumah gue cuman butuh 45 menit kalau Lo berdua bawa mobilnya nggak lelet kayak siput," ucap Laila bingung.
"Udah nyampe dari tadi keles! Makanya jadi cewek jangan kebo," sarkas Paul.
"Mana... Ehh ia ya, kok gue nggak nyadar sih"
Kemudian Laila mengingat sesuatu "apa? Lo bilang gue kebo, tu mulut mau gue sunat yah!" Ancaman Laila dengan penuh emosi enak saja ia dikatain Kebo.Paul yang mendengarkan ancaman itu kemudian lansung menggelengkan kepalanya takut-takut Laila beneran mau sunat mulutnya.
Sementara Vaniel yang mendengarkan itu hanya menggelengkan kepalanya ada-ada aja tingkah sahabat-sahabatnya itu.
Setelah Laila merasa sudah menang dari Paul pun menjitak kepala Paul, membuka pintu mobil dan lansung berlari kedalam rumahnya.
"Awwww. Laila sakit tau kebo," teriak Paul sambil meringis karena pukulan Laila sangat sakit bisa-bisa ia kena kanker otak.
"Nggak usah lebay deh Lo, gue yakin tuh otak nggak akan kena kanker," goda Vaniel kepada Paul dan melajukan mobilnya menuju rumahnya.
"Iss, sakit tau, emang tuh cewek benar-benar ya, untung sahabat terus gebetan lu kalo nggak gue jemur di tiang listrik deh," kesal Paul.
Sementara Vaniel hanya terkekeh dengan tingkah Paul yang terlihat aneh itu.
Di Dalam kamar Laila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu Dia dan Takdir [HIATUS]
Novela Juvenilcover by @aidda_official _HIATUS_ SELAMAT MEMBACA 💟 so jangan lupa follow akun aku yah :) 🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️ Cerita ini bukan bercerita tentang bad boy bertemu dengan good girl ataupun sebaliknya melainkan cerita ini hanyalah cerita cinta masa SMA...