Selamat membaca 💞
"Menunggu itu membosankan tapi aku tetap menunggu,karena dengan menunggu itu aku bisa melatih kesabaran"
Pagi ini di rumah Laila sudah terparkir dua mobil, satu mobil sport berwarna hitam punya Daniel dan yang satunya lagi mobil Jeep berwarna army punya Paul.
Para pengguna mobil tersebut turun dan langsung memasuki rumah Laila, karena memang pintu rumah tersebut tidak di kunci, Vaniel yang membukakan pintu pun tersenyum senang dan lansung menunggu Laila beserta kedua kakak-kakaknya di ruang tamu.
Bi Asih yang melihat kedatangan mereka pun langsung membuatkan beberapa minuman untuk mereka.
Setelah beberapa menit bi Asih pun membawakan beberapa minuman untuk mereka semua dan tidak lupa beberapa cemilan.
"Makasih ya Bi," ucap Prisca ramah sambil mengambil jus jeruk yang sudah Bi Asih taruh di atas meja.
"Sama-sama non, silakan di minum dan makan, bibi permisi ke dapur dulu," jawab Bi Asih ramah dan langsung meninggalkan ruang tamu.
"Kak, coba lo ke kamar Deven sama Deren suruh cepetan!" suruh Vaniel sambil melirik jam tangannya yang sudah jam 9:30 menit itu.
"Lah, kenapa kok gue?"tanya Daniel yang tidak mau beranjak dari tempat duduknya.
"Kan, lo sahabatan sama mereka, masa gue yang mangilin mereka sih,"
"Elah, yaudah tinggal telpon aja kenapa sih, jaman sudah teknologi canggih begini masih aja ribet kayak gitu, heran deh gue," ucap Paul sambil membuka telponnya untuk menelpon Laila atau kedua kakak-kakaknya Laila.
"Oh, iya yah kenapa gue nggak kepikiran sampe sana ya," tawa Vaniel sambil menepuk jidatnya.
Setelah Paul menelpon Laila, tidak lama baru memutuskan sambungan telponnya Deren dan Deven yang sudah turun sambil membawa satu koper dan dari penampilan mereka sih kayaknya sudah siap.
Deven dan Deren yang baru saja turun dari atas untuk ke ruang tamu, lansung terkejut karena sudah ada manusia-manusia gak punya malu yang duduk disana tanpa malu yang sedang melahap beberapa makanan.
Yah mereka adalah Daniel, Vaniel, Paul, Prisca dan Ling.
"Punya teman kok kayak gitu amat yah?" Lirih Deven saat melihat mereka semua yang sudah duduk santai seperti di rumah mereka sendiri.
Dan Deren hanya terkekeh sambil jalan ke arah mereka semua untuk sekedar berbincang sambil menunggu Laila yang baru saja bangun.
Untung Paul menelponya jika tidak mungkin Laila masih di alam mimpinya.
"Ehh, adik Lo berdua mana?" tanya Daniel lansung to the point karena sudah lama menunggu Laila yang tidak turun bersama kakak-kakaknya.
"Masih mandi tuh anak, lagian dia juga baru bangun, " jawab Deren jujur, dan semuanya lansung melototi Deren, bagaimana bisa Laila baru bangun padahal janjiannya mereka akan ke puncak jam 9 pagi lah ini sudah jam 9:45.
Dan setelah dapat tatapan itu Deren pun mengangkat kedua bahunya tanda ia juga tak tahu kenapa Laila baru bangun jam segitu.
Di dalam kamar Laila, ia tampak santai memilih beberapa jaket yang akan ia bawa ke puncak terdapat dua jaket favoritnya yang berwana hitam big size ada motif bunga mawar merah dan jaket berwarna army polos.
Jika kalian menanyakan apakah Laila sudah mandi atau belum jawabannya sudah dan kini ia tengah mencatok rambutnya berbentuk curly, sambil berfikir untuk memakai jaket yang mana.
Setelah melihat dirinya di depan cermin ia pun langsung bergegas turun dan membawa kopernya untuk segera ke ruang tamu, karena pasti semua teman-temanya sudah bosan menunggu.
Baru saja Laila sampai di ruang tamunya Ling lansung berbicara, "sumpah La, lo lama banget, udah 30 menit kita nunggu disini,"
"Iye, maap teman-teman ku tercinta, gue khilaf semalam gue streaming MV EXO sama BTS," jawab Laila santai tanpa merasa bersalah karena telah membuat mereka nunggu, tapi ia malah senang karena mereka menunggunya.
Laila melihat mereka semua satu persatu, matanya membulat sempurna saat melihat Prisca yang sudah duduk disana, 'kok bisa ini anak ikut juga sih? ngerusak mood gue aja'
Ling yang mengerti akan tatapan Laila hanya mengetik beberapa pesan untuk Laila.
Ntar, gue jelasin! Awalnya gue juga ngelarang dia buat ikut tapi noh si Deven yang ngebet banget buat tuh anak ikut.
Dan Laila hanya mengangguki kepalanya, seolah tidak mau terlalu pusing karena tujuan mereka kan buat refreshing awalnya hanya mereka berempat yaitu Laila, Vaniel, Paul dan Ling yang akan ke puncak tapi karena duo kembar tidak mengijinkan Laila pergi alhasil mereka semua pun ikut atas usul Vaniel.
"Yaudah kita mau berangkat pake dua mobil atau tiga?" tanya Daniel yang melihat mereka sudah siap semuanya.
"Nah total kita semua kan ada delapan orang, gimana kalau kita pakai dua mobil aja?" usul Prisca.
"Nah bener tuh kata Lo! Ehh betewe gue belum tau nama Lo deh?" jawab Deven menyetujui usul dari Prisca tapi ia menyipitkan matanya ketika ia baru sadar ternyata ia belom melihat cewek ini di komplotan adiknya.
"Oh, aku Prisca Notherhey kak, panggil aja Prisca kelas X Ips2," Prisca pun senyum ramah kepada Deven.
"Astaga tuh senyuman manis amat sih, bikin jantung gue bunyi-bunyi kayak dag dig dug deh,"
Prisca hanya senyum tanpa membalas ucapan Deven karena ia tau kalau ia sekarang bukan sendiri lagi karena ada hati yang harus ia jaga, jika ia masih jomblo mungkin ia akan tersenyum girang karena Deven juga tidak kalah ganteng dari Paul.
Ternyata Paul yang mendengarkan gombalan maut dari Deven pun terlihat geram dan ingin memasukan sepatunya kedalam mulut Deven tapi niatnya ia urungkan karena Deven adalah kakak Laila terus seniornya di eskul karate bisa-bisa semua tulangnya patah.
"Jangan aneh-aneh deh kak, Prisca tuh cewek gue!" Ungkap Paul penuh penekanan di kata cewek gue.
Semuanya pun terkekeh atas ucapan Paul tersebut, tapi Prisca yang mendengarkan ucapan Paul itu terkejut bukan main dan berfikir, 'sejak kapan ia dan Paul berpacaran, nembaknya pun tidak pernah?' tapi ia tetap tersenyum senang.
"Yaudah, karena Lo semua pada ribet yang punya pasangan pake satu mobil dan yang jomblo pake satu mobil, titik nggak pake koma," terang Deren sambil mengandeng tangan Ling.
"Lah, bagaimana bisa begitu sih, kan kasihan para kaum jomblo," ucap Deven dramatis sambil menunjuk Laila, Daniel dan Vaniel.
"Ngaca, noh ngaca jomblo juga malah sombong sih, heran gue punya kakak kok nggak tau diri banget sih!" Sindir Laila.
Dan semuanya pun terkekeh melihat wajah Deven. Sekarang semuanya pun menuju ke tempat tadi mereka memarkirkan mobil masing-masing.
Mobil Jeep berwarna army yang punya Paul sekarang dinaiki oleh, Paul ,Prisca yang duduk di bagian depan dan Deren, Ling duduk di bagian belakang.
Lain halnya di dalam mobil sport berwarna hitam milik Daniel, Daniel, Laila duduk di bagian depan dan Deven, Vaniel duduk di bagian belakang.
Dan sekarang dua mobil tersebut meningalkan pekarangan rumah Laila dan langsung menuju ke Puncak yang ada di Bogor.
------------------------------------------------
Thank you for reading my story 😊😘
Maaf untuk para readers tersayang ku yang menunggu cerita ini, seharusnya aku up kemarin sesuai jadwal yang sudah di tentukan tapi karena kemarin aku baru pulang dari mudik, makanya aku nggak sempat buat up.
Anw ada yang sama nggak, datang ke rumah temannya terus tampa permisi lansung masuk ke dalam rumahnya?
Salam manis Tonia 💞✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu Dia dan Takdir [HIATUS]
Ficção Adolescentecover by @aidda_official _HIATUS_ SELAMAT MEMBACA 💟 so jangan lupa follow akun aku yah :) 🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️ Cerita ini bukan bercerita tentang bad boy bertemu dengan good girl ataupun sebaliknya melainkan cerita ini hanyalah cerita cinta masa SMA...