11. Masalalu

99 43 8
                                    

"Semuanya tidak perlu ada alasan, karena yang beralasan pun nantinya akan terbongkar"

-Alvaniel Eligrabav-
.............

"Guys mampir ke rumah Laila yuk!" Ucap Ling.

"Si Vaniel mah pasti ikut, so gue juga ikut, mumpung ada makanan gratis," kekeh Paul.

"cih, Ntar makanan di rumah Laila pada habis kalo Lo yang datang," ucap Vaniel sambil menjitak kepala Paul.

"Yaudah, abis pulang sekolah ke rumah masing-masing dulu pas jam 6 lewat Lo berdua jemput gue dirumah baru kita berangkat bareng yah,"  ucap Ling

"Iya, iya tuan Putri," kekeh Paul.

"Oyah, Vaniel tadi sih Prisca kesini nyariin Lo," ucap Adrian Ketua kelas mereka.

"Ngapain tuh nenek sihir nyiari Lo sih?" tanya Ling sambil menatap Vaniel.

"Mana gue tau," jawab Vaniel sambil mengangkat kedua bahunya.

Setelah itu mereka mengikuti pelajaran Fisika yang enurut mereka sangat membosankan itu untung yang mengajarkan pelajaran itu guru terkiler di Eligrabav Internasional school jika tidak pasti semuanya telah kabur, karena suaranya pak Mahmud itu loh yang terlalu keras hingga semua murid ada yang diam diam pake earphone untuk meringankan kesakitan pada telinga mereka.

Kringgg kringgg.
Tidak ada suara yang paling indah dari suara bel pulang sekolah, itulah yang di katakan semua murid, dan ketika bel itu bersuara, wajah wajah yang tadinya tidak bernyawa, menjadi sangat senang jika mendengarkan suara indah itu.

"Woy jangan lupa ntar jemput gue dirumah gue," teriak Ling dari dalam mobil kepada sahabat sahabatnya itu.

"Anjirrrrr, neng ini bukan hutan, ngapain teriak teriak nggak jelas, mau gantiin pak Mahmud yah Lo," ucap Paul dengan nada mengejeknya.

Setelah itu Ling mengambil kaleng coka cola di dalam mobilnya dan melemparkan kepada kepala Paul, "makan tuh Kalen," ucapnya dan menjulurkan lidahnya. "Jalan pak," ucapnya kepada supirnya itu.

"Arghh, sepupu laknat, kenapa jadi sakit yah," ucap Paul sambil memegang kepalanya.

Dan Vaniel yang menyaksikannya Langsung tertawa terbahak bahak.
"Makanya tuh mulut jangan terlalu pedas, jadinya gini deh"

"Lo tuh yah, sahabatnya sedang sakit nggak bantuin ya," kesal Paul pada Vaniel.

"Yaudah gue duluan, sih Prisca udah nungguin gue tuh" ucap Vaniel dan meningalkan Paul.

Setelah sampai di parkiran Vaniel pun memasuki mobilnya dan Prisca juga ikut masuk.

"Vaniel, gue mau bicara sesuatu sama Lo tentang perasaan gue dan orang itu," ucap Prisca di sela sela perjalanan mereka.

"Kenapa? Siapa?" ucap Vaniel tampa basa basi.

" gue mau ngomong tapi sebelum itu gue mau Lo jawab dulu pertanyaan gue," ucap Prisca.

Seketika Vaniel melirik Prisca dan kembali menatap lurus dan menjawab, "hemm,apa?"

"Gue tau, Lo suka sama Laila, dan gue mau tau alasan Lo suka sama dia," tanya Prisca , 'dan gue juga tau kalau Daniel juga suka sama Laila' ucapnya dalam hati.

Aku kamu Dia dan Takdir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang