12. Cemburu

94 41 3
                                    

Hello guys sebelum membaca vote dulu ya😊💙
Vote itu gratis kok!

Pengennya Up di Rabu karena akhir akhir ini tugas nya numpuk banget tapi mumpung hari ini tugas aku udah kelar lebih awal jadi aku nyempetin buat nulis.

Semoga suka yah!
Selamat membaca🌸

---------------------------------

Setelah deal dengan Daniel tentang yang tadi ia berkata kepada Daniel baca di part 10 yah ia mengerutuki mulutnya karena bisa bisanya ia berkata seperti itu, dan bagaimana kalo permintaan Daniel aneh aneh atau sulit, "argh," Laila menggelengkan kepalanya.

Daniel yang sedang berjalan di depan pun menghentikan langkahnya dan menatap Laila dan berkata, "Lo nggak kesambet sama setan nih rumah kan? Kalo iya kasihan setannya"

"Issh, nggak lah kak, buru check suara siapa sih yang ada di ruang tamu," kesal Laila.

Setelah sampai di ruangan tamu, karena Daniel lebih tinggi maka dari itu Laila tidak melihat ada apa di ruang tamu karena matanya ditutupi tanggan kanannya dan tanggan kiri di gandeng oleh Daniel yang berada di depan.

"Lala, hooh iya kata Lo bener, dan ternyata para hantunya mirip tikus semua," ucap Daniel sembari menahan tawa, dan menatap orang orang yang ada di ruang tamu dengan tatapan sok coolnya.

"Massa kak? beneran deh gue takut sama yang horor horor gitu sumpah deh kak!" Ucap Laila kemudian ia langsung membuka matanya, setelah ia membuka matanya, ia mengerutkan keningnya berfikir sejenak kenapa bisa tamu tamu tak diundang ini bisa berada di sini.

Setelah mendengar suara dari orang yang datang kemudian semuanya menatap ke sumber suara itu, dan mereka semua memasang muka yang tidak bisa di tebak oleh Laila.

"Woyyyy, bengong aje disitu neng!, enak yah nggak sekolah malah jalan -jalan," Teriak Paul.

"Anjay, dikira rumah gue hutan apa makanya teriak!" ucap Laila

"Gue ke Deven sama Deren Dulu ya," ucap Daniel sambil mengacak rambut Laila dan tersenyum kepada Laila.

Dan Laila hanya mengangguki ucapan itu dan langsung bergabung dengan sahabat sahabat kurang waras ya itu.

"Njirr, kak Daniel senyum tadi, oiii Vaniel itu beneran Kakak loh ya? Dari dulu gue satu sekolahan bareng nggak pernah tuh ngelihat dia senyum kayak tadi," ucap Ling berkaca-kaca sambil menatap Laila dan Vaniel bergantian.

"Lebay lo," jawab Laila.

Vaniel yang dari tadi bermain PS dengan Paul pun menjadi gagal fokus dan hasilnya ia kalah di permainan.

"GUE MENANG, traktiran oii" teriak Paul.

Dan Laila lansung menjitak kepala Paul, "tuh mulut sekali lagi teriak, gue jahit," kesal Laila.

"Ahh Papa Vaniel, Paul takut," goda Paul dengan suara yang dibuat nya seperti anak kecil yang sedang ketakutan.

Laila pun mengabaikannya dan bertukar cerita dengan Ling dan saling melepas rindu.

"Tadi itu lo lagi beruntung, lain kali gue yang menang," ucap Vaniel

Paul terkekeh dan menjawab, " Kalah yah kalah aja keles."

"Emang bener lo, lagi beruntung aja," ucap Vaniel dan berdiri,
"Oyah, Laila minta kamar mandinya yah!" lanjutnya kepada Laila.

Laila pun mengerutkan keningnya emang bisa kamar mandi diminta minta? "Minta emang bisa, ngapain."

"Bisa lah, mau numpang parkir motor,"asal Vaniel kemudian melanjutkan kata-katanya, "udah, di sebelah mana kamar mandinya."

"Gak jelas, lurus aja ntar belok kiri, pintunya berwana cokelat itu,"jawab Laila.

Setelah Vaniel ke kamar mandi, Ling dan Paul mulai buka suara.

"Ehh, Laila lo tadi ngedate sama kak Daniel yah?" tanya Ling

"Nggak, kebetulan ketemu di toko ice cream,"jawab Laila.

Dan mereka hanya mengangguki kepalanya.

"Laila lo tadi lihat nggak? Muka sih Vaniel kayak marah atau cemburu gitu," Ucap Ling.

"Hooh, iye bener tuh kata Ling, sampe sampe dia tadi main gamenya nggak bagus sampe kalah , biasanya nih yeh gue tuh nggak pernah menang dari dia," kekeh Paul.

"Emang kenapa harus marah dan cemburu? Marah dan cemburh sama gue atau kak Daniel!" binngung Laila.

"Tanya noh sama orangnya sendiri!" Ucap Paul.

Setelah itu Ling mendorong kepala Laila dengan jari telunjuknya dan berkata, " Lo itu buta, bego atau polos sih?, emang lo nggak pernah nyadar ya kalo sebenarnya tuh Vaniel suka sama lo".

Sementara Laila yang mendengarkan ucapan Ling itu langsung kaget dan kemudian ia tertawa terbahak bahak dan berkata
"Lo, berdua lagi prank yah? Ngaku deh, kalo iya sorry ya pranknya gagal"

Paul dan Ling pun saling menatap dan keduanya berbicara "oh ternyata bego,"

"Iya, emang makanya gue sekolah, tapi sayangnya gue akan tetap bego karena teman-teman gue bego semua,"asal Laila dan terkekeh.

"Lo tuh ya, orang lagi serius juga, tapi beneran Vaniel suka sama lo, kalo nggak percaya Lo bisa cari tau sendiri," ucap Ling.

"Yaudah, entar gue cari tau," suara Paul , cerocos menjawab dan Jawaban itu di dengar oleh Vaniel yang baru saja datang dari Toilet.

"Mo nyari tau apaan, Lo pada?" Selidik Vaniel.

"N-nggak kita cuman mau cari tau apakah di sekolah kita ada hantu," asal Ling.

Dan Laila dan Paul pun mengangukinya huuuf untung Vaniel nggak dengar bisa bisa Paul dan Ling kena dampak ni.

Dan Vaniel juga penasaran tapi rasa itu hilang seketika ia melihat Daniel yang sudah turun dari Kamar Deven dan Deren kayaknya ia mau pulang.

"Guys pulang yuk, udah jam sepuluh nih , entar gue berubah jadi Upik abu deh," ucap Ling mencairkan suasana saling tatap menatapnya itu.

"Emang dongen apa, anak ayam" ucap Paul sambil merangkul Ling.

"Pulang oiiii ,pulang," Teriak Paul kepada Vaniel yang sibuk menatap Laila.

"Yee, monyet gue nggak budeg kok, Laila gue pulang yah," ucap Vaniel.

"Iya Lo pada hati hati di jalan yah" ucap Laila.

-------------------

Sampai disitu dulu ya😊
Jangan lupa Comment yah!
Thankyou

Regrads Tonia💕

Aku kamu Dia dan Takdir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang