Ling berlari ngos-ngosan sampai di kelas, untung sekali ibu guru mereka tidak masuk karena sedang melahirkan.
"Lo kenapa sampe keringatan begitu, kayak abis di kejar setan Lo," ledek Paul.
Ledekan itu membuat semua orang yang sudah ada di kelas itu lansung tertawa melihat Ling.
Ling tidak memperdulikan itu yang harus ia lakukan adalah kasih tau sama Vaniel dan Paul karena dua orang itu yang sangat ia percayai untuk saat ini.
Ling duduk di tempatnya ia mengambil nafas panjang, ia rasa ia sudah punya cukup bukti dan ia juga harus menolong Laila, tapi ia belum melupakan satu fakta bahwa Vaniel adalah adik dari Daniel, bisa jadi kan mereka berdua bersekongkol.
"Woi Maemunah, tadi Lo lari ngos-ngosan lah sekarang malah bengong, lagi disambat setan mana tuh?" Ledek Paul untuk kesekian kalinya.
"Iya nih Lo aneh banget hari ini," sambung Vaniel.
"Engg-"
Ucapan Ling terpotong."Guys, Guys gue mau cerita, Kak Daniel ngajak gue ngedate malam ini, pokonya Lo bertiga harus bantuin gue entar okey," senang Laila saat bergabung dengan ketiganya.
"Cieee yang entar malem ngedate sama doi, dan syukurin buat yang suka mengantungi anak orang," Paul menyindir Vaniel.
"HAHAHAHA kasian amat yang lagi jomblo di geng kita," Ling pun ikut menyindir Vaniel.
"Gue rasa sepatu gue itu kalo di masukin ke mulut Lo berdua bakalan enak kali yah," Vaniel yang merasa tersindir pun melotot tidak terima.
"Hadeuh, punya teman kok gini amat yah!" Laila menghela nafasnya sambil menepuk jidatnya ketika melihat kelakuan teman-temanya yang tidak benar ini.
Akhirnya suara yang paling ditunggu-tunggu telah bersuara, memang suara itu tidak merdu seperti suara Justin Bieber ketika bernyanyi tapi bagi anak sekolahan suara itu adalah suara surga dunia, ya suara itu adalah suara bel bertanda jam pelajaran telah usai.
Kini Laila tengah menunggu Daniel di parkiran untuk pulang bersama.
Laila memainkan ponselnya sembari menunggu Daniel."Udah lama ya?" tanya Daniel sambil memegang rambut Laila.
"Emm, enggak kok, aku baru aja berdiri disini," jawab Laila salting, siapa sih yang enggak salting coba ditatap seperti itu dan di perlakukan so sweet seperti itu oleh Daniel.
"Yah udah aku anterin pulang sekarang biar kamu bisa bersiap-siap untuk entar malam kita ngedate ya sayang,"
Satu kata sayang mampu membuat Laila terbang ke angkasa, emang sih Daniel tidak pernah romantis tapi sikap Daniel itu loh yang membuat Laila sulit untuk berfikir jernih.
Setelah itu Daniel mengandeng tangan Laila sambil membukakan pintu mobil untuk Laila.
Daniel pun masuk kedalam mobil keduanya kini telah meninggalkan area sekolah.Lain halnya dengan Ling yang telah sampai dirumahnya bersama Vaniel dan Paul.
"Guys gue mau cerita, mungkin Lo berdua enggak akan percaya sama gue, dan mungkin Lo berdua akan menganggap gue gila atau apalah tapi gue rasa Lo berdua harus tau ini menganut hidup dan mati seseorang!" Ucap Ling serius.
"Emang Lo rada-rada kurang waras dan perlu di masukin ke Rumah sakit jiwa," ledek Vaniel dan ia pun lansung tertawa.
Kini ia rasa Ling sangat aneh hari ini dimulai dari sekolah tadi dan sekarang ia semakin aneh-aneh malah menyangkut nyawa seseorang lagi.
"Gue serius Vaniel semprul," kesal Ling
"Ihhh lanjutin ceritanya, gue masih pengen denger ini, kayaknya seru deh," Paul seolah berfikir, emang aneh sih bagi Paul tapi ia juga penasaran ada saatnya ia harus serius seperti saat ini jika nanti ceritanya Ling malah ngawur ia berjanji akan menjitak kepala Ling sampai benjolan.
"Oke tapi harus nungguin seseorang dulu, dia yang akan membantu kita nanti, karena kita tidak punya banyak waktu lagi, "
"Emang siapa sih? Buang-buang waktu berharga gue aja sih!" Vaniel mulai kesal, dasar Vaniel tidak sabaran baru saja menunggu beberapa menit tapi ia sudah mengomel tidak jelas.
"Adalah orang yang sangat berharga bagi gue dan juga orang yang enggak pernah Lo berdua duga,"
"Ehh Linglong badak, siapa sih yang mau datang, tapi enggak nongol juga batang hidungnya, ini level kesabaran gue sudah menipis nih, malas ahh gue nunggu lama-lama," ujar Paul panjang lebar, sembari memainkan ponselnya, ia sungguh ingin pulang ke rumahnya dan menelpon sang pujaan hati si Prisca karena ia sangat merindukan Prisca meskipun baru sehari saja belum bertemu tapi ia sudah sangat merindukan sosok itu karena seharian penuh ini ia dan Vaniel terus bersama Ling.
"Hyy maaf gue telat, gue tadi habis ngisih bensin dulu baru bisa kesini," ujar seseorang yang baru saja masuk ke ruang tamu tersebut.
"Loh?"
Ucap Vaniel dan Paul bersamaan dengan nada suara yang agak sedikit tinggi.Kaget itu lah definisi kata yang pas untuk Paul dan Vaniel saat ini, kenapa mereka tidak kaget, yah karena orang yang dari tadi mereka tungguin adalah Azuela cewek yang jutek plus sombongnya minta ampun.
Dan apa-apa ini? Kok bisa begini? Dia ada di sini?"Gue bakalan ngejelasin semuanya satu persatu oke," ucap Ling, seakan mengerti oleh raut wajah dari Vaniel dan Paul.
"Iya Lo memang harus jelasin terus maksudnya Lo nyuruh kita buat nungguin nih cewek apaan?" Tunjuk Paul kepada Azuela sambil mengangkat sebelah alisnya.
Dan Vaniel hanya mengangguk karena ucapan Paul itu cukup dan cukup untuk dimengerti oleh Ling.
"Oke-oke sekarang duduk dulu, Jadi kenalin ini Azuela kakak kembar gue-"
"Loh kok bisa? Gue yang sepupu Lo aja enggak tau?" Potong Paul saat Ling baru saja mulai bercerita.
"Lah apa kabar gue yang cuman teman doang tapi kagak mengerti apa-apa," Vaniel berucap dramatis sambil menepuk kepalanya.
"Ehh dodol tungguin gue belum kelar cerita, sekali lagi Lo berdua motong cerita gue, gue gibeng Lo berdua," kesal Ling emang yang punya teman ko gitu amat yah, untung dia masih waras kalau enggak pusing entar.
Sementara Azuela hanya tertawa melihat keanehan yang terjadi di tiga sahabat ini, ia memang tau kalau Ling bersahabat dengan siapa saja dan ia juga sering memantau Ling dari jauh.
"Oke lanjut nih, Azuela itu adalah kembaran non identik gue, kita pisah karena nyokap mau nikah lagi dan sebenarnya gue juga punya satu kakak lagi tapi sayanya Kak Natlye udah meninggal di bunuh oleh seseorang-"
"Hah? Siapa yang membunuh kakak lo berdua?" terkejut Vaniel, pengakuan tadi cukup membuat Vaniel terkejut ia kira Ling hanya anak semata wayang tapi nyatanya ia memiliki dua saudara dan yang lebih parahnya lagi kakaknya telah meninggal karena dibunuh.
_______________________________
To be continue
Sorry for the Tipis😊🙌
Salam manis Tonia♥️✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu Dia dan Takdir [HIATUS]
Roman pour Adolescentscover by @aidda_official _HIATUS_ SELAMAT MEMBACA 💟 so jangan lupa follow akun aku yah :) 🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️ Cerita ini bukan bercerita tentang bad boy bertemu dengan good girl ataupun sebaliknya melainkan cerita ini hanyalah cerita cinta masa SMA...