40. Pertemuan

12 2 0
                                    

Selamat membaca 💞

"Penyesalan selalu datang di akhir, jika itu muncul di awal maka namanya bukan lagi penyesalan tetapi perjuangan.
Sampai di sini paham?"

Matahari tampak indah bila berwarna jingga seperti, di sebuah bangunan tua tak terurus itu seseorang tengah duduk mengagumi keindahan senja di sore hari sambil menghisap rokoknya perlahan-lahan sambil menunggu sang sahabatnya yang tak kunjung datang.

Dua puluh lima menit berlalu  rokoknya telah habis dan ia berdecak kesal, ia masih belum bisa menghilangkan memory itu dari kepalanya, memory dimana seseorang perempuan yang sangat ia sayangi meninggal di tangganya sendiri.

"Dan, sorry gue telat, tadi nganter Barbara pulang dulu," sapa Arjuna menghampiri Daniel yang sedang menatap kedepan dengan pandangan kosong.

"Iya, nggak apa-apa kok," jawab Daniel tidak menoleh ke arah Arjuna.
"Kenapa Lo ngajak gue kesini lagi?" sambung Daniel, karena ia sangat tau jika mereka berdua kumpul lagi di tempat ini, tempat yang sangat jauh dari jalan raya dan tempat ini juga di tutupi oleh pepohonan, akan ada yang menjadi korban untuk kelima kalinya.

"Lo masih punya hutang perjanjian sama gue, dan gue juga mau Lo segera  menghabisi Laila," ucap Arjuna dengan wajah tampak serius.

"Lah, bukanya sudah empat orang ya, kan perjanjiannya hanya empat orang,  bangsat," kesal Daniel dengan seenaknya menyuruh dirinya.

"Enggak, gue butuh lima orang, setelah ini Lo akan bebas dari perjanjian itu,.... Dan gue kasih Lo tiga hari buat bunuh si Laila," perintah Arjuna sekali lagi, kemudian ia pun meninggalkan Daniel disini tampa menunggu jawaban selanjutnya dari Daniel.

"Arghhh," kesal Daniel setengah mati, andai saja ia tidak terlibat dalam perjanjian itu mungkin sekarang ia tidak akan menjadi seperti ini, menjadi seorang pembunuh, sudah cukup ia menjadi budaknya Arjuna ia tidak mau lagi membunuh tapi apa boleh buat.

Natlye adalah perempuan keempat yang ia bunuh, sebenarnya ia tidak tega membunuh sang kekasih tercintanya tapi demi harga dirinya ia rela membunuh Natlye, Natlye sih cewek polos yang ia ubah menjadi cewek bar bar agar hubungannya tidak di ketahui orang lain, alias backstreet tapi diketahui oleh Arjuna.

Sekarang ia sangat menyesal akan perbuatannya dulu, hingga saat ini ia belum berani menampakan dirinya di hadapan makam Natlye seseorang yang mampu membuat hati Daniel komat-kamit tak tertentu.
Dan hari ini adalah peringatan hari kematiannya yang menjelang satu tahun.

'Oke, tinggal satu orang lagi, semuanya akan beres, setelah ini gue bakalan pindah ke luar negeri,' batin Daniel mantap

****

Ling sedang menujuh rumah ibunya yang berada di daerah C, karena hari ini adalah hari peringatan kematian kakak pertamanya, mereka akan melakukan sembahyang seperti adat orang cina pada umumnya.

Hatinya gelisah, sudah satu tahun kakaknya dibunuh dan sampai saat ini pun ia dan saudari kembarnya belum menemukan siapa pembunuhnya dan ia menaruh curiga pada seseorang.

Setelah sampai ia membayar taksinya dan lansung masuk ke dalam rumah ibunya.

Semua keluarga sudah terkumpul di rumah ini dan ia pun mencari saudari kembarnya itu.

"Oii, Ling kok Lo enggak bilang mau kesini sih? Kan gue bisa jemput Lo, bege," sapa saudari kembarnya itu dan lansung menarik tangan Ling untuk mengikuti langkahnya.

"Hiss, dasar kakak laknat, Lo nggak boleh njemput gue selama kita belum mengetahui siapa pembunuh kakak Lye," ujar Ling sambil mengikuti sang kakak.

Aku kamu Dia dan Takdir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang