19. Procamer

26 2 0
                                    

Selamat membaca🙌💞

"Hoby ku dulu nya bermain hati tapi sekarang berubah menjadi menjaga hati"

Setelah meningalkan area sekolah, awalnya kedunya ingin lansung ke rumah Vaniel tapi Ling berkata bahwa ia ingin ke rumahnya dulu untuk menganti pakaian.

Di sela-sela perjalanan tidak ada suara hanya ada kesunyian, mengapa situasi seperti ini sangat cangung untuk mereka berdua sih biasanya juga baik-baik aja, apakah mungkin karena sudah ada benih-benih cinta makanya suasana yang awalnya rame itu berubah menjadi sunyi.

Tidak ada tanda-tanda bahwa keduanya untuk berbicara mungkin cangung atau mungkin ego dari keduanya terlalu besar hingga bersuara pun sangat sulit untuk dilakukan.

Keheningan itu berlangsung hingga mobil mereka memasuki pekarangan rumah Laila dan Laila pun berkata, "lo, mau nunggu disini atau, ikut masuk ke dalam?"

"Ya, ikut lah, masa gue nungguin pacar di dalam mobil sih kan gak etis! kali aja kamu mau ngajakin nunggu di dalam kamar kamu juga boleh, malah boleh banget," asal Vaniel dengan senyum smriknya, karena ada aja ide-ide brilian yang muncul di kepalanya jika itu berhubungan dengan Laila.

Laila hanya memutar bola matanya dengan malas sambil membuka pintu mobil dan berkata, " pacar apaan, Lo nunggu di ruang tamu kali, tu otak lama-lama minta gue bersihin, mikirnya jorok mulu" padahal mah didalam hati deg degan.

Vaniel pun membuka pintu mobil dan langsung menekori Laila dari belakang layaknya seorang anak ayam mengikuti induknya.

Pintu rumah Laila terbuka dari dalam dan menunjukan perempuan paruh baya yang usianya sudah kepala tiga itu yang tak lain adalah Laura mamanya Laila yang satu minggu ini berada di luar kota.

Kaget dan senang adalah dua rasa yang sedang di rasakan oleh Laila kaget karena mamanya pulang lebih awal dari biasanya karena kalau mamanya ada urusan di luar kota itu biasanya bisa paling cepat ya 3 minggu tapi sekarang hanya butuh satu minggu mamanya sudah pulang dan rasanya ia senang sekali hari ini.

Namun berbeda dengan Vaniel yang merasa biasa-biasa saja tampa ada rasa takut seperti kebanyakan pria yang takut sama camernya eh ralat procamer (proses calon mertua), ia hanya menunjukkan senyum manisnya kepada mamanya Laila.

"Mama udah pulang ya?" tanya Laila sambil mencium pipi sang mama, pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ditanyakan pun jawabannya sudah pasti diketahui oleh orang lain, siapa tau mamanya hanya pulang karena mungkin berkas pentingnya terlupakan, begitulah yang ada di pikirannya.

"Udah adek, kok tumben pulangnya agak lama!" jawab mamanya sambil menyadari bahwa anaknya hari ini pulang bareng seseorang dan orang itu adalah cowok yang tidak dikenalnya.

Ia akui sosok cowok yang ada di depannya ini cukup tampan dan cukup memiliki keberanian untuk singgah disini. Berbagai asumsi muncul di kepalanya siapa anak ini karena mukanya tidak asing entahlah nanti ia akan mencari tau, dan dia melihat dari kaki hingga ujung kepala.

Vaniel yang ditatap begitu kemudian meneguk salivanya, ia tidak akan ambil pusing jika nanti mamanya Laila  memarahinya karena toh dia tidak melakukan apa-apa.

"Eh, ini kenalin namanya Vaniel, teman aku, ma." Ucap Laila memecahkan keheningan yang sempat terjadi beberapa menit itu.

Vaniel pun memberikan senyum manis kepada mamanya Laila.

Kemudian Laura hanya mengangguk paham, dan mempersilahkan mereka masuk, jika dihitung waktu mungkin setengah jam ia sudah membiarkan keduanya berdiri di depan pintu.

Aku kamu Dia dan Takdir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang