Pagi hari yang cerah, ditemani dengan senyum Lucas yang manis pagi ini. Alasan ia tersenyum pagi ini adalah, ia sedang melihat kecantikan Yuqi walaupun dari jauh. Cewek itu sedang memilih beberapa bola basket yang memang disuruh oleh Pak Sehun untuk meletakkannya di dalam kelas agar saat pelajarannya nanti, mereka tidak perlu memutar jauh untuk mengambil bolanya.
Lucas berjalan menghampiri Yuqi dengan perasaan senang serta ekspresi wajahnya yang begitu ceria hari ini. Ia merangkul Yuqi, membuat Yuqi menatap ke sebelah kirinya.
“Ngapain lo?” tanya Yuqi sambil tangannya melepaskan rangkulan Lucas secara perlahan.
Lucas nyengir, “Mau dibantu gak, calon?” tawar Lucas.
Yuqi menggeleng, “Ga usah, gue bisa sendiri.” Balas Yuqi dingin, seperti hari biasanya, selalu dingin kepada Lucas yang terus berusaha menjadi teman Yuqi.
“Yah, gue yang ga bisa liat calon gue kerja gini sendirian,” kata Lucas dan tanpa aba-aba, Lucas mengambil bola basket yang ada di keranjang sekumpulan bola-bola lainnya.
Diam, hanya itu yang bisa Yuqi lakukan, diam dan membiarkan Lucas melakukan kemauannya. Dan ia pun terdiam, setiap mendengar beberapa kalimat Lucas yang sepertinya tidak disaring terlebih dahulu.
Yuqi sekarang berusaha biasa saja, ia benar benar harus bisa mengendalikan pikiran serta hatinya. Yuqi tidak boleh sampai merasakan perasaan itu, ya, perasaan senang setiap kali Lucas mengatakan hal yang menurutnya tidak biasa bagi seseorang yang bahkan belum ia anggap teman.
Lucas dan Yuqi membawa beberapa bola menggunakan sebuah kantong agak panjang, mereka berjalan berdampingan di koridor sekolah yang sudah mulai terang karena beberapa satpam dan pengurus sekolah menyalakan lampu di sekitar koridor.
Sekarang masih benar-benar pagi, sehingga di sekolah ini hanya timbul satu atau dua murid yang Lucas dan Yuqi lihat.
“Kenapa lo mau bantuin gue terus?” akhirnya, pertanyaan itu keluar dari mulut Yuqi, sudah dari hari sebelum-sebelumnya ingin sekali ia tanyakan pada Lucas.
Lucas tampak berpikir sebentar, “Gue mau lo anggap gue sebagai teman sekarang,” jawab Lucas dengan tenang.
Hening sejenak, mereka melangkahkan kaki pelan, berjalan di koridor yang bagian sampingnya terbuka, menampilkan lapangan yang begitu luas yang biasanya digunakan untuk olahraga dan sekarang memberikan angin yang sejuk karena awan tampak mendung.
“Supaya gue ga ngasih tau ke guru? rahasia lo?” tanya Yuqi, penasaran.
Lucas tampak kembali berpikir, “Kalo urusan yang itu, bonusnya,” balas Lucas.
“Bonus?” tanya Yuqi.
Lucas mengangguk, “Iya bonus,” katanya lagi.
“Sebenarnya udah dari pertama gue ketemu lo kayanya, pengen banget temenan sama lo, tapi lo kan tipe orang yang engga menganggap semua teman, dan kalo gue jadi teman lo—”
“Gue pasti seneng banget, dan bangga, temenan sama orang kayak lo.” lanjut Lucas.
Yuqi mengernyit, “Kenapa gitu?” tanya Yuqi lagi.
“Gue suka pemikiran lo, waktu pelajaran debat sebelumnya, terus lo orangnya sebenarnya baik, tapi menurut gue agak sombong aja, tapi kalo diajak baik-baik ya lo pasti juga bakal merespon baik juga.”
“Ya banyak sih alasan gue pengen jadiin lo temen gue, perlu gue sebutin satu-satu nih alasan gue?” tanya Lucas.
Yuqi menggeleng, “Ga usah, kita masuk kelas aja sekarang,” kata Yuqi, mereka kebetulan sekali tiba di depan kelas, dan Yuqi membuka pintu kelas mereka kemudian meletakkan bolanya di samping kursi guru, lebih tepatnya di sebelah lemari kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Without You
Fanfictionberkisah tentang lucas yang pantang menyerah untuk bisa menjadi teman yuqi [nonbaku] start : 5 May 2020 end : 27 June 2020 ©gommoon, 2020