[13]

301 53 9
                                    

Yuqi sudah selesai bercerita sedari tadi, dan sekarang mereka kembali berdiam-diaman setelah Lucas yang terakhir meresponnya. Mereka diam, hanya mendengar suara hujan deras yang begitu menusuk telinga mereka.

“Cas, hp lo bunyi.” Kata Mark, ia kebetulan sedang memainkan ponselnya dan tak sengaja mendengar bunyi dering ponsel milik Lucas.

Lucas beranjak dari kursi Mina, dan saat itu juga Mina masuk ke kelas dan duduk di tempatnya, sementara Lucas, ia sudah kembali duduk di bangkunya tepat di sebelah Mark, ia mengambil ponselnya dan nampak dari depan layar kunci ada sebuah pesan masuk dari Haechan.

Pesan yang berisikan Haechan meminta tolong kepada mereka untuk menjemput mereka dengan payung dan mengatakan lokasi mereka sedang berada di warnet samping sekolah mereka.

“Eh, ini Haechan minta jemput pake payung di warnet sebelah, kejebak hujan sama yang lain katanya.” ucap Lucas memberitahu Mark.

Mark mengangguk, “Ya udah, kita jemput aja, di mobil gue ada dua payung,” kata Mark.

Lucas mengangguk kemudian, “Oke, di mobil gue juga ada dua payung.” Kata Lucas.

Mark dan Lucas pergi setelah mengambil payung dari mobil mereka masing-masing dan sekarang mereka berjalan menuju warnet di sebelah sekolah mereka.

“Mana sih mereka?” tanya Mark.

Lucas mengangkat kedua bahunya, yang berteduh di warnet ini cukup ramai, bahkan orang-orang yang memakai baju kerja serta murid-murid dari sekolah lain. Mata Lucas dan Mark terus mencari keberadaan empat anak yang berseragak sama dengan mereka yang harus mereka jemput.

Mark membuka ponselnya kemudian menelepon Haechan.

“Dimana sih lo?” ucap Mark saat telpon sudah diangkat oleh Haechan.

Setelah beberapa detik, Mark memutus sambungan telpon, “Disuruh masuk ke dalam katanya, mereka susah keluar juga.” Ucap Mark pada Lucas yang sedari tadi masih mencari keberadaan mereka.

Lucas mengangguk setelah mendengar pernyataan dari Mark, kemudian mereka berdua berusaha masuk melewati kerumunan orang yang bahkan sudah menutupi pintu warnet.

Lucas mengedarkan pandangannya ke sekitar dan kemudian melihat batang hidung Jeno, ia sedang duduk di bawah kipas angin bersama dengan Haechan.

“Itu mereka berdua pinter kelewat batas apa gimana sih?” tanya Lucas.

Segera mereka melangkahkan kaki mereka menuju tempat keempat adik adiknya itu berada.

“Mau mati beku lo?” tanya Mark begitu sampai di belakang mereka, mereka menghadap ke dinding duduknya sambil mencoret dinding warnet yang jika ketahuan mereka pasti akan dimarahi.

Jeno dan Haechan menoleh, kemudian berdiri dan mematikan kipas yang menempel pada dinding itu, dan mendengar suara Mark, Jaemin dan Renjun yang sedang memainkan game itu bergerak untuk menghampiri Lucas dan Mark.

“Sebenarnya kalian seneng-seneng aja kan di sini?” tanya Lucas.

Haechan memukul bahu Lucas sambil terkekeh setelahnya, “Tau aja lo,” ucap Haechan.

Jeno mengangguk, “Seneng sih, tapi masih ingat kewajiban sebagai siswa.” Ujar Jeno.

“Tumben,” balas Lucas.

[✓] Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang