Hari ini, Lucas akan bertemu dengan Haknyeon sesuai janji mereka kemarin melalui Naeun. Lucas sudah menunggu di sebuah kedai samping warnet.
Beberapa menit kemudian, Haknyeon datang menghampiri Lucas. Lucas langsung berdiri.
“Duduk aja kali,” ucap Haknyeon terlihat lebih santai, tapi Lucas tidak bisa santai.
“Bu, teh esnya dua ya,” ucap Haknyeon pada ibu yang menjaga kedai.
“Ada apa?” tanya Lucas to the point, sebenarnya itu juga karena Lucas terlalu gugup sehingga ia tidak bisa berlama-lama.
Alih-alih menjawab, Haknyeon mengulurkan tangannya seperti ingin menjabat tangan Lucas. Tapi Lucas diam, alisnya naik sebelah, bingung apa maksud dari uluran tangan Haknyeon ini.
“Kenapa?” tanya Lucas tapi ia tetap menerimanya dan berjabat tangan dengan Haknyeon, agak ragu.
Yang ia bayangkan adalah setelah berjabat tangan dengan Haknyeon, ia akan ditarik dan dibanting seperti pada latihan bela diri mereka dulu. Itu lah yang Lucas bayangkan.
Haknyeon menarik napas terlebih dahulu sebelum berbicara, “Gue minta maaf,” ucap Haknyeon.
Mata Lucas membulat sempurna, terkejut mendengar penuturan dari Haknyeon, “Maksud lo?” tanya Lucas.
Haknyeon menghela, “Masa gue ulang lagi, sih? orang udah susah payah juga ngomongnya, ga denger lo?” tanya Haknyeon.
Lucas nyengir, “Lo beneran minta maaf sama gue?” tanya Lucas.
Haknyeon mengangguk, pasrah.
“Maafin ga sih lo? nanya-nanya aja,” balas Haknyeon.
Kini Lucas memainkan jabatan tangan mereka yang diayunkan naik turun oleh Lucas dengan bersemangat, Lucas tersenyum lebar, “Ya maafin lah!” ucapnya semangat.
Kini Haknyeon yang tersenyum, benar kata Naeun, hatinya terasa lega begitu meminta maaf dengan Lucas. Haknyeon dan Lucas berdiri dan melakukan tos yang dulunya sempat menjadi kebiasaan mereka sesaat sebelum terjadi kejadian yang memutus persahabatan mereka.
Setelah itu mereka kembali duduk dan ibu yang menjaga kedai itu ternyata menunggu mereka selesai baru membawakan minuman untuk mereka.
Dari jauh, Mark dan Naeun sudah melihat keduanya berbaikan, tanpa sadar mereka sama-sama tersenyum, lega, akhirnya masalah antara Lucas dan Haknyeon sudah bisa teratasi dengan baik.
---
Yuqi sekarang sedang berkutat dengan buku kimianya, ia ysng sudah bertekad akan menyelesaikan tugas ini sendirian. Setidaknya, ia harus bisa menyelesaikannya sebelum dua hari ke depan.
Mina sampai di depan kamar Yuqi dan langsung masuk setelah mengetuknya sekitar tiga kali, ia langsung duduk di atas tempat tidur Yuqi, melihat Yuqi yang sekarang sedang duduk di tempatnya belajar seperti biasa.
“Tuh kan, sok bisa kerja sendiri, gini kan jadinya.” Ucap Mina.
“Diem,” balas Yuqi, ia kembali melanjutkan pekerjaannya, ia tidak membayangkan bagaimana jika Lucas yang mengambil tugas ini, ia tau Lucas malas sekali yang namanya membaca.
Mina beranjak dari kasur Yuqi dan berjalan menuju meja belajar Yuqi, “Karna gue teman yang baik, jadi gue bantuin. Sini,” ucap Mina menggeser beberapa materi yang tersisa dan membantu Yuqi.
“Lagian, lo sama Lucas tuh kenapa sih? gue yang bingung tau,” kata Mina.
Jelas saja, Mina harus sekelompok dengan Yuqi dan Lucas tiga kali berturut-turut. Sementara Mark hanya dua kali saja.
Yuqi menggeleng, “Ga kenapa-kenapa, ya kayak biasa kan?” balas Yuqi.
“Engga, ga kayak biasa,” ucap Mina.
“Menurut gue kayak biasa aja,” balas Yuqi.
Mina mengelus punggung Yuqi, “Kalau sedih ya sedih aja, sini peluk dulu lah,” ucap Mina langsung memeluk Yuqi dengan posisi Mina duduk di atas meja, tidak benar benar duduk.
Yuqi menerima saja, sebenarnya bukan ia tidak bisa mengerjakan tugasnya hanya saja pikirannya tak bisa fokus, sebab dari jauh-jauh hari ia sudah begitu khawatir tapi setibanya Lucas di kelas ia malah bersikap seperti itu pada Yuqi, bukan seperti Lucas yang ia kenal. Yuqi memang tidak sepatutnya sedih, karena mereka hanya teman, tapi ia tidak tau, hatinya tetap sedih.
---
“Sekarang gue harus gimana ya?” tanya Lucas.
Sekarang di basecamp D9V2 itu hanya ada dirinya, Mark, Xiaojun, Hendery, Jeno dan Renjun saja.
“Goblok sih,” ucap Xiaojun tanpa sadar.
Lucas menghela napas, pasrah, memang itu kenyataannya.
“Lo terlalu cepat ngambil keputusan.” Kata Mark.
“Mungkin sekarang kak Yuqi lagi sedih banget gara gara lo, lo sih ga mikir dulu.” Ucap Renjun.
“Kenapa? kok lo bisa bilang dia sedih?” tanya Lucas.
“Tuh kan keliatan udah pinternya kelewatan,” timpal Jeno.
“Apaan sih maksud kalian? ga ngerti gua.” Ucap Lucas, jujur, ia tidak mengerti sama sekali.
“Ya menurut lo aja, udah buat Yuqi seneng, terus khawatir pas dia lagi khawatir-khawatirnya lo malah bersikap kayak gitu, mau ngajak ribut lo?” tanya Hendery panjang lebar.
Lucas terdiam, sekarang ia sudah paham.
“Jadi gue harus gimana dong?” tanya Lucas.
“Lo kan banyak sekelompok sama dia, coba ngomong aja waktu kerja kelompok.” Kata Xiaojun.
“Iya, usaha dulu, ntar baru kita bantu,” ucap Jeno.
“Itupun kalo lo udah bener bener ga bisa baru kita bantu,” timpal Mark.
Tring!
Ponsel Mark berbunyi, ada pesan masuk dari group perkumpulan ketua kelompok pelajaran seni. Mereka sedang dalam proses menampilkan drama dan butuh banyak sekali latihan untuk hari-h nanti yang akan ditonton oleh murid-murid seangkatan mereka, bahkan satu angkatan di bawah mereka juga bisa menonton mereka. Semacam sebuah proyek yang mereka lakukan sebelum lulus nanti.
Nantinya mungkin, orang tua dari murid-murid kelas dua belas ini akan datang menonton anak-anaknya yang menampilkan hasil kerja keras mereka di depan banyak penonton dengan alur cerita yang mereka tentukan sendiri serta tema yang diangkat juga sesuai kemauan mereka sendiri, asalkan dramanya tak melebihi dari durasi yang sudah ditentukan agar tidak menghancurkan susunan acara.
“Kenapa?” tanya Lucas saat melihat ekspresi Mark yang agak kaget.
“Katanya besok semua kumpul di sekolah, buat bahas alur cerita, angkatan lain juga gitu, kita bahas per kelas besok, jadi harus ngumpul semua, ga ada yang ga dateng.” Kata Mark.
“Kan besok libur?” balas Hendery.
Mark mengangguk, “Memang, tapi kalo alurnya harus cepet kita tentuin, isi ceritanya juga, latihannya yang baru terserah kelas masing-masing.” Jelas Mark, sesuai dengan apa yang ia baca dari ponselnya.
Jeno dan Renjun diam saja, karena ini urusan proyek kelas dua belas, jadi mereka tidak bisa ikut nimbrung.
Yang Lucas pikirkan bukan soal libur atau kepikiran tentang hal-hal yang menyangkut drama mereka nanti, tapi yang terlintas di pikirannya adalah besok berarti ia akan bertatap muka dengan Yuqi, Lucas masih belum tau ia harus bersikap seperti apa, bagaimana ia harus menatap mata Yuqi dan pembagian peran, Lucas harap ia tidak mendapat bagian peran yang mengharuskannya berinteraksi dengan Yuqi lebih dulu.
Baru membayangkannya saja, sudah terasa canggungnya.
•••
thanks for reading!without you,
©bbylionnmark

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Without You
Fanfictionberkisah tentang lucas yang pantang menyerah untuk bisa menjadi teman yuqi [nonbaku] start : 5 May 2020 end : 27 June 2020 ©gommoon, 2020