Malam yang sejuk, membuat Lucas jadi semakin ingin keluar rumah untuk membeli makanan dan minuman yang terasa hangat. Hari ini, Mark, Jeno, Jaemin, Haechan dan Renjun menginap di rumahnya, hanya mereka yang menginap hari ini.
“Gua mau beli makanan sama minuman di luar, ada yang mau nitip ga?” tanya Lucas, disela-sela mereka menonton film horror dengan lampu ruang keluarga tidak dinyalakan.
“Gua nitip snack deh,” kata Haechan.
“Gua permen jahe,” kata Renjun.
Dan begitu yang lainnya titipannya snack dan makanan yang sedikit hangat.
“Mau bareng gue gak?” tanya Mark, menawarkan.
Lucas menggeleng, “Gua pergi ya!” teriak Lucas mengambil jaketnya, ia juga tidak bisa jika keluar di cuaca dingin tanpa jaketnya, Lucas mudah terkena flu saat suhu dingin.
Lucas memutuskan untuk memakai mobil, ia mengendarai mobil keluar dari garasi dan kemudian melajukan mobilnya keluar dari komplek perumahannya menuju tempat menjual sekoteng di samping mini market dekat rumahnya.
Beberapa menit kemudian, ia sampai dan mulai memesan sekoteng sambil menunggu, ia berbelanja di mini market sebelahnya, cukup banyak snack yang ia beli untuk menghabiskan film horror malam ini.
“Belum selesai juga mba?” tanya Lucas.
“Belum mas, sebentar lagi selesai.” Jawab Mba yang menjual sekoteng.
Lucas mengangguk, ia memilih untuk masuk ke dalam mobilnya karena di luar cuacanya sangat dingin, ditambah lagi, hari sudah malam. Lucas memperhatikan jalanan sekitar sambil menunggu pesanannya tiba.
Beberapa detik kemudian, matanya menangkap seorang perempuan yang sangat dikenalinya bersama dengan perempuan lainnya yang tidak ia kenal.
“Yuqi?” Lucas masih terus memperhatikan untuk memastikan dengan benar itu Yuqi atau bukan.
Dari jauh, Lucas terus memantau Yuqi. Tiga detik kemudian, mata Lucas terbelalak saat melihat kejadian di depannya. Baru saja, Yuqi ditampar oleh perempuan yang Lucas tidak kenal.
“Kok ditampar, sih?” monolog Lucas dengan nada yang tidak tenang, dalam beberapa detik ia berpikir harus membantu Yuqi atau tidak, karena sejujurnya Lucas bukanlah tipe orang yang mencampuri urusan orang lain. Pikirannya berkata untuk tidak mencampuri urusan orang lain.
Tapi, hal itu kalah dengan tangan Lucas yang sudah membuka pintu mobil dan berlari menyebrangi jalanan malam yang sepi, ia berlari menghampiri Yuqi yang sudah menangis.
“Woi!” seru Lucas.
Yuqi mendongakkan kepalanya dan melihat Lucas yang beberapa detik lagi sampai di tempat mereka. Lucas tiba di samping Yuqi dan menarik Yuqi agak ke belakang.
“Lo ngapain?” tanya Lucas, marah.
Perempuan itu, mukanya mulai memerah, malu bercampur marah.
“Lo siapa sih? ikut campur aja!” balas perempuan itu.
Lucas menahan dirinya, karena dia tau, ia tidak boleh kasar terhadap perempuan. Ia menghela napasnya, kini ia menatap Yuqi yang masih menunduk, satu tetes air mata di pipi Yuqi yang baru saja mengalir tertangkap oleh mata Lucas.
“Ayo pulang,” ucap Lucas menarik Yuqi pelan dan menjauhi perempuan itu. Lucas melepas jaketnya dan memasangkan jaket tersebut pada Yuqi.
“Duh, malam ini dingin banget, bisa-bisanya lo keluar ga pake jaket cuma baju kaos aja? ga dingin apa?” tanya Lucas, ia memegang kedua bahu Yuqi seperti sedikit memeluk dari samping untuk menghangatkan Yuqi.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Without You
أدب الهواةberkisah tentang lucas yang pantang menyerah untuk bisa menjadi teman yuqi [nonbaku] start : 5 May 2020 end : 27 June 2020 ©gommoon, 2020