[25]

333 47 8
                                        

double up!
scroll yaa part sebelumnya, makasii♡
.
.
.

Pagi yang cerah, Lucas sudah bisa menghirup udara segar setelah beberapa hari berada di rumah sakit kemarin, ia sekarang sudah berada di sekolahnya, lebih tepatnya lab komputer.

Ia berdiri di koridor lab yang memiliki dinding yang dirangkai hanya setinggi dada saja, dan sisanya bisa menampilkan pemandangan dari sini, bahkan terlihat bangunan lainnya karena lab komputer yang berada di lantai tiga ini.

“Cas,” panggil Yuqi pelan, ia berdiri di sebelah Lucas.

Lucas menoleh, tanpa menjawab, sudah ia tekatkan untuk tidak berbicara dengan Yuqi sebisa mungkin.

Yuqi menghela napas berat, “Ga perlu nyuruh kak Jungwoo kayak gitu kok.” Ucap Yuqi.

Lucas masih menatap Yuqi, lalu kemudian ia kembali menatap depan, “Dia bilang gitu ke lo?” tanya Lucas.

Yuqi menggeleng, “Cuma nebak aja, tapi dari respon lo, berarti emang lo yang nyuruh.” Ucapnya.

Lucas diam, ia tidak tau harus berkata apa lagi, dan diam adalah jalan yang baik. Kemarin Lucas mendapat pesan dari Naeun, besok ia akan bertemu dengan Haknyeon.

Yuqi menghela, ia pasrah, dari sejak kejadian kemarin saat ia tidak diperbolehkan melihat pelakunya, Yuqi sudah merasa ada yang aneh, jadi tidak heran jika ada beberapa hal yang berubah, salah satunya sikap Lucas. Yuqi bisa memahami itu.

“Karna keliatannya lo gapapa, gue pergi,” ucap Yuqi dan langsung masuk kembali ke lab komputer.

Tujuh orang yang sedari tadi mengintip itu menggelengkan kepalanya tak percaya melihat sikap Lucas yang benar benar berubah hanya terhadap Yuqi. Mark, Xiaojun, Hendery, Jaemin, Jeno, Haechan dan Renjun, mereka sedang berada di sebuah lorong pembatas ruangan antara lab komputer dan lab praktikum kimia.

“Itu serius Lucas kayak gitu?” tanya Jeno.

Mark mengangguk, “Dari kemarin aja udah gitu,” balasnya.

“Tapi cuma ke kak Yuqi aja dia kayak gitu? kenapa ya?” tanya Renjun.

Mark diam, sebenarnya ia tau mengapa Lucas seperti itu dan sangat tau bahwa itu bukan kemauannya yang seperti itu, tetapi karena keadaan, Mark bisa menebak bahwa Lucas tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepada Yuqi, mengingat temperamen Haknyeon yang buruk. Setidaknya itu kesimpulan yang dapat Mark ambil saat ini.

Tanpa mengatakan apapun, Mark melangkahkan kakinya menuju tempat Lucas berdiri.

“Eh itu Mark ngapain?” ucap Xiaojun.

“Eh! eh! yah kok disamperin sih?” Hendery terus memperhatikan.

Bro,”

Lucas menoleh, ia menghela napasnya, “Ga bisa gue kayak gini ke Yuqi,” katanya.

Jika dengan Mark, Lucas bisa saja mengatakan semuanya karena Mark satu-satunya yang sangat lama berteman dengannya bahkan saat kelas satu sekolah dasar mereka sudah sekelas dan bertetangga dan baru bertemu Naeun sejak kelas tiga sekolah dasar.

Mark mengangguk, “Tau, akting lo jelek banget tadi,” ucap Mark jujur.

Lucas mengangguk, ia mengakui hal itu padahal sebelumnya Lucas lah yang terus berusaha agar bisa mengobrol dengan Yuqi tapi kali ini dia membuang jauh-jauh keinginannya untuk dekat dengan Yuqi.

“Ga perlu kayak gitu untuk ngelindungin Yuqi cas,” ucap Mark lagi.

“Tapi cuma itu cara yang muncul di otak gue dan udah gue lakukan,” balas Lucas.

Mark mengangguk, “Ya udah lah, muka lo ga usah sedih-sedih gitu, ga ada yang kasian kalo lo kayak gitu,” ucap Mark menepuk pundak Lucas.

Lucas teringat sesuatu dan langsung menoleh pada Mark, “Naeun bilang kalo Haknyeon mau ketemu gue besok.” Kata Lucas.

Mark mengubah ekspresinya menjadi lebih serius lagi, “Serius lo?” tanya Mark.

Lucas mengangguk.

---

Sekarang mereka sudah berada di kelas, mereka duduk secara berkelompok untuk tugas kimia mereka.

Mark, Mina, Yuqi dan Lucas satu kelompok.

“Tugas yang beli barang, Yuqi barengan sama Lucas ya?” ucap Mina tanpa tau keadaan.

Lucas mendongak, lalu menggeleng, “Gue sendiri aja,” balasnya.

Mina mengernyit, bingung, tapi kemudian kembali tegas, “Ga bisa, mana bisa sendiri gitu?” tanya Mina.

“Udah lah, sama gua aja, sekalian main di warnet.” Ucap Mark.

Mina menoleh ke Mark, Mark menatap Mina dengan tatapan yang ingin mengatakan keadaan di antara Lucas dan Yuqi sedang tidak baik-baik, tapi Mina tak mengerti maksudnya, ia memilih untuk diam.

Yuqi menoleh ke Lucas, laki-laki itu benar-benar menghindarinya, membuat hatinya sedikit terasa aneh, baru kemarin ia bersenang-senang menjalani aktivitasnya dengan dihiasi keceriaan dari Lucas, tapi sekarang hal itu sudah menghilang saja.

Yuqi sekarang bisa merasakan, begini rasanya berada di suatu keadaan tanpa adanya Lucas. Biarpun Lucas memang di sini, tapi Yuqi merasa tidak ada Lucas, semacam itulah rasanya. Bahkan tak ada satu senyuman pun yang ia lihat dari Lucas yang biasanya Lucas selalu tersenyum menatap Yuqi disaat bahkan tak ada sesuatu yang membuat Lucas senang tapi ia tetap tersenyum saat bersama Yuqi.

Tapi, tidak ada rasa penyesalan dari Yuqi saat ia menerima Lucas sebagai temannya. Hanya ada rasa penyesalan mengapa waktu itu ia harus pergi meninggalkan Lucas begitu saja, sekarang ia merasa dirinya bahkan tidak bisa membantu Lucas sama sekali. Disaat ia ingin bisa membantu Lucas tapi Lucas sudah berubah begitu cepat, bahkan kesempatan untuk berbicara pun tak Lucas berikan saat ini.

“Oke, lalu yang ini, siapa siapa yang mau kerjain? gue sama Mark udah kerjain soalnya.” Ucap Mina selaku ketua kelompok membagi tugas pada anggota-anggota kelompoknya.

“Gue sendiri aja,” balas Yuqi cepat, Lucas menoleh, tidak menyangka Yuqi akan berkata demikian.

Mina mengerutkan kening, “Yakin lo bisa sendiri? ga minta bantu aja? minimal kerja berdua lah, ini susah loh, Lucas lo bantu gih,” ucap Mina pada Yuqi lalu setelahnya menatap Lucas.

Yuqi menggeleng dan menjawab cepat, “Engga, gue bisa sendiri, ini gue aja yang kerjain sendiri. Bisa kok gue,” ucap Yuqi.

Yuqi tidak ingin membebani Lucas, lebih tepatnya salah satu alasannya juga ia tidak ingin lebih sakit hati lagi mendengar penuturan Lucas, jadi lebih baik ia yang mengatakannya lebih dulu, karena dari awal memang kemauan Lucas seperti ini. Yuqi hanya ikut melanjutkan saja walaupun hatinya tidak baik-baik saja.

Kini, Lucas menatap Yuqi, rasanya ada yang aneh di hatinya, sekarang ia paham bagaimana rasanya menjadi Yuqi tadi saat mendengarnya mengatakan hal-hal seperti itu.

“Aneh deh lo berdua.” Ucap Mina lalu menggelengkan kepalanya, dan mendapat tatapan dari Mark.

Mina nyengir pada Mark. Bisa membayangkan bagaimana bingungnya menjadi Mark dan Mina yang menghadapi dua orang ini? yang tidak tau kenapa ditakdirkan sekelompok, bukan hanya pelajaran kimia, tapi pelajaran biologi yang akan datang nanti yang pembagian kelompoknya baru saja diberikan kepada ketua kelas agar saat pelajaran nanti mereka sudah duduk di kelompok mereka.

※※※

thanks for reading!

without you,
©bbylionnmark.

[✓] Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang