[17]

295 49 12
                                    

Hari sudah semakin menjelang malam, awan pun sudah gelap, semakin susah rasanya jika ia harus meminta tolong, bahkan untuk berbicara sedikit saja rasanya sudah sangat susah.

“Aduh,” ucap Lucas melemah, tubuhnya sama sekali tak bisa ia gerakkan, benar benar sakit.

Shit, udah berapa lama gua disini?” Lucas membuka matanya dan hari semakin gelap, membuat Lucas pun semakin khawatir jika tak ada orang yang menolongnya sekarang ini.

Drap. drap. drap

Suara langkah kaki yang mengarah ke tempat Lucas, membuat Lucas mulai berharap, ia harus bisa membuat penduduk di sini mengetahui keberadaannya sebelum ia tak akan bisa berbuat apa-apa lagi.

“T-tolong!” teriak Lucas sekuat tenaga, hal itu membuat perutnya semakin sakit, ini pasti akibat Haknyeon yang menendang bagian perutnya serta pinggangnya.

Keringat terus bercucuran bersamaan dengan darah serta wajah Lucas yang mulai membiru.

“Tolong,” teriak Lucas lagi, tapi kali ini tenaganya semakin berkurang.

Suara langkah kaki mendekat ke arah Lucas, hati Lucas sedikit lega karena suara langkah kaki tersebut mulai mengarah kepadanya.

“Siapa?” suara perempuan yang berteriak, karena ia tak tau dimana keberadaan orang yang meminta tolong tadi.

“Disini!” teriak Lucas sekuat yang ia bisa, kemudian, suara langkah kaki yang berlari ke arah sini semakin mencolok di telinga Lucas, ia sudah berusaha keras untuk teriak.

Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, setidaknya ia akan ditolong untuk saat ini, begitulah pikiran Lucas. Dan benar saja, seorang perempuan berlari ke arahnya dan berjongkok di depannya.

“Eh? lo gapapa?” tanya perempuan itu, kemudian ia membantu Lucas merubah posisinya menjadi duduk terlebih dahulu.

Lucas mendongak, dan saat itu ia melihat wajah perempuan yang menolongnya saat ini, berpikir sebentar kemudian matanya melotot, “Naeun?!”

Lee Naeun, satu-satunya sahabat perempuan yang Lucas punya, mereka bersahabat sejak SD dan bertemu di SMP hanya saja kini Naeun tak lagi satu sekolah dengan Lucas.

“Lucas?! kok lo bisa gini? kenapa? ayo ayo bangun dulu,” ucap Naeun.

Naeun segera mengambil ponselnya dan menelepon ambulan dari rumah sakit dekat sini, tak butuh waktu lama, ambulan pun datang menuju alamat yang Naeun katakan lewat telepon.

Mereka mengambil tandu dan membaringkan Lucas di sana, kemudian ia dimasukkan ke ambulan menuju rumah sakit. Kondisi Lucas sangat kacau, bahkan saat berbaring Lucas mengeluh tulang punggungnya sangat sakit. Ia terus meringis kesakitan, tenaganya tadi sudah habis ia gunakan agar Naeun melihat keberadaannya.

Beberapa menit kemudian, ambulan sampai di rumah sakit terdekat di daerah sana. Lucas dipindahkan ke brankar pasien dan dibawa masuk ke dalam rumah sakit yang terbilang agak kecil tapi tidak begitu kecil.

---

“Gila sih ini udah malem tapi lucas belom ada kabar juga?!” kali ini Mark benar benar panik. Sahabat terdekatnya itu sampai sekarang belum ditemukan juga oleh mereka.

“Kemana sih?” Johnny terus mondar-mandir, ia khawatir sekali dengan keadaan Lucas dan dimana keberadaan Lucas itu membuatnya terus terusan berpikir.

Doyoung juga khawatir, ia terus mengira-ngira di dalam otaknya kemana kira-kira Lucas pergi.

“Ini sih udah pasti bukan Lucas pergi gitu aja deh.” Kata Taeyong.

[✓] Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang