[27]

405 50 10
                                    

double up! scroll ya
.
.

"Udah ya, ga ada penolakan."

Mark dengan tegas mengucapkan kalimat tersebut, sekarang mereka sedang berada di kelas mereka dengan dipenuhi siswa siswi kelas ini yang memakai baju bebas rapi.

"Lagian ya, cuma kalian aja kok yang cocok peranin bagiannya," ucap Yoojung.

Hyeongseop mengangguk, "Iya betul banget tuh! ga usah nolak gitu lah, demi kelas juga kan? mau dapet nilai tinggi ga sih? kalian berdua," Jelas Hyeongseop.

Yuqi dan Lucas terdiam, sekarang yang harus mereka lakukan adalah menurut pada teman-teman mereka. Mereka baru saja ditunjuk untuk memerankan bagian yang sangat mereka hindari, ada sedikit bubuk romantis dalam adegannya.

Lucas merutuki dirinya sendiri yang kemarin berharap tidak mendapatkan peran yang seperti ini, ia takut mendapat peran seperti ini yang alhasil malah terkabul begitu saja. Sedangkan, Lucas yakini seratus persen mereka masih merasa canggung, bahkan sekarang kalimat maaf belum keluar dari mulutnya, begitu susah.

"Ya udah, gue terima," ucap Yuqi. Pilihan yang tepat, ia harus berpikir secara rasional, ia harus lebih mementingkan pencapaian kelas dari pada perasaan pribadinya. Ia harus mengesampingkan perasaan pribadinya.

Lucas menoleh, menatap Yuqi yang tampak biasa saja, hal itu membuat Lucas jadi semakin bingung harus bersikap bagaimana.

Mark menepuk pundak Lucas, "Udah, ga bisa nolak, terima aja." Katanya.

Mark menepuk tangannya dua kali untuk kembali mengumpulkan perhatian teman sekelasnya, "Oke, sekarang peran udah selesai dibagi, kita tinggal atur jadwal latihan, semangat semuanya!" ucap Mark selaku ketua dari kelompok seni.

---

Sekitar kurang lebih satu bulan berlatih, sampailah mereka pada hari dimana proyek tersebut akan ditampilkan di depan semua penonton.

Suasana di sekolah ini sekarang menjadi sangat sibuk, ada yang terus bolak-balik untuk mengurus semuanya, semuanya sudah berpakaian sesuai tema yang kelas mereka ambil masing-masing, beragam macam tema yang diambil oleh kelas-kelas lain menjadikan acara tahun ini unik.

"Yok semangat, bro!" ucap Mark menepuk pundak Lucas yang sedari tadi gugup.

"Jangan ditenangin, ntar gue makin gugup," ucap Lucas, sebenarnya ia tidak biasa gugup seperti ini, hanya karena adegannya dengan Yuqi lebiu banyak hari ini, ia harus melakukan yang terbaik demi kelasnya.

"Lucas!" seru seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang elegan dan tas berukuran sedang dan di belakangnya ada seorang laki-laki berbadan agak besar dan menampilkan aura berwibawanya.

"Yuqi mana?" tanya mamanya Yuqi saat tiba di hadapan Lucas.

Lucas menggaruk tengkuknya, ia tidak tau Yuqi dimana, "Engga tau tante, kayanya masih sama temennya deh." Ucap Lucas, sopan.

Sementara itu, di ruangan Yuqi bersama dengan teman perempuan lainnya itu, mereka sibuk mengurus riasan wajah mereka.

"Permisi, kenal Lucas ga? tau ga dia dimana?" tanya seorang wanita paruh baya pada Yuqi yang sekarang tidak sibuk mengurus riasan, tapi sedang memainkan ponselnya membalas pesan ibunya.

Yuqi menoleh, "Eh iya tante, kayanya Lucas lagi di luar deh tan," ucap Yuqi.

Pikiran Yuqi saat ini adalah, wanita paruh baya di depannya dengan dress yang terlihat elegan dan wajahnya yang terlihat awet muda itu adalah mamanya Lucas.

"Saya anterin aja tan, kalau tidak keberatan," tawar Yuqi.

Mamanya Lucas mengangguk, "Oh kamu mau nganterin? aduh, makasiu yaaa cantik," ucap mamanya Lucas mencubit pelan pipi Yuqi. Sebelum itu, mamanya Lucas sudah menanyakan nama Yuqi.

[✓] Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang