[01]

744 70 22
                                        

35 menit yang lalu...

“Huft,” Lucas setengah berjongkok, capek.

Ia baru saja berlari dari halte bus yang memang tak jauh dari sekolah tapi tidak juga dekat dengan sekolah. Akhirnya ia sampai di gerbang belakang sekolah.

Sudut bibir Lucas tertarik ke atas. Tersenyum melihat satpam yang kebetulan sedang tertidur, ia lolos lagi kali ini. Lucas berjalan agak menjauh dari satpam dan mulai mengambil kursi yang sudah dipakainya sekitar dua kali untuk menjalankan rencananya ini.

Dugh!

Lucas terjatuh berlutut di rumput yang ada di halaman belakang sekolah, karena sudah biasa, rasanya tidak lagi sakit bagi Lucas. Ia berdiri lalu kemudian membersihkan lututnya yang ditempeli oleh rumput-rumput.

Seperti seorang maling, ia jalan mengendap-endap. Takut membuat satpam sekolahnya terbangun. Setelah agak jauh, Lucas bernapas lega dan kemudian berjalan santai di koridor, untungnya kelasnya yaitu XII-IPA-2 berada di lantai bawah. Jadi ia tidak perlu menghabiskan lebih banyak tenaga untuk menaiki tangga.

“Gue harus chat mereka dulu.” Gumam Lucas.

Ia berhenti di sebuah pojok literasi, dan membuka ponselnya kemudian mengirimkan pesan ke grupnya, bukan grup kelas.

Cowo-cowo ganteng (4)

Lucas : helo teman teman gue sekaliann-!

Mark : paan

Hendery : to the point tolong, lagi belajar.

Xiaojun : masih ada bu Irene, cepetan ngomong.

Mark : kalo kita bertiga kepergok maen hp, orang yang gue golok duluan itu lucas y.

Lucas : eh santai dong teman teman, rileks

Mark : buru gblk, kalo kaga ngomong gua skip bantu.

Lucas : jangan gitu dong bro.

Xiaojun : cpt

Lucas : oke, jadi gini, bantu gue dong, bentar lagi kalian bakal denger bunyi gitu, terus tugas kalian di kelas cuma bantu heboh-hebohin kaya biasa, buat sampe semua keluar kelas, oke?

Mark : y

Lucas : gua suka nih yg kaya gini, ga perlu jelasin panjang lebar, gua tau kalian pinter.

Setelah meminta bantuan teman-temannya, tugas Lucas sekarang adalah menjalankan rencananya seperti sebelumnya yang pernah ia lakukan.

Matanya menatap sebuah tombol merah yang jika ditekan akan membuat alarm untuk seluruh warga sekolah. Seperti alarm yang dibuat jika ada keadaan darurat sekali.

“Habis ini gua tobat.” Kata Lucas bermonolog lalu menekan tombol merah tersebut, dan bunyi alarm darurat pun terdengar sangat keras.

Mark, Xiaojun, dan Hendery yang mendengar lalu membuat kehebohan di kelas.

“Bu darurat bu!” seru Mark berputar-putar panik. Yang lain pun ikutan panik mendengar bel darurat tersebut.

“DUH BU GIMANA NIH?” ucap Hendery dengan nada panik.

Satu kelas sudah panik dan berkeliaran keluar kelas, Lucas yang tak jauh dari kelas pun tersenyum, rencananya berhasil.

Semua warga sekolah keluar dari ruangan, keadaan menjadi sangat kacau dipenuhi oleh siswi yang berteriak, berpikir ada kebakaran karena dimasing-masing kelas ada air yang terpancar melalui bagian atas kelas sebagai jaga-jaga jika ada kebakaran.

“Anak-anak, ayo kita keluar,” kata Bu Irene berbicara pada murid-murid yang masih berada di dalam kelas sebagian. Sebagiannya lagi sudah berpikir untuk menyelamatkan diri.

[✓] Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang