[20]

292 45 15
                                    

ini masih flashback ya
.
.
.

•●•●•

°flashback

Naeun dan Lucas kembali ke kelas setelah membicarakan sebuah topik yang tak boleh didengar oleh orang lain yang nantinya akan sampai ke telinga Haknyeon.

“Anggap gue ga kasi tau apa-apa,” ucap Naeun.

Lucas mengangguk, “Iya, santai aja, makasih.” Balas Lucas. Naeun mengangguk, kemudian Naeun masuk ke kelas lebih dulu.

Beberapa detik kemudian, Lucas pun masuk ke kelas, dan benar saja, setelah diperhatikan rupanya kata Naeun benar, Arin terus memperhatikannya. Lucas memasang wajah dinginnya itu di depan Arin.

Naeun pun melihat arah pandangan Arin. Hal yang perlu diketahui, Naeun mengatakannya pada Lucas agar tidak ada masalah antara Lucas, Arin dan Haknyeon, itu saja. Apalagi yang akan lebih terkena dampaknya adalah Lucas, sahabat Naeun sejak sekolah dasar, bagaimana Naeun bisa mengabaikannya begitu saja? tentu tidak bisa.

Lucas menatap Naeun, seolah mengisyaratkan bahwa ia sudah melihat ekspresi Arin, bagaimana Arin menatapnya bahkan saat di sebelahnya masih ada Haknyeon sekalipun. Jika disuruh memilih, Arin tak akan bisa memilih antara Lucas dan Haknyeon, itu sudah pasti.

“Ke taman aja yuk, mau gak? panas nih di kelas terus.” Ajak Hyunwoo.

Haknyeon mengangguk kemudian merangkul Arin. Lucas, Mark, Naeun, Hyunwoo dan Joochan mengikuti, menuju taman yang kebetulan berada di gedung yang berbeda, ada pada bagian paling atas gedungnya. Bersebelahan dengan rooftop yang baru saja didatangi oleh Naeun dan Lucas.

Beberapa menit melewati jalan untuk sampai di gedung sebelah, mereka mulai menaiki tangga untuk sampai di rooftop yang dijadikan taman oleh guru-guru di sini dan menyuruh beberapa pekerja untuk mengurusnya. Ada CCTV pada bagian atas pintu. tertempel pada dindingnya. Ada beberapa CCTV yang digunakan dan dipasang pada tiga sudut yang bisa melihat semua bagian dari taman itu.

Mencegah adanya pencuri tanaman yang bisa dilakukan oleh para siswa atau siapapun itu. Dan ia juga mencegah apabila murid-murid di sana hendak merusak tanaman atau semacamnya.

Mereka duduk di bangku-bangku yang ada di sana. Mata Mark menatap Arin, curiga. Kemudian Mark yang kebetulan duduk di sebelah Lucas itu berbisik.

“Arin ngeliatin lo terus tuh, hati-hati.” Peringat Mark.

Lucas mengangguk, ia sudah paham ia harus bagaimana. Kini mata Mark menatap Naeun yang sedang memperhatikan gerak-gerik Arin.

“Lu juga sadar?” tanya Mark berbisik pada Naeun.

Naeun berbisik kepada Mark, “Iya, sebelum ke sini dia ada bilang kalo suka Lucas, ingetin Lucas terus buat hati-hati.” Ucap Naeun. Mark sempat kaget, tapi ia mengangguk paham maksud Naeun.

“Haus gak?” tanya Haknyeon kepada Arin yang dari tadi entah Haknyeon memperhatikan Arin tapi tidak tau Arin sedang menatap apa dan berpikir apa.

Arin menoleh mendengar suara Haknyeon, kemudian ia mengangguk, “Iya, haus nih,” ucapnya.

Haknyeon mengangguk, “Aku beliin dulu ya,” ucapnya mengacak rambut Arin lalu beranjak untuk membelikan Arin minuman. Iya, segitu sayangnya Haknyeon ke Arin. Bahkan rela menuruni anak tangga yang lumayan banyak untuk sampai di kantin mereka.

Arin berdiri, hendak menghampiri Lucas tapi Naeun tahan lebih dulu, “Mau ngapain?” tanya Naeun.

Arin menoleh, menatap sahabatnya itu kemudian tersenyum, ia memegang kedua pipi Naeun, “Sahabat yang paling gue sayangg, karna ga mau bantu ya gue coba sendiri dong.” Ucap Arin.

[✓] Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang