BAB 1

1.4K 294 191
                                    

           * Kebahagiaan ku adalah                kebahagiaan kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           * Kebahagiaan ku adalah
                kebahagiaan kalian. *

                                *****

Di sebuah taman, ada dua orang anak kecil. Satu perempuan dan satunya lagi laki-laki. Terlihat, kedua anak kecil itu sangat senang dan tertawa gembira ketika bermain di ayunan tali yang ada yang disana.

"Ala, kamu mau nggak?" tanya anak laki-laki itu dengan cadel kepada Ara yang sedang asik berbicara dengan tanaman bunga. Entah apa yang dia bicarakan.

Mendengar namanya dipanggil lantas Ara langsung menoleh pada Al. Padahal nama anak kecil laki-laki itu bukan Al. Namun, Ara selalu saja memanggilnya Al. Alasannya, karena nama Al hanya ada dua kata, jadi mudah diingat dan simpel.

"Iya, mau banget" jawab Ara. Ia berdiri dari duduknya, melangkah mendekat menghampiri Al. Ara tersenyum malu-malu dan langsung mengambil permen lalipop yang ada ditangan anak laki-laki itu. Sedangkan, Al hanya tersenyum pada Ara.

"Ala," panggil Al lagi.

Ara menoleh menatap Al sambil menjilati permen lalipop yang diberikan oleh Al.

"Kenapa? Mau main lagi? Aku udah capek Al. Maaf, ya." Mereka berdua baru saja berhenti bermain kejar-kejaran.

Al menggeleng cepat. "Gak apa-apa Ala, aku cuma mau ngasih tau kamu. Tapi, jangan sedih ya. Janji dulu."

Ara menganguk. Kedua anak itu langsung saling mengaitkan jari kelingkingnya masing-masing.

"Bentar lagi aku bakal pergi. Kamu jangan sedih ya, aku pasti kembali buat kamu." ucap Al tampak bersedih. Karena ia akan pergi meninggalkan sahabat satu-satunya dan itu membuatnya merasa sangat sedih.

"Jangan pergi" ucap Zahra berteriak. Zahra terbangun dari tidurnya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk. Nafasnya tampak naik turun dengan cepat. Wajahnya sedikit basah, karena keringatan. Zahra mengusap kasar, wajahnya. Ternyata ia hanya mimpi. Tapi, kenapa setiap ia bermimpi selalu saja bersama dengan anak kecil laki-laki itu, pikir Zahra merasa heran.

Tiba-tiba saja, rasa sakit dikepalanya hilang. Mendadak Zahra merasa aneh dengan dirinya. Persetan memikirkan dirinya, Zahra melirik jam dinding yang berada di kamarnya yang sudah menunjukkan pukul setengah dua pagi. Ia mencoba kembali ingin tidur, namun tidak bisa. Matanya tidak bisa tertutup dengan rapat, selalu saja kembali terbuka.

Zahra berdiri lantas mengeluarkan sesuatu dari dalam lemari besar bajunya. Sebuah kotak. Zahra kembali duduk diatas kasurnya. Ia membuka tutup kotak itu dan mengeluarkan isinya. Ada sebuah foto dirinya dan anak kecil laki-laki yang selalu ada dimimpinya. Zahra menatap foto itu. Tapi, kenapa dia tidak kenal dengan anak kecil laki-laki itu. Pertanyaan nya adalah apakah ia hilang ingatan. Zahra tidak ingin memikirkan, jika ia terlalu berpikir keras maka akan membuat kepalanya sakit.

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang