* Bukan hanya fisik ku yang
tersiksa dan terluka. Namun, batin
ku juga tersakiti oleh kalian semua *
*****Zahra terbangun dari tidurnya ketika ada seseorang menggerakkan kasar bahunya. Ia sudah tau pasti bundanya pikirnya. Lantas, Zahra menoleh ke kiri yang membelakangi Vita.
Belum sempat, Zahra melihat wajah ibunya. Tiba-tiba saja Vita langsung menyiram wajahnya dengan air yang sengaja dia bawa.
Byur..
Seketika, Zahra langsung terduduk dan mengusap pelan wajahnya yang basah. Ia menatap takut, ibunya yang sedang marah.
"Jadi anak berguna dikit. Jangan malas-malasan terus. Coba liat udah jam berapa?" omel Vita marah sambil mendorong kuat kepala Zahra.
Zahra hanya diam, kemudian melirik jam yang ada dinding kamarnya yang sudah menunjukkan jam setengah 7, itu artinya ia bangun kesiangan lagi. Ia baru ingat, kalau tadi malam dia lupa menyetel alarmnya. Zahra juga tidak tau kenapa ia sering sekali lupa. Dan, juga karena pengaruh dari obat sialan itu. Tapi, harus bagaimana lagi. Jika, Zahra tidak meminumnya, maka ia tidak akan bisa tidur nyenyak.
"Maaf bunda." lirih Zahra.
"Maaf.. maaf terus, saya udah muak dengerin mulut kamu yang selalu ngucapin kata maaf. Sekarang juga turun kedapur sana buat masak. Apa kamu nggak ingat? Kalau kamu disini cuma bekerja sebagai pembantu" Vita yang emosi langsung menarik rambut panjang Zahra, dan menyeretnya sampai didepan pintu.
"Sakit bunda," rintih Zahra kesakitan. Ia hanya bisa menangis. Jika sudah berhadapan dengan ibunya, Zahra akan menjadi lemah dan tidak punya kekuatan untuk melawan.
Bruk..
Kemudian, Vita mendorong kasar Zahra. Membuat gadis itu tersungkur, jatuh lantai dan kepala Zahra sukses terkena pintu.
"Kalau, besok kamu bangun telat. Bunda akan hukum kamu kayak gini lagi, mau?"
Dengan cepat Zahra menggeleng pelan. "Nggak bunda" Zahra terus menunduk dan menangis.
"Dasar anak nggak berguna kamu" umpat Vita marah. Sebelum pergi, ia menendang kaki Zahra dengan kuat karena merasa belum puas menyakiti anaknya.
Hati Zahra terasa sangat sakit, ketika mendengar ucapan ibunya. Padahal, ia sudah sering mendengarkannya. Namun, tetap saja Zahra kembali merasa sakit. Zahra menyeka kasar air matanya. "Lo nggak boleh lemah begini Zahra." Lirihnya memberikan semangat kepada dirinya sendiri. Namun, Zahra tetaplah Zahra. Gadis yang selalu terlihat kuat dari luar, tapi sebenarnya adalah gadis yang sangat lemah dan rapuh.
Zahra memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Dengan sekuat tenaga Zahra berusaha untuk berdiri lalu melangkah turun kebawah.
Setelah selesai memasak, Zahra langsung membawa masakannya tersebut keruang makan, dan meletakkannya diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [Teenfiction] "Tuhan, aku hanya ingin melihat keluargaku bahagia. Itu saja cukup untuk ku, tidak meminta lebih kok" ~ Zahra. Ini kisah Zahra, yang bernama lengkap Zahra Ananda Wijaya. Ia adalah gadis yang sangat cantik...