BAB 17

231 45 15
                                    

             Kekurangan, membuatku        semakin mengerti bagaimana          cara menikmati hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

             Kekurangan, membuatku
        semakin mengerti bagaimana
         cara menikmati hidup. Yaitu
           dengan selalu bersyukur.

                                 *****

Zahra terus meringis menahan rasa sakit di pinggangnya yang sudah ingin terasa patah. Benar-benar sakit sekali.
Zahra langsung menepis kasar tangan Raka yang ingin membantunya untuk berdiri. Zahra sangat kesal padanya.

"Nggak usah bantu gue, dan gue juga nggak butuh bantuan dari lo," teriak Zahra kesal menatap tajam pada Raka

"Gue emang beneran nggak sengaja tadi tolong maafin gue ya." ucap Raka merasa sangat bersalah.

"Alah, basi banget alasan lo" dengan sisa tenaganya, akhirnya Zahra bisa berdiri tanpa menerima bantuan dari cowok didepannya.

Dengan sigap Raka langsung menahan punggung Zahra yang barusan ingin terjatuh dari belakang. Raka kembali menatap dalam mata Zahra.

"Jangan lagi bilang minta lepasin!" peringat Raka. Kemudian mengangkat tubuh Zahra ala bridal style. Bukan tapi mengangkat tubuh Zahra seperti sedang mengangkat karung beras atau seperti sedang menculik orang. Lalu Raka segera membawa pergi Zahra dari sana.

"Turunin gue bego! Gue bisa jalan sendiri." Zahra terus saja mengumpat kesal karena Raka yang tetap kekeh ingin menggendong dirinya. Bahkan Zahra terus memukul punggung Raka tanpa henti.

"Diem! Lama-lama gue cium juga lo" geram Raka yang sudah ikut kesal dengan Zahra yang terus mengoceh. Ia kembali fokus melihat kesekitarnya untuk memastikan tidak ada orang yang melihat mereka berdua.

Zahra menggigit bibir bawahnya dan mengatup rapat mulutnya. Nyali-nya langsung ciut ketika mendengar kata ancaman dicium saja sudah membuat dirinya takut pada Raka.

Raka bernafas lega ketika berada di koridor sekolah. Ia harus mengurung kembali niatnya untuk menurunkan Zahra ketika melihat pak Bejo yang sedang berjalan kearahnya.

"Ada pak Bejo didepan," ucap Raka memberitahukan. Namun, Zahra tidak mendengar ucapannya.

"Mau kemana kamu nak?" tanya pak Bejo pada muridnya. Guru yang baik hati itu sudah berumur setengah abad dan sedang memperbaiki letak kaca matanya yang menurun kebawah.

Raka balas tersenyum kaku kearah gurunya. Biasanya Raka akan diam saja dan tidak gugup seperti ini. Tentu Raka sangat gugup dan dia takut jika nanti Zahra kena masalah. Pak Bejo bahkan sempat tidak percaya jika didepannya ini beneran anak pemilik sekolah yang tidak pernah ramah itu pikirnya.

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang