BAB 3

566 249 83
                                    

      * Terlahirnya aku kedunia ini,      hanya untuk memenuhi semua       keinginan dan tujuan kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      * Terlahirnya aku kedunia ini,
      hanya untuk memenuhi semua
       keinginan dan tujuan kalian. *
     

                                 *****

Dijam istirahat pertama, Rio langsung keluar dari dalam kelasnya. Ia tidak bisa tenang, jika belum tau keadaan sahabatnya. Berkali-kali dia sudah menelepon Zahra. Namun, tidak ada satupun panggilannya yang diangkat. Bahkan, gadis itu belum membuka pesannya.

Rio menghela nafas, ia sudah berdiri didepan rumahnya Zahra. Ia ingin kembali menelpon Zahra. Namun, kedatangan Bi Inah membuatnya mengurungkan niatnya.

"Ada apa den?" tanya Bi Inah melangkah mendekat pada Rio. Ia sangat mengenal Rio karena cowok itu sangat baik.

"Bi, Zahranya ada nggak?" jawab Rio balik bertanya. Jelas sekali dari nada bicaranya, kalau cowok itu sangat khawatir.

Bi Inah terdiam sebentar. "Zahra udah pergi Den." jawabnya membuat Rio bingung.

"Maksud bibi?"

Bi Inah hanya tersenyum pada Rio, memberikan surat yang dititipkan Zahra pada cowok itu.

"Ini surat dari Zahra" ujarnya. Bi Inah tidak bisa menjelaskannya. Ia harap Rio mengerti semuanya ketika baca surat itu.

Rio langsung menerimanya. Namun, ia hanya diam sebentar menatap surat dari sahabatnya. Kemudian Rio membuka dan membacanya.

Yo, sebelumnya gue minta maaf sama lo. Karena gue pergi nggak ngasih tau lo lebih dulu. Bukannya nggak sempat  Yo. Tapi, gue nggak mau ngasih tau lo langsung itu karena gue takut bikin lo sedih. Lo udah baik banget sama gue, jadi gue nggak mau liat lo sedih. Gue janji, gue nggak akan lupain lo walau gue perginya lama. Gue pasti kangen sama lo. Jaga diri lo baik-baik Yo. Gue pamit, jangan sedih ya!

Eh, hampir aja gue lupa. Lo harus ingat ini baik-baik Yo! 

Hemat dikit ya. Jangan lagi boros.
Hidup lo masih panjang.

Gue sayang sama lo.

Selamat tinggal Yo :)

Rio tersenyum ketika membaca surat dari sahabatnya itu. Namun, Rio tidak bisa menutupi rasa sedihnya. Ia tau, pasti Zahra juga bersedih karena meninggalkannya.

"Bi, kalau boleh tau Zahra perginya  kemana?" tanya Rio penasaran.

"Ke Jakarta den. Tapi, bibi nggak tau alamat rumahnya karena Zahra nggak ada bilang sama bibi." jelas Bi Inah.

"Ponselnya Zahra juga ketinggalan." ujar Bi Inah memberikan ponsel Zahra pada sahabatnya.

Pantas saja, panggilannya tidak diangkat oleh Zahra, pikir Rio.

"Bi, biar aku aja yang simpan ponsel Zahra" Bi Inah hanya mengangguk.

"Makasih banyak bi." ucap Rio dengan tulus.

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang