BAB 7

474 209 52
                                    

  * Aku sangat berharap kalian akan     berbuat baik kepada ku dan juga      menyayangi diri ku seperti anak   pada umumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  * Aku sangat berharap kalian akan
     berbuat baik kepada ku dan juga
     menyayangi diri ku seperti anak
  pada umumnya. Walau sebenarnya
    itu sangat mustahil untuk terjadi. *

                                *****

Selesai bersiap dengan mengenakan seragam sekolahnya. Zahra langsung turun kedapur untuk memasak buat sarapan pagi keluarganya.

Zahra mempersiapkan lebih dulu bahan-bahan yang digunakan untuk memasak nasi goreng. Setelah itu, ia langsung memasak nasinya terlebih dahulu, baru menuangkan sedikit tomat kedalam wajan. Senyum Zahra merekah ketika mencium aroma enak dari masakannya. Ia sangat berharap ayahnya akan menyukai masakannya yang ia buat dengan sepenuh hati.

Bugh..

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk kuat pundaknya mampu membuat Zahra meringis kesakitan. Zahra langsung menoleh kebelakang dan dilihatnya Kinar menatapnya sangat tajam.

"Ambilin gue air minum, gue haus." titah Kinar. Padahal Kinar masih bisa mengambil sendiri.

Zahra mengangguk dengan cepat. Ia mengecilkan api kompor dan pergi untuk mengambil air minum. Zahra selalu saja menuruti ucapan yang selalu keluar dari mulut kakaknya. Bahkan, ia tidak pernah berani untuk membantah ucapan kakaknya, karena Zahra sangat menyayangi Kinar dan juga keluarganya. Namun, ia masih saja dibenci dan disalahkan.

Kinar menoleh kebelakang sebentar untuk memastikan kalau Zahra tidak melihatnya. Segera Kinar mengambil sendok dan garam lalu Kinar dengan sengaja menuangkannya kedalam wajan yang berisi masakan Zahra.

Kinar tersenyum senang setelah berhasil mengerjai Zahra. Lihat saja Zahra pasti dapat masalah, pikirnya.
Kinar langsung sedikit menjauh ketika melihat Zahra mendekat.

Zahra menyodorkan gelas yang berisi air penuh pada Kakaknya, sambil tersenyum. "Nih, kak." ucapnya.

"Lambat, gue udah nggak haus. Lo aja yang minum." ucap Kinar marah. Ia langsung menoel bahu Zahra lalu pergi tanpa rasa bersalah.

Zahra hampir saja terjatuh, jika tidak bisa menahan kuat dirinya. Air yang tadi dipegang Zahra juga sudah keluar dari dalam gelasnya. Untung sekali tidak membuat seragamnya basah.

Zahra menghela nafas pelan dan meletakan kembali gelas kaca diatas meja dapur. Ia kembali mengaduk nasi ketika melihat asap mengepul keatas. Bahkan, Zahra tidak menaruh rasa curiga sedikitpun pada sikap kakaknya.

Setelah selesai masak, Zahra langsung membawa masakannya menuju meja makan dan meletakkannya dimeja. Ia menyendokan nasi goreng kedalam piring dan memberikannya kepada ayah, bunda dan juga kakaknya yang sudah duduk siap dibangku. Siapapun yang melihat Zahra pasti menganggap dirinya pembantu. Ia tidak masalah dengan hal itu, yang penting Zahra ingin bisa melihat keluarganya merasa bahagia.

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang