BAB 21

216 26 10
                                    

         Jangan terlalu berharap pada          orang lain! Karena ekspetasi             tidak semanis realitanya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

         Jangan terlalu berharap pada
         orang lain! Karena ekspetasi
            tidak semanis realitanya!

                                 *****

Kinar dan kedua temannya baru saja tiba di ruangan bk. Ia menatap tajam kearah Lila yang tersenyum bahagia melihatnya tidak bisa berkutik. Bella dan Desti hanya diam karena takut melihat tatapan mata dari gurunya.

Ibu Heni tidak menyangka jika ketiga muridnya itu tega membully Zahra.
"Liat ini! Siapa yang mendidik kalian jadi tukang bully hah? Emang kalian pikir, kalian itu siapa bisa seenaknya menindas orang lain." ucap Bu Heni marah dan memperlihatkan video singkat Kinar yang bertepuk tangan memanggil murid lainnya untuk melempari sampah pada Zahra.

Kinar dan kedua temannya terkejut melihat video itu. Darimana gurunya bisa mendapatkannya pikir mereka. Kinar menoleh kesamping, melihat Lila menyunggingkan senyumnya.

"Lo ternyata" ucap Kinar dalam hati.

"Ibu saya berani sumpah, kalau itu bukan saya yang nyuruh mereka Bu! Saya beneran nggak ada niat jahat sama Zahra. Video ini pasti salah." ucap Kinar berusaha meyakinkan gurunya. Dia berbohong!.

"Udah benar itu kamu, masih aja kamu ngelak! kamu pikir ibu ini bodo bisa dibohongi sama kamu!" Bu Heni tiba-tiba memukul meja membuat mereka semua terkejut bukan main.

"Dan kalian berdua pasti juga ikutkan sama Kinar?"tanya bu heni menunjuk Bella dan Desti yang sudah mematung saking takutnya.

"Bu saya benar-benar minta maaf. Saya janji nggak akan mengganggu Zahra lagi!" ucap Desti memohon.
Dia tidak ingin dikeluarkan dari sekolahan ini. Lebih baik menyerah dan meminta maaf pikirnya.

"Iya Bu saya juga minta maaf." ucap Bella mengikuti temannya. Dia noleh menatap Kinar mengisyaratkannya untuk segera meminta maaf sebelum gurunya bertambah marah.

"Saya minta maaf Bu. Saya mengaku salah. Tolong maafin kesalahan saya Saja janji nggak akan mengulanginya lagi Bu." ucap Kinar sangat terpaksa.

"Baik. Saya akan maafin kalian. Tapi, kalian semua tetap di hukum. Jangan lupa, kalian semua harus meminta maaf juga sama Zahra. Mengerti?" jelas Bu Heni. Ketiga muridnya hanya mengangguk mengiyakan.

"Hukuman kalian adalah bersihkan  toilet selama tiga hari. Nggak boleh nolak!" beritahu Bu Heni.

"What? Nggak ada hukuman lain apa Bu? Misalnya bersihin kelas atau..." ucap Kinar memprotes. Dengan cepat, mulutnya dibekap oleh Bella.

"Kalau kamu nggak setuju dengan hukuman yang ibu berikan, kalian bertiga nggak usah lagi masuk mata perlajaran ibu." Bu Heni bersedekap dada memandangi ketiga muridnya.

"Nggak gitu maksudnya Bu, kita semua setuju dan nggak keberatan kok bu. Iyakan Kinar?" ucap Desti cepat dengan gugup. Ia mengedipkan sebelah matanya, dan Kinar terpaksa mengangguk setuju.

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang