BAB 13

302 96 15
                                    

            Dia terlihat dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Dia terlihat dekat. Namun,
           sangat sulit untuk ku gapai.

                                  *****

Sore ini, sebuah keluarga merasakan senang dan bahagia bisa berkumpul bersama diruang keluarga. Ditambah lagi ada gadis cantik barusan menjadi anggota baru keluarga mereka. Gadis itu adalah Zahra yang masih berada dirumah kakaknya.

Devano berhasil menenangkan Sarah dan membawanya kembali ke-ruang keluarga. Disana ada Vino dan sang ayah yang sedang asik bermain game online diponselnya. Sedangkan Zahra hanya duduk diam sambil tertawa melihat kelucuan keluarga Vino.

"Yuhuuu.. yey.. papa menang," teriak Devano senang, memenangkan game dan mengalahkan anaknya. Bahkan, menghentakkan kakinya berkali-kali dan mengangkat tangannya keatas.

"Ma, papa hebat-kan?" tanya Devano menaik-turunkan alisnya menggoda istrinya. Sarah hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

"Baru satu kali udah banyak gaya," cibir Vino kesal pada ayahnya.

"Terserah papa dong. Gaya-gaya papa, kenapa kamu yang sewot?. Iri bilang bos! Ahayyy.."

"Iri? nggaklah. Aku aja udah menang tujuh kali nggak banyak gaya kayak papa?" Vino melempar tatapan sinis kearah ayahnya.

"Alah, bilang aja kamu iri sama papa. Nggak usah gengsi napa? Vin, jangan ngode papa buat nyolok mata kamu." tegur Devano membuat Vino langsung mengalihkan pandangannya.

Semua orang beralih menatap Zahra yang tidak berhenti tertawa daritadi. Merasa diperhatikan, Zahra langsung berhenti tertawa dengan gugup Zahra bertanya.

"Kenapa diam pa?"

Devano saling menatap dengan Vino sebentar. Detik selanjutnya, mereka tertawa terbahak-bahak hanya untuk mengerjai Zahra. Tapi, sayang gagal. Bukannya merasa bingung, Zahra malah kembali tertawa.

"Kok diam lagi sih?" Zahra kembali bersuara ketika melihat semuanya terdiam masih menatap kearahnya.

Vino beranjak dan duduk disebelah Zahra dan mencubit pelan kedua pipi chubby Zahra saking gemasnya pada adiknya. Zahra selalu membuatnya merasa gemas.

"Gemesin banget sih jadi adek gue." ucap Vino kembali menguyel-nguyel pipi adiknya.

"Aduh, sakit kak. Pa, ma liat kak Vino" ucapnya mengadu sambil merengek pada kedua orangtuanya.

"Vin, udah. Adek kamu, kesakitan" tegur Sarah baik-baik. Dia memeluk Zahra sambil mengusap kepalanya dengan sayang. Entahlah Sarah sudah menyayangi Zahra walaupun baru bertemu hari ini. Bahkan menyayangi Zahra sama seperti menyayangi Vino.

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang