Biasanya rumah adalah
tempat untuk pulang. Tapi,
bagiku rumah sama seperti
neraka!*****
Beberapa menit yang lalu, Zahra sudah tiba didepan pintu gerbang rumahnya. Ia berlari masuk kedalam rumah dan langsung menuju kamar. Bahkan, dia sampai melupakan Raka dan meninggalkan laki-laki itu yang masih stay duduk diatas motornya. Saking terburu-buru nya dia tidak sempat mengucapkan terima kasih pada Raka yang mengantarkannya pulang. Tadi setelah mengetahui kalo foto anak kecil itu adalah Aldi Zahra langsung meminta untuk pulang.
"Untung sayang." ucap Raka gemas melihat Zahra berlari terburu-buru. Raka memutar arah balik motornya melaju pergi meninggalkan rumah Zahra.
"Zahra! Dasar anak tidak tau sopan santun" teriak Vita melihat anaknya menaiki tangga. Bahkan, Zahra tidak memperdulikan teriakan dari ibunya. Biasanya Zahra selalu mengucapkan salam lebih dahulu tapi kali ini tidak karena pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan. Ia harus segera mencari tau kebenarannya pikirnya.
Didalam kamar, Zahra langsung membuka lemari kaca besar miliknya mengambil sebuah kotak dimana ada sebuah foto dirinya waktu kecil dan seorang anak laki-laki. Tunggu sekilas anak kecil laki-laki itu memang mirip dengan foto Aldi masih kecil yang Zahra lihat waktu dirumah Raka tadi. Tapi, ada yang berbeda disini bola mata sahabatnya berwarna coklat, sedangkan foto Aldi tadi berwarna hitam pekat. Apakah karena cahaya kamera? Atau mungkin saja hanya kebetulan, karena di dunia ini banyak wajah orang yang sama bahkan bak pinang dibelah dua Pikirnya.
Zahra menggeleng cepat, dia tidak ingin terlalu berpikir keras karena itu hanya membuat kepalanya terasa sakit. Tidak mungkin juga Aldi adalah sahabatnya waktu kecil. Jika iya sudah pasti Aldi mengingat dirinya. Aldi tidak mungkin sahabatnya! dan Zahra harus melupakannya.
Zahra meraih kalung berliontin bulan yang sangat cantik. Dia benar-benar tidak tau jika ada kalung didalamnya. Zahra merasa senang dan langsung memasangnya dilehernya. Dia yakin ini adalah pemberian dari sahabatnya itu pikirnya. Benar, tapi sayangnya Zahra tidak mengingatnya.
"Di manapun lo berada gue harap lo akan selalu baik-baik aja. Gue kangen sama lo, semoga kita cepat bertemu." ucap Zahra tersenyum memandangi foto tersebut. Zahra memasukkan kembali kotak tersebut ke tempatnya yang semula.
Tiba-tiba pintu dibuka oleh seseorang dari luar, memperlihatkan kakaknya yang berdiri didepan pintu. Kinar tersenyum kearah Zahra membuat Zahra sedikit merasa heran.
"Zahra, tolong setrika baju gue. Nanti malam mau gue pake. Ouh ya bajunya ada diatas kasur gue, ambil aja" ucap Kinar lalu kembali menutup pintu. Di luar dia tersenyum licik. Rencananya harus berhasil pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [Teenfiction] "Tuhan, aku hanya ingin melihat keluargaku bahagia. Itu saja cukup untuk ku, tidak meminta lebih kok" ~ Zahra. Ini kisah Zahra, yang bernama lengkap Zahra Ananda Wijaya. Ia adalah gadis yang sangat cantik...