BAB 6

477 217 45
                                    

              * Mencintai mu menjadi              sedikit kebahagiaan ku *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              * Mencintai mu menjadi
              sedikit kebahagiaan ku *

                                *****

Bel istirahat yang pertama baru saja berbunyi dengan sangat nyaring. Saat ini Zahra dan Lila melangkah menuju kantin untuk makan. Ketika berjalan dikoridor sekolah, semua orang selalu saja menatap tidak suka padanya.

Lila menggenggam lengan Zahra kuat, menatap sahabatnya itu yang sudah pasti memikirkan ucapan orang lain, pikirnya merasa cemas.

"Jangan terlalu dipikirin, anggap aja angin lalu," ujarnya memperingatkan sahabatnya.

Zahra hanya mengangguk sambil tersenyum pada Lila. "Iya, yang ada menuhin otak gue aja." sahutnya.

Setiba dikantin, Lila pergi lagi untuk memesan bakso ibu suti. Sedangkan Zahra mencari tempat duduk untuk mereka berdua. Zahra kebingungan karena meja kantin sudah dipenuhi oleh murid lainnya. Semua orang menatap aneh padanya, Zahra hanya bisa menghembuskan nafas kasar dan berusaha bersikap tidak peduli. Toh, dia juga tidak minta makan dengan mereka, pikir Zahra.

"Zahra, duduk sama kita aja." ajak Vino yang berdiri didepannya. Vino sudah tau, jika Zahra sedang mencari tempat duduk.

"Tapi kak," ucapnya, ketika tidak sengaja melihat tatapan dingin Raka.

"Nggak papa. Lo takut sama siapa sih?" melihat Zahra tidak menjawab Vino kembali bersuara, "Nggak usah takut, gue selalu ada buat lindungi lo." ucapnya lalu melirik pada meja Kinar yang memperhatikan Zahra. Disana ada Bella dan juga satu temannya.

"Ayo," Vino merangkul pundak Zahra dengan tenang. Zahrapun sama sekali tidak menolaknya. Entah mengapa ia selalu merasa aman berada didekat Vino. Zahra juga tidak tau kenapa.

Zahra duduk tepat dihadapan Raka. Sebenarnya dia tidak ingin satu meja dengan Raka, karena ia masih kesal dengan kejadian tadi pagi. Apalagi ketika Zahra teringat dengan ucapan Raka yang mengatakan dia cewek rendahan. Hmm, ingin sekali rasanya Zahra menonjok wajah Raka sampai babak belur sekarang, pikirnya.

Ia langsung mengalihkan pandangan ketika melihat Raka membuang muka Zahra menatap Lila yang sedang jalan menghampirinya dengan membawa nampan yang berisi pesanan mereka.

"Nih, gue pesenin lo bakso. Loh, kok ngelamun sih Ra?" tanya Lila sembari meletakkan mangkok baksonya serta minuman didepan Zahra membuat Zahra langsung sadar.

"Kenapa? Kepala lo masih sakit lagi?" tanya Lila lagi dengan nada khawatir. Tadi, Zahra bercerita padanya, jika kepalanya terasa sakit lagi.

Tentu saja, Vino langsung khawatir mendengarnya. Ia menatap lekat Zahra yang hanya terdiam diri.

"Hah, Zahra sakit apa?" tanyanya sedikit terkejut.

Vino benar-benar khawatir dengan Zahra. Dan, dia juga tidak tau kenapa dia bisa sekhawatir itu dengan orang yang baru saja dikenalnya. Ia merasa jika Zahra bukan orang asing baginya.

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang