BAB 27

120 13 11
                                    

           Jangan takut hidup sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


           Jangan takut hidup sendiri.
         Ingat, bulan lebih terang dari
       banyaknya bintang yang berada
                     di sekeliling-nya.

                                *****

Sedari tadi Lila terus mondar-mandir diparkiran sekolah yang sudah sangat sepi. Perasaannya benar-benar tidak tenang setelah tau Zahra hilang. Aldi sudah pergi beberapa menit yang lalu untuk mencari Zahra dan meminta Lila untuk tetap berada disana untuk berjaga-jaga jika Zahra akan kembali.
Lila mengigit kuku tangannya karena benar-benar merasa takut jika terjadi sesuatu pada sahabatnya. Lila sangat mengkhawatirkan Zahra.

Lila juga sudah menelpon Raka dkk untuk memberitahukan kalau Zahra telah hilang. Tidak mungkin dia akan menyembunyikan. Apalagi Lila sudah berjanji pada Raka jika dirinya akan selalu memberitahukan tentang Zahra apapun yang terjadi.

"Aduh lo kemana sih Ra?" ucap Lila sambil memegang dahinya karena tidak bisa tenang. Lila terus berdoa semoga sahabatnya dalam keadaan baik-baik saja.

Lila berhenti, matanya tertuju pada tiga motor sport yang barusan masuk kedalam area parkiran sekolah. Lila sudah tau, jika mereka adalah Raka dan kedua sahabatnya.

"Gimana cerita sih Li? adek gue bisa hilang?." tanya Vino dengan wajah yang sangat serius.

Lila menunjuk tempat duduk yang ada disana dengan tangan yang jelas gemetar saking khawatirnya. Dia juga takut jika Vino akan marah padanya.

"Vin, tadi Zahra nunggu gue disini. Tapi, pas gue balik sama Aldi kesini, dia udah nggak ada. Gue nggak tau dia pergi kemana? Zahra nggak ada bilang sama gue. Udah gue telpon berkali-kali, tapi nggak ada yang dia angkat. Gue takut banget, Vin. Gue takut Zahra kenapa-napa." jelas Lila.

"Dan, gue takut kalau Zahra di culik orang lain karena dia cantik." lanjut Lila lagi. Raka dkk menatap lekat kearahnya dan mendengarkannya dengan baik.

"Percuma lo jadi sahabat, nggak berguna." cibir Riza menatap sinis pada Lila. Dia langsung melangkah pergi untuk mencari Zahra.

Lila hanya diam mendengarnya. Dia tidak peduli dengan ucapan Riza yang barusan yang tidak penting daripada Zahra. Lila hanya terus memikirkan bagaimana caranya dia menemukan sahabat satu-satunya yang paling dia sayang dan berharga untuknya.

"Raka, gue mohon sama lo, tolong banget lo harus bisa temukan Zahra." ucap Lila sambil mengatupkan kedua tangannya, memohon pada Raka.

"Lo tenang, gue pasti temukan Zahra" balas Raka sambil memegang pundak Lila untuk menenangkannya. Dia tau jika Lila sangat khawatir pada Zahra.

"Kita harus pencar, gue pergi ke taman belakang sekolah." ucap Raka memberi saran. Vino langsung balas mengangguk. Detik selanjutnya Raka langsung pergi lebih dulu.

"Vin, kerumah Zahra udah?" tanya Lila memberanikan dirinya. Melihat wajah Vino yang sangat serius seperti itu, membuat dirinya harus bertanya dengan hati-hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang