61.[PART 61], peka dan perhatian

957 78 51
                                    

Happy Reading
Kalo ada yang typo bilang ya!

*******

"Kurang ajar!"

"Berani-berani nya dia rebut Marsel dari gue!"

Zahra menjatuhkan benda apa saja dari atas meja yang berada di kamarnya,"aarrggghhh"

Zahra pun menangis menunduk lemas,"pokoknya gue ga bakal nyerah buat dapetin Marsel. Gue harus nyuruh bahawahan gue supaya habisi tu bocah kurang ajar!". Zahra pun segera meraih ponsel yang berada di ranjangnya.

Tapi sebelum itu, Zahra mendapatkan asap yang berkebul di arah korden jendelanya dan sudah lumayan membesar. Dan merembet pada kain-kain yang di sekitarnya. Zahra teringat saat dia tadi mengacak-acak barangnya ia melihat lilin yang masih menyala dan tanpa di sadari Zahra.

"Uhuk uhuk! Tolongg" ujar Zahra yang terjebak di dalam kamarnya dengan asap yang sudah menebal.

"Tolonggg"

"Siapapun itu tolongin guee!!"

Disisi lain Marsel dan Eca baru saja ingin menuju ke pemakaman Maria. "Jangan lupa ya nanti"

"Iya bawel"

Eca yang baru tersadar dengan arah jalannya pun berprotes,"kok malah lewat sini si?! Kan lewat jalan yang cepet juga bisa"

Marsel terkekeh,"biar bisa lama-lama sama kamuu"

"Ya tapi ga gini jugaa, bisa menghabiskan waktu 2 kali lipatnya kalo lewat sinii! Ish kesel deh"

Marsel mengacak rambut Eca,"iya sayang maaf, janji deh gabakal kek gini lagi"

Eca pun memilih tak memperdulikan dan mencueki Marsel. Tetapi seketika kemarahan kecil itu pun lebur saat Eca melihat orang-orang yang berlalu lalang membawa ember berisikan air.

"Sel, berhenti. Kamu liat deh di depan, itu kan rumahnya ka Zahra, kita bantuin padamin api yuk sel" ujarnya dengan wajah panik,

"Ga" balas Marsel singkat,

"Kamu gaboleh dendam terus kek gini Sel. Setiap manusia harus bisa memaafkan kesalahan manusia lainnya."

Marsel mendengus kesal,"dia itu udah bikin hidup aku dilanda ke-teror-an, Ca. Gue gabisa maafin dia"

"Serah! Aku pokoknya mau nolongin ka Zahra" lalu Eca keluar dengan menutup pintu mobil kasar, mau tak mau Marsel pun mengikuti gadisnya pergi.

Eca terlihat panik dan langsung membawa ember untuk membantu memadamkan api nya,"pak mari sini saya bantu"

Eca pun terpaku saat melihat mamahnya Zahra menangis,"tolong pak, anak saya masih di dalam. Tolongin anak saya" ujarnya dengan air mata yang deras mengalir di pipinya.

Eca bisa merasakan seorang ibu yang kehilangan anaknya. Dia pun bertekad untuk masuk ke dalam menyelamatkan Zahra.

"Pokoknya Eca harus lari ke dalam nylametin ka Zahra"

Eca pun berlari sekencang mungkin dan para warga meneriaki agar Eca tidak masuk kedalam tetapi Eca tetap saja keras kepala.

"Pak liat anak gadis pake baju hitam putih ga. Tinggi nya segini" Tanya Marsel dengan telapak tangannya yang sudah sejajar dengan pundaknya.

IKATAN ABADI [MARSELINO] END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang