2. [ W ] I Know That

1.1K 118 10
                                    

⋐🅆🄴🄽🄳🅈⋑

'Awal yang baru' mungkin menjadi kalimat pilihan Wendy pada kesempatan kali ini. Walau disisinya masih terdapat tanda koma dengan susunan kata membentuk frasa 'mengulang luka lama'.

9 tahun menjadi fashion stylish terkenal yang jasanya dipakai artis internasional seperti John Legend menjadikan Wendy mudah mendapat pekerjaan ketika Ia lelah mengabdi di satu tempat dan keluar begitu saja sambil memilah tawaran yang masuk.

Yap, style-nya memang tidak main - main. Selalu memukau tanpa sedikitpun cela.

Tapi diatas semua kesempurnaan yang tempampang melalui gaya berpakaian, berdandan, cara berbicara, bahkan pikiran nan rasional, terdapat lubang besar di dalam sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi diatas semua kesempurnaan yang tempampang melalui gaya berpakaian, berdandan, cara berbicara, bahkan pikiran nan rasional, terdapat lubang besar di dalam sana. Satu kekosongan tak terobati yang mengatas–namakan ikatan keluarga sebagai latar belakang.

Sekarang Wendy sendiri mengakui bahwa kehidupannya sangat konyol mengingat ini adalah pertemuan ke-10 antara dia dengan psikiater kawakan dan Ia sama sekali belum merasakan kesembuhan sedikitpun atas masa lalu.

Tidak. Wendy tidak menyalahkan dokter. Ia tak pernah menyalahkan orang lain.

Hanya menyadari ada yang salah sehingga membuat lubang itu tidak mau tertutup. Mengerti bila dirinya pun tak mau melupakan kejadian dulu walau tahu hal itu merupakan sesuatu paling menyakitkan.

"Wen, kau membuatku ingat pada pasien baruku. Setelah dipikir - pikir, kalian hampir mirip."

Terkekeh pelan sambil menggelengkan kepala, dokter dengan tag nama 'Jung Wheein' di jas putih kebanggaan lagi - lagi menyesap teh nan selalu sedia di meja kerja.

"Wae? Apa dia juga tampak seperti mayat hidup bertopeng layaknya diriku saat ini?"

"Hahaha, semua orang yang menembusi ruangan ini menurutku terlihat kacau sepertimu, Wen. Hanya saja dia tanpa sadar menyangkal dirinya sendiri. Dia butuh bantuan tapi terlalu takut untuk membiarkan orang baru masuk dalam skenarionya."

Wendy sontak mendongak, menatap dokter pilihannya dengan satu alis terangkat menyiratkan kebingungan kala nada dari lawan bicara berangsur serius usai tertawa lepas. Wendy baru sadar bila ada sedikit unsur merendahkan dari pemilihan kata wanita itu meski 'meremehkan' adalah satu dari beribu kebiasaan dokter aneh ini.

Lagi - lagi Wendy merasa bodoh ketika memori terputar ulang dimana dulu Ia sangat memaksa untuk menjadi pasien Wheein daripada dokter lain yang telah ditetapkan untuknya. Bahkan ingatan tentang dirinya mengacak - acak meja bagian pendaftaran supaya namanya masuk dalam list janji temu dokter itu membuat Wendy hanya bisa menertawakan diri sendiri setelah melihat perlakuan Wheein pada pasien - pasiennya.

Metode Wheein memang berbeda dengan segala kata - kata pedas frontal nan selalu wanita itu gunakan. Tapi kalau boleh jujur, Wendy—dengan sangat tidak masuk akal—justru menjadi kecanduan. Entah bagaimana caranya.

"Mwo?! Sama sepertiku? Dengar, kalau aku menyangkal diriku sendiri, aku tak akan pernah kemari!"

"Aku tahu kau datang untuk menemukan tempat pelampiasan bagi perasaan pribadi dengan menemui seseorang berpengalaman, iya kan? Kau menjadikanku sarana menyalurkan amarah tanpa mau tahu solusi apa yang bisa aku berikan padamu. Apakah kau bahkan melakukan saranku beberapa waktu lalu?"

Kalah telak. Wendy bungkam sepenuhnya. Otak yang biasa cepat menemukan jawaban untuk menyanggah kini seakan menolak bekerja sama dan malah besekongkol dengan hati mengiyakan perkataan si penyembuh. Terlebih kalimat interogatif di akhir membuat Wendy sadar bahwa dirinya justru menanamkan dalam pikiran jika dirinya kuat dan perlahan menjauhi saran Wheein di dua pertemuan sebelumnya untuk mengambil cuti sesaat dan mengasing jauh dari keramaian kota metropolitan.

"Ekhm, bagaimana bisa aku bertahan hidup jika tidak bekerja, huh?"

Sedikit membasahi tenggorokan ternyata tidak banyak membantu mengusir kegugupan. Wendy yang merupakan gadis lugu tak tegas namun juga tidak tega mengelak tentu akan langsung merasa disudutkan hanya dengan sebuah tatapan intens. Bahkan sorot mata lembut tak membuat hati tenang malah semakin gelisah.

"Geez. Kau menganggapku sebodoh apa, Wen? Tabungan perempuan lajang selama 9 tahun menjadi stylist bahkan sudah cukup membeli rumah bak istana di tengah kota."

Jeda lama. Wendy harus menguras otak dua kali lebih keras untuk menemukan kalimat perlawanan. Tapi sebelum kepalanya berhasil, Wheein sudah lebih dulu melangkah mendekat lantas menyentuh pundak kanan menyebabkan lonjakan heboh tubuh mungil gadis di sofa.

"Aku serius, Wen. Take the time. Amarah adalah satu - satunya yang aku lihat di matamu saat ini. Pikirkan lagi, hmm?"

"Okay, I'll reconsider."

⋐🅆🄴🄽🄳🅈⋑

Oh iya gengs, aku cuma mau ngasih tau kalo cerita ini berputar soal lingkup masalah pribadi dan keluarga pada umumnya. Jadi kalo bosen kalian nggak harus menetap disini soalnya aku nggak mau kalian baca sesuatu karena keterpaksaan aowkawok

Luv u guys. Always.

Regards
- C

Half of Mine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang