8. [ WY ] A Piece Of Relief

597 93 8
                                    

⋐🅆🄴🄽🄳🅈🄴🅁🄸⋑

Satu dari banyak kompleksitas pikiran Yeri yang tak pernah bisa diselesaikan, mengambil topik terdekat yaitu kakaknya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu dari banyak kompleksitas pikiran Yeri yang tak pernah bisa diselesaikan, mengambil topik terdekat yaitu kakaknya sendiri. Semenjak kejadian saling menyalahkan antara Yeri dan Seulgi jauh hari silam, Yeri mengambil keputusan untuk memberi jarak antara dia dengan kedua kakaknya.

Tentu takut dikecewakan lagi oleh harapan - harapan tak terealisasi.

Trauma untuk meletakkan ekspektasi diatas diri kakak - kakaknya seperti dulu dan berakhir menangis terduduk tepat di depan satu gadis tertua diantara mereka bertiga.

Pemikiran itu pula yang mengundang bola matanya memutar malas kala mendengar dua ketukan berasal dari pintu berwarna putih gading dekat meja rias.

"Boleh aku masuk?"

Disaat - saat seperti ini Yeri memaki diri sendiri sebab bukannya memarahi habis - habisan pelaku di balik pintu seperti yang selama ini telah Ia bayangkan jika didatangi, hati kecil Yeri menekan logika hingga tanpa sadar mengandaikan pelukan begitu Ia memutar kenop pintu.

Siapapun tidak akan tahu Yeri sudah meremas erat gagang pintu berwarna silver itu seraya menguatkan hati. Ini adalah ketukan pertama setelah kejadian debat 10 tahun lalu.

Pintu terbuka.

Si wanita pengertian berambut coklat sebahu nan sudah lama merantau kesana–kemari mencari apa yang diinginkan tiba - tiba kembali ke hadapan. Menatap tepat di mata ternyata bukan hanya pilihan yang diambil Yeri namun juga wanita di depannya. Yeri bahkan sampai mengepalkan tangan disisi tubuh, melampiaskan amarah bercampur simpati yang entah bagaimana bisa mendadak menyerbu hatinya.

Padahal Yeri telah menekadkan perasaan untuk tidak jatuh dalam kelegaan nan semu yang diciptakan dari aksi tanpa pikir panjang, namun begitu wanita itu membuka kedua lengan lebar - lebar Yeri mulai berpikir untuk menerima fakta. Angan - angan yang selama ini berusaha Yeri hapus nyatanya masih bertahan dan mulai mendapat sececah cahaya. Tak dapat dipungkiri, Yeri juga rindu.

Lantas tidak sampai 5 detik, Yeri sudah menghambur sempurna di lekupan lengan kecil sosok satu itu sambil menggigit bibir bawah menahan isakan.

"Unnie."

Suaranya bergetar dan Wendy jelas tahu apa artinya. Ditambah remasan tangan Yeri pada blouse bagian punggung semakin menjernihkan pemikiran nan awalnya begitu buram.

"Maaf aku baru datang."

Hanya satu kalimat tapi sukses meruntuhkan pertahanan Yeri yang sudah bertahun - tahun coba Ia bangun perlahan. Sedikit demi sedikit membasahi kain yang dipakai Wendy akibat air mata nan tak dapat lagi dibendung.

"Unnie kemana saja? Aku ketakutan disini."

Lalu satu kalimat selanjutnya tanpa disangka - sangka bisa memberi sedikit ketenangan di badai dalam hati Yeri.

"Aku disini. Aku tidak akan pergi lagi."

Bersama usapan lembut di kepala dari tangan dingin pribadi yang lebih tua, kegelisahan perlahan melepaskan diri dari otak dan perasaan si bungsu. Merasa dikuatkan hanya dengan satu pelukan erat nan amat hangat rasanya.

Terimakasih, Unnie.

⋐🅆🄴🄽🄳🅈🄴🅁🄸

Oke, karena aku bingung mau bikin Wendy Yeri kayak gimana alurnya, jadilah kayak gini dan maaf kalo agak bosenin. Akhir - akhir ini aku belum dapet inspirasi deh :((

Regards
- C

Half of Mine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang