⋐𝐇𝐨𝐌⋑
Menyusuri daerah Gangnam sendirian bermodal keberanian dengan tudung hitam dari jaket oversize menutupi kepala serta satu masker berwarna senada menyembunyikan keindahan bibir usai mengalami kejadian menegangkan beberapa menit lalu, Joy berjalan tanpa tujuan jelas dan tak sekalipun menghiraukan orang - orang yang berbisik ketika melewatinya. Serapat apapun Joy menutup bagian tubuh, tak dapat dipungkiri bila mata fans - fansnya lebih jeli hingga bisa mengenalinya bahkan hanya dengan menatap mata nan terus terarah ke trotoar di bawah kakinya.
Tapi sepertinya hari ini semua orang merasa kasihan pada Joy. Bahkan semesta ikut andil sebab ketika ada sepasang gadis tengah mendekatinya, mendadak titik - titik air dari awan hitam diatas menjatuhkan diri. Jadilah semua orang di sekitar berlarian panik, berusaha menyelamatkan pakaian dan make-up yang dengan susah payah mereka kenakan di pagi hari. Tak terkecuali Joy nan juga ikut melangkah cepat mencari spot dan berakhir memasuki sebuah cafe sederhana di sisi jalan.
Namun begitu pintu kaca dibelakangnya tertutup setelah Joy sukses berada di dalam, Ia mendadak ingin menghilang saat itu juga.
Matanya tidak mau dialihkan dari seorang gadis dengan tinggi rata - rata yang berdiri di depan bar tempat memesan, tampak terkejut mendapati kehadiran Joy nan begitu tiba - tiba.
"Park Sooyoung?"
"Yein–ah."
Tidak. Joy bukannya merasa resah karena mantan kekasih sekaligus teman SMA nya melihat dan mengenalinya. Oh ayolah, Joy pasti juga sudah paham bila orang - orang yang pernah satu sekolah dengannya akan langsung mengenali keberadaannya sebagai selebriti yang tengah naik daun. Tapi untuk saat ini bukan hal itu nan membuat perasaannya mendadak diserang kegelisahan melainkan kemungkinan - kemungkinan bila ada orang lain yang bisa saja Ia lihat juga saat itu.
Gelengan kecil kepala Joy yang ditangkap oleh iris mata Yein menjadikan sorot gadis itu berubah iba. Seolah memang ada sesuatu yang sebentar lagi akan membuatnya menyesal.
"Jeong Yein, jangan bilang..—"
"Ini pesanan... mu."
Tidak salah lagi. Joy meremas bagian dalam saku jaket erat - erat tidak lama setelah suara familiar itu menelusup gendang telinganya. Tak jauh berbeda dengan reaksi si barista muda nan ikut bungkam kala Ia mengikuti arah pandangan Yein dan mendapati seseorang paling Ia rindukan berdiri dekat pintu masuk.
Daripada ketenangan yang canggung, Yeri lebih merasa heningnya mereka saat ini adalah karena menahan perasaan masing - masing.
Joy dengan rasa sesalnya memasuki tempat asing ini sedari awal, Yein ditemani kerinduan mendalam pada orang nan pernah mengisi hari - harinya, serta Yeri yang tak tahu harus merasakan apa.
Bagi Yeri ini adalah anugerah namun juga tulah. Memberi sedikit kelegaan nan diterjang rasa sakit lebih besar akibat kesedihan yang terpancar amat jelas dari raut wajah kakak tirinya.
Yeri tahu lubang di hati Joy hanya akan bertambah besar jika bertemu dengan dia ataupun kedua kakaknya. Jadi Yeri tak memiliki intensi untuk menahan Joy ketika gadis tersebut berbalik hendak pergi dari tempat yang mendadak menyesakkan ini.
Tapi itu sebelum Yeri mendapati kilatan dari benda di leher Joy karena ketika Yeri melihat kalung Christian Dior CD Logo Gold Tone Pendant pemberiannya dipakai oleh si penerima, mulut Yeri tak dapat ditahan untuk mengeluarkan beberapa patah kata.
"Unnie, kau bisa tinggal dulu. Diluar masih hujan."
Joy berhenti. Selain karena panggilan yang belum pernah Yeri gunakan untuk Joy sebelumnya, juga disebabkan oleh ketidak–percayaan Joy akan kenaifan yang diucapkan Yeri barusan. Memilih memutar tubuh untuk meluruskan keadaan nan sudah kelewat batas, Joy lagi - lagi menghujam hati Yeri lewat pemilihan kata - katanya.
"Jangan berlagak lugu, Yer. Kau juga tahu yang terjadi diantara kita bukan masalah remaja yang bisa selesai dengan saling bicara dan minta maaf. Sepertinya sampai kapanpun aku tidak bisa berada di satu tempat yang sama denganmu."
"Park Sooyoung!"
Tak mempedulikan panggilan bersifat teguran yang meluncur dari mulut Yein, Joy lantas menyudahi semuanya dengan keluar dari sana tanpa keraguan sedikitpun. Lagipula Joy sadar bila dirinya dan Yeri akan berakhir saling menyakiti jika berdekatan dalam waktu yang lama.
Maka dari itu Joy menyerah untuk memperjuangkan perdamaian diantara mereka berlima.
Ia lelah.
Joy lelah.
⋐𝐇𝐨𝐌⋑
Regards
- C
KAMU SEDANG MEMBACA
Half of Mine ✔
FanfictionHanya terdapat dua pilihan. Meninggalkan atau saling menghancurkan. N.B. Cerita ini lanjutan dari Marigold