13. Devastated [2]

512 77 6
                                    

⋐𝐇𝐨𝐌⋑

"Unnie. Kau baik - baik saja?"

Choi Yena.

Gadis imut namun juga berisik dan energik itu merupakan satu dari 4 member lain grup Girl Crush.

Sedikit terlonjak setelah suara Yena sukses menerobos gendang telinga, Joy lantas menoleh sebelum melontarkan senyum tipis serta anggukan samar. Tak satupun kata keluar dari mulutnya. Takut kalau - kalau aktingnya ketahuan akibat nada yang bergetar tak yakin. Joy sempat melihat bibir Yena terbuka seolah ingin berucap lagi, tapi niatnya terurung karena Rosé tiba - tiba mendekat.

"Unnie, CEO ingin bertemu denganmu. Chorong Unnie akan menemanimu juga."

Sorot mata empat member lain mendadak berubah iba kala Joy menghembuskan nafas panjang. Diam - diam merasa lega karena setidaknya ada yang bisa dijadikan pegangan ketika kakinya lemas begitu memasuki ruang petinggi tersebut yaitu managernya, Chorong.

Jantungnya berdegup kencang. Rasanya seperti ingin lepas dari tempatnya kala membayangkan Yunho, sang CEO, memarahinya habis - habisan atas sikap tidak profesional nan Ia tunjukkan beberapa hari lalu. Tapi mau bagaimana lagi, dirinya memang tidak bisa baik - baik saja ketika berhadapan dengan luka lama. Belum lagi ucapan Wendy hari itu terus terngiang di kepala. Menjadikan Joy mempertanyakan diri sendiri apakah yang dijabarkan Wendy benar atau tidak.

Bahkan usapan di lengan oleh manager di sebelah kanan tidak menjadikan frekuensi detak jantung berkurang. Rasa dingin dalam ruangan besar dan megah semakin bertambah sebab AC di set amat dingin belum lagi atmosfer tegang nan sebentar lagi mencapai puncaknya.

Duduk di sofa coklat mahal dengan tumit diketukkan ke lantai berkali - kali juga dua tangan nan saling mengait, melukai satu sama lain menggunakan kuku panjang indahnya sudah cukup menjelaskan seberapa gugup Joy saat ini.

Lantas Ia ingin menghilang ditelan bumi saja saat itu juga, melihat Yunho masuk berwajah datar tanpa ekspresi sama sekali. Orang tersebut memang selalu sulit ditebak. Dan justru hal itulah nan semakin menakutkan dari diri Yunho karena bila dia tersenyum belum tentu juga pujian akan meluncur dari mulut. Pernah satu kali Yunho tersenyum sepanjang hari melihat latihan Girl Crush lalu petangnya mereka ditegur keras sebab terlihat kurang bersemangat.

"Park Sooyoung, kau tahu kan kalau perlakuanmu hari itu adalah tindakan tidak pantas?"

Joy hanya bisa menunduk dalam dan mengangguk kecil saat merasakan Yunho berangsur mendudukkan diri di sofa seberang, berhadapan dengannya.

"Hufft, baiklah. Apa kau ingin dia digantikan saja?"

Joy mematung. Tidak menyangka bahwa pertanyaan sepengertian ini akan lolos dari mulut seorang Yunho yang notabenenya memiliki karakter keras. Apalagi sikap personal Joy beberapa hari lalu sungguh tidak bisa dimaafkan. Dan di hati paling dalam Joy benar - benar ingin meneriakkan "Iya! Kumohon ganti saja.", tapi seperti yang diduga, hati nurani menentangnya.

Joy bertarung dalam batin. Menimang pilihan antara membiarkan dirinya sendiri tetap hidup atau dimakan hidup - hidup oleh keadaan. Joy selalu benci saat - saat seperti ini sebab dia sadar bahwa perasaannya jauh lebih lemah dibanding fisik nan terpampang sangat tegar. Gigitan di bibir bawah menunjukkan bila kebimbangan menghancurkan dirinya dari dalam. Usapan lembut ibu jari manager di punggung tangannya sama sekali tidak membantu. Joy merasa seakan dirinya dikejar waktu untuk segera memberi keputusan. Lantas ketika Chorong berusaha menolong, Joy terpaksa menyatakan hasil akhir dari pertimbangan kilatnya.

"Seonsaengnim, biarkan Sooyoung me..-"

"Tidak perlu, Seonsaengnim. Biarkan saja. Aku tidak bisa mengambil pekerjaan orang lain hanya karena perasaan pribadi, bukan?"

Nadanya tegas dan tak terdengar gentar. Tapi siapa yang tahu bahwa diam - diam kegelisahan Joy kian membengkak setiap bayangan gadis itu bekerja disekitarnya terlintas di kepala.

⋐𝐇𝐨𝐌⋑

Itu si Yunho aku bikin panggilannya seonsaengnim biar kayak panggilan artis2 SM ke Lee Soo Man ya

Regards
- C

Half of Mine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang