"Tuan, teman tuan sudah membaik keadaannya sepertinya sebentar lagi akan sadar," ujar salah satu pelayan Jungkook.Jungkook menangguk dan memberi isyarat dengan dagunya agar pelayan itu pergi. Jungkook berjalan menuju kamarnya, Naeun terbaring di ranjangnya. Jungkook hati-hati mendekati tubuh Naeun, ditatapnya bekas lukanya yang masih baru dilutut di siku dan pergelangan tangannya.
Naeun membuka matanya, kepalanya masih pusing . Rasanya lemas sekali, tak ada daya untuk bangkit dan berdiri. Matanya mengerjab berkali-kali menyadari dirinya berada di ruangan asing
"Kau di kamarku," ujar Jungkook dengan tangan yang menyila.
Naeun menoleh ke arah Jungkook, matanya sukses membulat melihat sosok pria yang sama sekali tak diinginkan kehadirannya.
"Aku mau pulang!"
"Dengan lukamu itu?!"
Naeun memandangi tubuhnya yang memang memperlihatkan luka yang masih baru itu. Naeun terdiam. Jungkook berjalan menuju nakas mengambil sekotak box, melemparnya sedikit kasar ke ranjang sebelah Naeun membuat Naeun terkejut.
"Kasar sekali memang," batinnya.
"Sini tanganmu," ujar Jungkook dingin dan menarik lengan Naeun.
"Aku bisa obati sendiri"
"Tidak usah sok-sok-an,"
Jungkook mulai mengambil kapas dan mengobati luka Naeun perlahan.
"Ahh perih."
"Kau ini wanita, jaga tubuhmu dengan baik. Lihat kau bahkan punya lumayan bekas luka di sekujur tubuhmu,"
Naeun membatin, padahal yang membuatnya mempunyai bekas luka itu kan Jungkook sendiri.
"Bagaimana kalau aku shock saat melihat isi tubuhmu . sudah dadanya rata, pantat rata ditambah ada bekas luka. Kau harus menjaganya untukku,"
Naeun langsung terkejut, dan menjauhkan tangannya yang masih tergenggam tangan Jungkook.
"Seonbae apa maksudmu?"
Jungkook mulai menggerilya nakal, senyumannya mengembang dan miring.
"Wae?? Apa kau mau aku mengeceknya sekarang?"
"Seonbae aku bisa obati sendiri, aku akan pergi setelahnya." Naeun gemetar takut.
"Aku tidak akan berbuat lebih, diam dan turuti saja apa kataku. Sebelum aku berubah fikiran dan menerkammu saat ini juga,"
Jungkook menarik lengannya lagi dan menhobatinya lagi, berganti ke lutut Naeun dan meniup-niup lutut Naeun. Naeun sedikit terkesima dengan perlakuan Jungkook kali ini. Sangat berbeda dengan Jungkook yang biasanya garang, dan tak punya hati. Terlihat lebih tulus dan kalau dilihat dari dekat ternyata Jungkook itu setampan itu. Tidak Naeun jangan sampai jatuh cinta pada iblis.
Jungkook selesai mengobati luka Naeun, memberinya plester di setiap luka ringannya.
"Sudah, tidurlah dulu. Besok pagi baru aku antar." Jungkook berdiri dan menaruh boxnya di nakas kembali.
"Aku bisa pulang sendiri Seonbae, tidak usah merepotkan aku bisa pulang sekarang tidak papa."
"Kau berani melawan?" wajah Jungkook berubah menjadi garang lagi.
"Seon---bae," Naeun gemetar kembali. Dirinya juga bingung kenapa bisa setakut ini dengan Jungkook.
"Tidur atau mau aku tiduri,"
Naeun langsung buru-buru berbaring dan berbalik dan menenggelamkan wajahnya di selimut tebal. Sebal. Jungkook memang sangat mesum.
Jungkook terkekeh melihat tingkah Naeun, mungkin Naeun tidak tau kalau Jungkook tengah terkekeh. Karena Naeun tengah was was dan takut, hingga akhirnya bisa bernafas lega ketika suara kaki Jungkook melangkah keluar di ikuti suara pintu tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD ( SUDAH TAMAT )
FanfictionHidupku sudah keras, tapi bertemu dengan Jungkook tenyata membuat hidupku lebih keras. Aku membencinya -- Park Naeun