Naeun harus lari memutar lapangan sepuluh kali karena suruhan guru killer super menyebalkan. Memang tidak telat tapi asal kalian tau, guru killer itu sangat anti dengan murid yang pacaran. Karena dia trauma dengan kata pacaran, ya guru Kim itu trauma karena diselingkuhi kekasihnya dulu. Kadang sisi galaknya hilang ketika tiba-tiba dia curhat di depan kelas saat menjelaskan rumus fisika.
Naeun sudah berlari delapan putaran, rasanya lemas sekali. Perut yang belum terisi, menambah rasa lelahnya bertambah. Untung saja Jungkook ikut dihukum, dan menurut hukumannya ikut berlari di sebelah Naeun. Kali ini Naeun sudah tidak kuat, Naeun memilih berhenti diputaran yang ke sembilan dan mengatur napasnya yang sudah tersengal-sengal.
"Ya ampun, baru segitu saja sudah capek. Gimana kita besok di kamar,"
Naeun sudah melirik sinis Jungkook. Bisa bisanya mesum melulu.
"Aku belum makan, aku capek, kau lari saja. Aku sudah tidak kuat" kata Naeun tersengal-sengal.
Jungkook melangkahkan kakinya mendekat pada Naeun. Detik berikutnya tiba tiba membopong naeun, membuat gadis itu refleks terkejut dan menepuk punggung Jungkook.
"Hei apa yang kau lakukan. Turunkan aku, turunkan Jeon Jungkook!"
"Katanya capek dan laper. Sudah diam saja," Jungkook membawa naeun pergi menjauh dari lapangan dan melupakan hukumannya.
Naeun terus meronta di balik bopongan Jungkook.
"Jungkook!! Turunkan, aku pakai rok bisa terlihat nanti!"
"Tidak ada orang. Satu satunya orang yang lihat itu aku. Warna pink kan," katanya dengan kekehan diakhir.
"Yak!! Jungkook!"
Jungkook menurunkan naeun di ruang kelas Naeun. Tangannya ia lemaskan.
"Duh tangaku bisa patah. Tubuhmu itu kaya gorila," kata Jungkook mengamati tangannya dan menggerakannya seolah mengetes tangannya masih bisa bergerak normal.
"Siapa suruh kau membopongku,"
"Aku sedang latihan," katanya dengan tatapan menggoda. Posisi Jungkook yang berada didepan naeun yang duduk dikursi dan mereka hanya terhalang meja saja membuat nauen harus memalingkan muka malas melihat Jungkook dengan seringai nakal begitu.
Untung saja paman Hue datang, mungkin Jungkook yang memerintahkannya untuk datang, kedatangan paman hue sangat membantu Naeun sedikit tak merasa takut dan canggung berduaan dengan Jungkook.
"Tuan, ini pesanan anda." paman Hue menyodorkan sekotak paper bag.
"Terimakasih paman. Kau boleh kembali kerja," katanya yang langsung saja di angguki paman Hue dan detik selanjutnya paman hue lekas berbalik. Memang Jungkook ya suka seenaknya sendiri.
"Nih.. Makan dan habiskan." Jungkook menyodrokan paper bagnya di meja .
"Apa itu?" tanya naeun sedikit melirik tanpa mau menyentuhnya lebih dulu.
"Batu kerikil," jawabnya kesal.
"Sudah tau dimakan, ya jelas itu isinya makanan," katanya lagi.
Kenapa sensitif sekali, kan hanya bertanya. Menyebalkan sekali.
"Untukku?" tanya Naeun lagi
"Untuk paman Hue! Sudah liat aku sodorkan padamu, tanya untuk siapa?"
Naeun mencibir sebentar, kenapa kesal memang dasar Jungkook.
"Makan dan habiskan, kalau tidak habis mati kau ditanganku," kata Jungkook tegas.
Naeun terkekeh sebentar, lalu membuka paper bagnya. isinya beberapa burger lengkap dengan minuman colla. Karena sudah lapar naeun langsung saja mengambil burgernya dan melahapnya. bodomat terlihat rakus didepan Jungkook, yang penting didepan Eunwoo tidak boleh serakus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD ( SUDAH TAMAT )
FanfictionHidupku sudah keras, tapi bertemu dengan Jungkook tenyata membuat hidupku lebih keras. Aku membencinya -- Park Naeun