Akhirnyaaa update lagi♡♡
Heppi reading yaaa !!!
***
"Appaa.. Eomma Gukkie cantik kan. Gukkie tidak bohong kan, pasti Appa minta dicium sekalang," cerocos Gukkie masih asik berpegangan pada telunjuk Jungkook, sementara Jungkook masih membeku disana dengan raut wajah tak percaya. Kenapa bisa Gukkie memanggil Naeun dengan sebutan "Ibu" kenapa ada paman Hue juga disini. Apa Gukkie anak hasil dari pekerjaan kotor Naeun?
"Tu---an" Paman Hue mendadak menjadi kelu bicara, mendapati Tuannya ada dihadapan mereka, dan Gukkie yang mengatakan kalau Jungkook itu ayahnya.
Naeun dengan segera berdiri, menarik Gukkie menjauh dari Jungkook.
"Gukkie siapa yang menyuruhmu bertemu dengan orang asing," cergas Naeun pada Gukkie, membuat bocah itu menunduk sedih merasa dimarahi Naeun.
"Itu Appa bukan olang asing," jawabnya
"Apa-apaan ini? Kenapa ada paman Hue disini? Dan Gukkie?" tanya Jungkook merasa kepalanya sudah pening tak mengerti.
"Oh biar aku tebak! Kau sedang melayani paman Hue? Oh ya ampun, ternyata tubuhmu dijual untuk semua kalangan ya," kata Jungkook menggeleng tak percaya.
"Tuan apa maksud tuan? Kenapa tuan berkata seperti itu? Nona Naeun wanita yang baik-baik," bela paman Hue.
"Wanita baik-baik tidak mungkin bekerja di kelab dan menjual tubuhnya pada ratusan pria, sampai harus melahirkan seorang putra yang bahkan tidak diketahui siapa ayahnya karena terlalu banyak yang masuk menerobos lubangnya!" ujarnya tegas penuh penekannya sehingga terdengar menyakitkan bagi Naeun, bahkan paman Hue saja ikut terluka mendengarnya.
Gukkie yang melihat tatapan tajam dan marahnya seorang Jungkook, mendadak menangis.
"Hiks.. Jangan memalahi Eomma ku, Appa jangan malah sama Eomma hiks"
Jungkook menurunkan padangannya menatap Gukkie yang kini tengah menangis memeluk pinggang Naeun seperti melindungi Naeun, Naeun berjongkok agar lebih mudah meraih wajah Gukkie, menghapus air matanya yang mengalir di pipi tembamnya.
"Gukkie.. Eomma tidak papa. Dia bukan Appamu berhenti bilang dia Appamu. Mengerti," perintah Naeun, Jungkook tersenyum remeh melihatnya.
"Tadinya aku oke oke saja saat dia memanggilku Appa. Tapi setelah aku tau dia itu anakmu dari hasil permainan panasmu dengan entah pria yang mana aku jadi menyesali membiarkannya memanggilku Appa," katanya lagi ,
Naeun berdiri, sekuat tenaga memilih untuk diam karena Naeun sangat malas berhadapan dengan Jungkook. Kenapa Jungkook kembali lagi, dan harus bertemu Gukkie.
"Keluar, aku tidak menerima tamu sepertimu.. Cepat keluar!" perintah Naeun dengan sedikit gerakan pada dagunya untuk memperingati Jungkook agar keluar.
"Aku juga menyesal menginjakkan kakiku di flat sampah seperti ini, tempat ini tidak cocok untukku, ya tempat sampah memang hanya pantas untuk sampah sepertimu!"
Sumpah demi apapun, Naeun sudah sangat sakit dengan segala perkataan Jungkook. Dia benar-benar terus melukai hatinya dengan perkataan jahatnya.
"Oh ya Paman Hue, Apa kau selama ini tau kalau jalang ini masih hidup? Kenapa kau menyembunyikannya padaku? Harusnya kau katakan saja dia masih hidup dan menjadi jalang yang sesungguhnya jadi aku kan tidak repot-repot memikirkannya, ya ampun menyesal sekali aku," katanya lagi dengan ekpresi yang sengaja dibuat seolah sangat menyesal.
"Keluar!!!" betak Naeun pada akhirnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Jungkook kembali tersenyum meremehkan.
"Iya aku keluar nona Jalang," katanya yang langsung mengambil langkah keluar, baru sekitar tiga langkah dan belum benar-benar melewati pintu rumah Naun, Gukkie sudah menahan tubuh Jungkook .
"Appa.. Jangan pelgi, maafin Eomma .. Eomma maafin Appa," kata Gukkie berlari kearah Jungkook dan menahan tangan kekar Jungkook menatap bergantian Naeun dan Jungkook.
"Gukkie sayang. Aku bukan Appamu, coba tanya ibumu dimana Ayahmu, bisa jadi kau itu ada karena puluhan cairan yang masuk ke rahim ibumu. Ya pasti Ayahmu juga tidak jelas yang mana."
"Jungkook cukup!! Keluar!" detik itu juga Air matanya tumpah, Jungkook benar-benar sudah keterlaluan. Melihat ibunya menangis, Gukkie jadi ikut menangis juga, Jungkook ingin meraih tubuh Gukkie dan menenagkannya rasanya tidak tega ia juga merutuki dirinya sendiri tidak bisa menahan ucapannya didepan Gukkie tapi dia teringat kembali ucapan Donghae mungkin saja itu anak Naeun dari hasil pekerjaan malamnya. Jungkook memilih pergi dan menghempaskan tangan Gukkie yang tadi sempat menahannya membuat Gukkie bertambah menangis keras, Jungkook memilih meninggalkan Gukkie yang menangis kencang.
Paman Hue segera meraih tubuh Gukkie dan menenangkan bocah itu, sementara Naeun merasa tubuhnya lemas sesaat Jungkook pergi dari flatnya. Naeun menangis saat tubuhnya merosot ke lantai , dadanya merasa amat nyeri akibat semua perkataan Jungkook .
Jungkook keluar dari flat Naeun, menuruni tangga dan berhenti ketika mendapati tong sampah besar di depannya. Lalu dengan kasar dan emosi membuang kantung plasti beriri banana milk yang tadi ia beli disupermarket untuk diberikan pada Gukkie. Sia-sia, Jungkook memilih membuangnya dari pada memberikannya pada Gukkie yang dipikirnya anak Naeun bersama pria hidung belang.
***
Jungkook meneguk banyak alkohol di hotelnya, baginya satu-satunya penghiburnya Gukkie ternyata adalah anak Haram Naeun bersama pria yang entah yang mana. Jungkook sangat kecewa.
Saat akan meneguk gelas yang entah ke berapa, Jungkook tiba-tiba menyimpulkan senyum licik disana beralih begitu saja pada ponselnya yang tergeletak di meja, lalu meletakkan benda pipih itu ke pipi mulusnya.
"Halo.. Tolong pastikan semua perusahaan menolak nama Park Naeun untuk bergabung bekerja, mau itu Pengantar koran atau pekerjaan kecil lainnya coret namanya."
Setelah mengatakan itu, Jungkook meletakkan kembali ponselnya ke meja.
"Aku membencimu," monolognya yang langsung meneguk alkoholnya dalam satu teguk.
***
Nyonya Jeon mengulurkan amplop coklat ke meje dan setelahnya tangan maskulin itu meraihnya cepat.
"Jadi kau sudah pastikan putraku membenci wanita kampung itu?" tanya Nyonya Jeon
"Benar, Aku tidak menyangka putramu datang ke kelabku, ini terjadi begitu saja."
"Sialan ternyata wanita kampungan itu belum mati."
"Anda tidak usah khawatir, putra anda pasti sudah sangat membenci Naeun, aku sudah mengirimkan beberapa foto Naeun yang dikelilingi pria hidung belang. Dan ya aku menjebak Naeun seakan-akan dia ditiduri banyak pria," kata Donghae, ya Pria itu Donghae bos Naeun tempat Naeun bekerja di Kelab, bermula saat Nonya Jeon yang menyelidiki kemana kaburnya Jungkook berakhir dengan informasi Naeun yang bekerja di Kelab. Nonya Jeon tidak tingggal diam, dia ingin menyingkirkan Naeun dari kehidupan putranya, lanjut dengan Nyonya Jeon yang menhubungi Donghae memintanya untuk melecehkan Naeun dan berakhir dengan membunuh Naeun tapi siapa sangka putranya malah datang tapi untungnya Donghae memiliki siasat bagus untuk membuat Naeun benar-benar pergi dari kehidupan dan pikiran putranya.
Nonya Jeon tersenyum puas mendengarnya.
"Baguslah, kau hebat. Sepertinya tugasmu akan kutambah kalau kau mau bonus dariku."
Mereka berdua tersenyum menyeringai, sepertinya kepala mereka terisi begitu banyak cara membuat Naeun menderita.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD ( SUDAH TAMAT )
FanfictionHidupku sudah keras, tapi bertemu dengan Jungkook tenyata membuat hidupku lebih keras. Aku membencinya -- Park Naeun