11. Penyesalan

120 11 0
                                    

Seokjin dihubungi oleh Namjoon untuk mengatur ulang jadwal untuk beberapa hari ke depan. Karena Namjoon sedang berada di rumah sakit. Mendengar kondisi tuan Kim yang drop membuat hatu Seokjin sedikit senang. Katakan Seokjin kejam, namun saat ini dia sungguh membenci orang itu.

Sedangkan Namjoon sedang cemas saat ini. Di depan pintu ruang gawat darurat dia menunggu kabar keadaan sang ayah. Di depannya sang ibu menangis lemas di samping Hoseok.

Setengah jam kemudian seorang perawat keluar.
"Keluarga pasien Kim Namgil?"

"Iya kami keluarganya."
Namjoon mendekat.

"Silahkan ikut saya, dokter akan menjelaskan kondisi pasien."

"Hobie, titip eomma ku."

Setelah Hoseok mengangguk mengerti, Namjoon mengikuti si perawat masuk ke ruangan dokter yang dimaksud.

"Malam dok, bagaimana kondisi ayah saya?"

"Silahkan duduk dulu, tuan Kim. Saya akan menjelaskannya."

Namjoon menuruti permintaan dokter itu.

"Begini tuan Kim, ayah anda saat ini sudah melalui masa kritisnya. Namun untuk memastikan semuanya baik, beberapa hari ke depan kita harus memantau kondisi beliau. Jadi harus rawat inap dulu."

"Lakukan yang terbaik untuknya dokter."

"Dan yang perlu kita perhatikan, dari riwayat kesehatannya beliau sudah pernah mendapat serangan jantung dan ini adalah kedua kalinya. Jangan sampai ada serangan lagi, karena akan sangat fatal."

"Saya mengerti dok, kami akan menjaganya. Terimakasih."

Namjoon keluar ruangan dokter menghampiri ibunya, memberitahu bahwa sang ayah baik-baik saja.

Sehari kemudian, Namgil sudah siuman bahkan semakin membaik walaupun masih memakai alat bantu selang oksigen. Saat sang istri sedang pulang, Namgil menyuruh asisten pribadinya untuk menyelidiki Seokjin.

"Seokjin? Bukankah dia sekretaris tuan Namjoon?"

"Benar. Cari tahu semua tentang dia dan aku ingin kabar darimu segera."
Asisten pak Choi mengangguk kemudian pergi untuk segera melaksanakan tugas sang tuan.

Tidak menunggu lama, dua hari pak Choi sudah mengantongi banyak informasi untuk dilaporkan kepada Namgil.
"Sajangnim, saya datang."

Pak Choi memberi hormat kapada nyonya Kim yang menunggu Namgil yang sudah lebih baik dan sehat.

Begitu pak Choi memberi isarat, Namgil menyuruh istrinya untuk keluar dengan alasan meminta untuk dibelikan makanan. Dengan begitu mereka bisa berbicara dengan leluasa.

"Jadi apa yang kau temukan?"
Tanya Namgil tanpa bada basi.
Pak Choi memberikan selembar foto pada Namgil.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
What's Wrong With Secretary Kim? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang