29. Lost

123 9 0
                                    

Jalanan saat ini terlihat banyak genangan air yang memang sedang turun hujan cukup deras. Udara terasa dingin akibat guyuran air hujan yang sudah setengah jam yang lalu. Sebagian orang malas untuk keluar dari rumah atau apartemen tidak ingin susah payah basah kuyub dan kedinginan.

Namun, berbeda dengan seorang lelaki perawakan tinggi yang tidak peduli dengan cuaca kurang baik saat ini. Dia menerobos jalan setapak tak jauh dari tempat dia memarkirkan mobilnya. Sebagian pakaiannya dan rambutnya sudah basah. Karena dia sudah bertekad harus melakukan sesuatu.

Kim Taehyung, lelaki itu tanpa beristirahat sedikit pun setelah aksinya menerobos hujan tadi. Langsung memencet bel yang berada di dekat pintu besar sebuah rumah. Begitu tidak sabarnya ingin segera bertemu dengan tuan rumah, sampai-sampai dia melampiaskan bel tersebut menekan dengan brutal.

Pintu besar itu terbuka. Namjoon membuka pintu itu dan terlihat heran dengan kedatangan Taehyung di hadapanya. Benar saat ini Taehyung datang ke kediaman keluarga Kim.

"Tae? Kau..."
Belum selesai Namjoon bertanya sudah dipotong oleh Taehyung.

"Di-dimana appa?" suaranya bergetar karena menahan rasa dingin yang mulai menusuk tubuh.

"Masuklah dulu." Namjoon menarik Taehyung memasuki rumah besar tersebut.
Menyuruh dongsaeng nya duduk di ruang tamu, kemudian mengambilkan handuk.
"Ini, keringkan badanmu, nanti kau bisa sakit."

Taehyung menerima handuk itu dengan tangan bergetar. Selain kedinginan, dia juga sudah dua hari ini belum makan karena memikirkan sesuatu.

"Kau dari mana?" tanya Namjoon lagi.

huachiiiimmm.....

Taehyung bersin. 
"Hyung, aku ingin bertemu dengan appa. Di mana dia?"

"Baiklah, kupanggilkan dulu. Aku akan menyuruh Song ahjuma untuk membuatkan teh hangat."

Lima belas menit kemudian Kim Namgil berjalan menemui putranya dengan tongkat di tangan untuk membantunya berjalan, dan di ikuti Namjoon. Di meja sudah terdapat segelas teh yang sudah Taehyung minum setengahnya.

"Tae, kau datang nak?" suara ayahnya mengalihkan pandangannya.Namgil dan Namjoon duduk di depan menghadap Taehyung yang terlihat kurang sehat.

"Sepertinya kau kurang baik. Apa yang memaksakan diri datang ke sini?"

"Appa hiks....appa...bantu aku..."

"Kenapa kau menangis? Apa sesuatu terjadi?"

"Jin hyung, hiks...hiks..."

"Katakan Tae apa yang terjadi pada Jinnie?"
Namgil sudah gemas sendiri.

"Jin hyung meninggalkan ku appa...dia pergi ....hiks....tolong bantu aku mencarinya."

"Ceritakan yang jelas Tae, kau membuat kami bingung?" pinta Namjoon.

"Seminggu yang lalu kami mengantar Jin hyung berangkat ke Australia. Dia berjanji kepadaku akan mengabari jika sudah sampai di sana. Bahkan dia juga bilang, aku boleh mengunjunginya. Tetapi sampai saat ini tidak ada kabar darinya. Di-dia meninggalkan ku.....hiks hiks..."
Taehyung menangis pilu menutup wajahnya dengan handuk di tangannya.

"Benar, sebelum pergi dia sempat berpamitan denganku. Tapi, bagaimana bisa tidak ada kabar?" kini Namgil ikut cemas.

"Bagaimana ponselnya?"
Namjoon mencoba berfikir tenang.

"Kami sudah berkali-kali menghubungi, melacak nomornya tetap tidak ada hasil."

"Apakah ada kemungkinan Jin hyung punya kenalan di negara itu?"

What's Wrong With Secretary Kim? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang