20. Memaafkan Pt. 1

88 12 0
                                    

Kata maaf sangat mudah untuk diucapkan. Namun sangat sulit untuk dilakukan bagi yang meminta atau pun yang memberi. Apalagi kesalahan yang diperbuat amatlah besar.

Itulah yang dirasakan oleh Seokjin saat ini. Hampir setiap hari dia menghindari Taehyung sekedar tidak ingin berdebat soal hal yang sama. Untuk memaafkan ayah mereka. Seokjin lebih banyak menghabiskan waktu di apartemennya yang lain bersama Sojeong. Benar, Seokjin dan Sojeong sudah sering tinggal bersama di apartemen itu layaknya sepasang suami istri.

Tidak dipungkiri, niat awal Seokjin mengencani Sojeong hanya untuk membalas dendam. Sekarang dia benar-benar telah jatuh hati kepada kakak Park Jimin itu.

Beberapa hari Seokjin tidak masuk kerja, dia hanya berdiam diri di dalam kamar. Jika keluar apartemen hanya pergi ke rumah abu sang ibu atau seperti saat ini dia berada di rumah lamanya. Rumah yang banyak menyimpan kenangan, bahagia dan menyedihkan dalam hidupnya. Dia memang sengaja membeli rumah itu, dan membayar seseorang untuk merawatnya. Saat berada di sana Seokjin merasakan ketenangan. Bisa mengingat masa kecil yang bahagia lengkap dengan kasih sayang kedua orang tua yang tidak akan pernah dia rasakan lagi.

Saat ini Seokjin merasa terobang-ambing dengan perasaannya sendiri. Setelah banyak pengorbanan dan kerja keras untuk mencapai diposisinya saat ini, namun hatinya merasa kosong. Semua orang terdekatnya tidak ada yang mendukungnya.

Selama dua hari Seokjin tidak pulang ke apartemen juga tidak memberikan kabar kepada siapa pun tentang keberadaannya saat ini. Taehyung sudah seperti orang gila yang hiteris menangis di pelukan sahabatnya Jimin.

"Sudahlah Tae, berhentilah menangis. Sudah dua hari kau menangis, apa kau tidak lelah? Percayalah Jin hyung pasti baik-baik saja."

Sementara Yoongi yang mondar-mandir sambil memegang ponsel. Terus menghubungi nomor Seokjin yang sejak dua hari tidak aktif.
"Aggrrhhh... Lama-lama aku jadi kesal!"
Yoongi melempar ponselnya sembarangan, untung jatuh di karpet yang empuk.

"Hyung, masih belum aktif?"
Jungkook bertanya dengan wajah lusuhnya.

"Jimin hyung, apa Sojeong noona benar-benar tidak tahu keberadaan Jin hyung?"

"Tidak Kook, dia juga sudah berusaha mencari informasi."

"Jim, ini salahku hiks... Setiap hari aku memaksakan agar Jin hyung mau memaafkan appa."
Taehyung kembali menangis histeris.
"Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya Jim?"

"Apa kau tidak bisa diam! Dengan menangis Jin tidak akan ketemu!"
Yoongi sudah putus asa.

"Hyung, kau kan kenal Jin hyung lebih lama daripada kami. Apa kau tidak tahu tempat yang biasa dia datangi?"
Tanya Jungkook.

Yoongi terlihat memikirkan sesuatu setelah mendengar pertanyaan Jungkook.
"Sepertinya aku tahu dia ada dimana."
Yoongi bangkit dari duduknya.

"Hyung, aku ikut."

"Sudahlah kau tunggu di sini saja. Jim temani si alien dulu. Jungkookie, kau ikut dengan ku!"

Jungkook mengangguk dan segera mengikuti Yoongi yang sudah keluar apartemen lebih dulu.

"Kook, kau yang menyetir nanti akan kuberitahu tujuan kita."
Jungkook menangkap kunci mobil Yoongi yang di leparkan padanya.

Di Dalam Mobil

"Sebenarnya kita mau kemana hyung?"

"Gwacheon."

"Hah... Apa?"

"Sudah diamlah, dan ikuti saja arahanku."

Jungkook menuruti perkataan Yoongi. Dengan tenang dia melajukan mobil ke arah kota Gwacheon.

What's Wrong With Secretary Kim? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang