18. Kim Namjoon pt. 2

87 10 2
                                    

Iklim mulai memasuki musim dingin, namun aktivitas orang tidak terpengaruhi oleh cuaca yang semakin dingin. Semua orang keluar dengan pakaian tebal untuk melindungi mereka dari hawa dingin.

Tapi berbeda dengan satu orang penghuni mension keluarga Kim. Tuan muda Kim itu selama satu minggu ini hanya menyibukan diri dengan koleksi buku-bukunya. Setelah kejadian pencopotan jabatannya, Kim Namjoon selama dua hari mengurung dirinya di dalam kamar.

Nyonya Kim, ibunya sedikit lega saat mendapati putranya tiba-tiba mau keluar lagi dari kamar. Namun hanya sekedar urusan makan dan bermain dengan hewan peliharaannya. Lalu kembali lagi ke kamarnya.

Kali ini nyonya Kim berani menghampiri sang putra ke dalam kamar. Dilihatnya anak laki-laki yang dia lahirkan 26 tahun lalu hanya duduk santai di sofanya sambil memegang buku. Dia terlihat santai dan menikmatinya.

"Joon..."
Panggil sang ibu dengan lembut.

"Eomma?"
Namjoon menutup bukunya dan diletakan di meja yang ada di depannya.

"Kau sedang apa?"
Tanya ibunya lagi.

"Aku hanya membaca ulang buku-bukuku."

"Joon, sudah satu minggu. Apakah kau tidak ingin pergi ke kantor?"
Nyonya Kim berhati-hati saat mengatakan itu, takut anaknya akan tersinggung.

"Eomma kan tahu, aku sekarang pengangguran."
Wajah Namjoon menampakkan senyum getir.

Nyonya Kim duduk di sebelah Namjoon, mengelus lembut tangan putranya.
"Maafkan eomma. Ini semua terjadi karena keegoisan eomma. Karena eomma, kau dan ayahmu harus mengalami ini semua."
Nyonya Kim sudah tidak tahan menitikan air mata.

"Jangan salahkan eomma, anggap saja ini memang sudah takdir."

"Bukan Joon. Seandainya dulu eomma tidak memaksa ayahmu untuk meninggalkan So Yeon eonnie, mungkin kalian tidak akan menderita."

"Semua sudah terkadi, tidak ada lagi yang perlu disesali."
Lanjut Namjoon.

"Tidak Joon, kau tidak tahu kebenaran nya. Kesalahan eomma sungguh besar pada mereka." nyonya Kim tersedu menangis.

"Dulu aku begitu cemburu kepada Soo Yeon eonnie. Setiap dia menelfon appa mu, mengabarkan Seokjin yang sakit atau Seokjin yang merajuk karena rindu. Appa mu langsung berlari meninggalkan eomma untuk pergi kepada mereka. Awalnya eomma cukup mengerti yang posisiku sebagai istri kedua dan aku juga tahu kalau appa mu tidak benar-benar mencintaiku. Namun, kelamaan hati juga sakit, eomma juga ingin diperhatikan. Saat kau lahir, appa mu sedikit berubah. Dia semakin dekat denganku dan padamu. Kehadiranmu sungguh membawa berkah bagi eomma.

"Hari itu eomma berniat mendatangi Soo Yeon eonnie, untuk memintanya menceraikan appa mu. Tidak sengaja aku melihatnya berjalan dengan seorang laki-laki. Jadi aku mengukuti mereka. Tanpa mereka sadari aku terus memperhatikan mereka yang memasuki sebuah klinik kandungan. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Kuambil gambar mereka, dan merekam di ponselku."

"Jangan bilang eomma menjebaknya?"

"Iya Joon, saat itu dalam pikiran eomma hanya kebahagiaan kita. Dengan foto itu eomma kirimkan kepada appa mu melalui orang lain. Appa mu marah besar, dan saat itu juga dia meninggalkan Soo Yeon eonnie dan Seokjin."

Namjoon menarik nafas dalam-dalam. Hanya tudak menyangka perbuatan ibunya sampai seperti itu hanya untuk mendapatkan cinta.

"Bagaimana dengan appa, apa dia tahu?"

Nyonya Kim mengangguk.
"Dia tahu setelah mendengar kabar bahwa Soo Yeon eonnie telah meninggal. Dia seperti orang gila mencari kedua putranya. Berhari-hari dia mendiamkan eomma, mengacuhkan eomma. Seolah menganggapku tidak ada. Berselang satu tahun, appa mu menyerah untuk mencari anak-anaknya. Perlahan dia kembali bisa menerimaku sebagai istrinya. Walaupun aku tahu dalam lubuk hatinya dia masih marah padaku."

What's Wrong With Secretary Kim? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang