5. Rahasia

161 20 0
                                    

Kim Seokjin sudah mulai bekerja aktif sebagai asisten pribadi atau sekretaris dari Kim Namjoon setelah Lee Sora resmi berhenti seminggu yang lalu. Seokjin beruasa untuk melakukan pekerjaannya secara profesional. Dan Namjoon pun sangat terkesan dengan kemampuan sekretaris barunya itu. Selama dua minggu ini Namjoon selalu dibuat puas dengan hasil kerja Seokjin. Bahkan dia tak segan untuk memberi pujian kepada Jin.

Seperti saat ini, Namjoon sedang makan malam bersama sang ayah. Mereka memang hanya tinggal berdua di sebuah rumah besar dan mewah. Ibu Namjoon sedang tidak ada. sang ayah selalu mendesaknya untuk segera meresmikan hubungannya dengan Sojeong.

"Bagaimana, kabar keluarga Park? Aku dengar beberapa hari lalu kalian makan malam. Maaf ayah tidak bisa ikut waktu itu."

"Tidak apa-apa, appa. Mereka semua baik."

"Lalu kapan kalian akan menikah? Appa sudah tidak sabar melihat rumah ini menjadi ramai kembali."

Namjoon menarik nafas panjang mendengar permintaan ayahnya. Perjodohannya dengan Sojeong membuatnya frustasi. Semakin lama dia semakin tidak yakin dengan hubungan ini. Dia merasa tidak melihat masa depan dengan Sojeong. Wanita itu terus saja menunjukkan sikap penolakannya.

"Bagaimana kondisi perusahaan?" sang ayah kembali bertanya.

"Baik, malah aku sangat terbantu dengan kehadiran sekretaris baru."

"Oh ya? Apakah dia cantik? Tentu saja dia cantik sehingga kau memujinya?

"Hahahaha....." Namjoon tertawa. "Dia seorang namja bukan yeonja."

Tuan Kim melihat ke arah putranya. "Namja?"

"Iya, dia sangat luar biasa. Kemampuannya selalu bisa membuatku merasa terkalahkan."

"Benarkah?" Tuan Kim sedikit terheran. Pasalnya putranya itu memiliki kemampuan yang hampir sempurna sejak kecil.

"Bahkan dia lebih tampan dariku." Namjoon menambahkan.

"Appa  jadi ingin bertemu dengannya. Pria seperti apa dia sampai bisa menyaingi putraku."
Terlihat senyum di wajah tuan Kim.

"Namanya Kim Seokjin. Kau harus bertemu dengannya, appa. Aku yakin kau akan sependapat denganku jika bertemu dengannya."

Wajah Tuan Kim sedikit berubah mendengar nama itu. "Baguslah, kapan-kapan ajaklah dia makan di rumah." Tuan Kim bangkit dari kursinya.
"Appa,  sudah selesai mau langsung ke kamar."

Tuan Kim memasuki kamarnya. Kamar yang menjadi ruang pribadinya. Tuan Kim duduk di kursi kerjanya. Dia nampak merenung memikirkan nama yang sempat terucap oleh putranya tadi. Tuan Kim mengambil sebuah foto yang dia selipkan di balik buku agendanya.

 Tuan Kim mengambil sebuah foto yang dia selipkan di balik buku agendanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto lama seorang wanita bersama anak laki-laki yang berumur 2 tahun. Matanya mulai berkaca-kaca mengingat foto itu yang dia ambil saat kedua orang di dalam foto itu bermain bersama.

What's Wrong With Secretary Kim? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang