17. I Swear

94 11 0
                                    

Pagi yang biasanya cerah itu kini hanya di selimuti langit yang mendung. Alam seakan tidak bersahabat sama sekali. Seperti yang dialami oleh seluruh karyawan di Mon's Company.

Namjoon terlihat mondar mandir di ruangannya karena gelisah. Sejak semalam panggilan telfon nya kepada sekretaris pribadinya tidak diangkat. Bahkan kini nomor orang kepercayaannya itu tidak dapat dihubungi.

Ceklek

Pintu ruangannya terbuka menampakkan Hoseok yang tak kalah panik.
"Joon, apa yang kau lakukan di sini? Para pemegang saham mulai ribut di ruang rapat."

"Aku sedang menelfon Jin Hyung." Namjoon masih tidak menyerah untuk menghubungi Seokjin.

"Kenapa kau mempercayakan segalanya padanya. Aku punya firasat buruk tentang dia."
Perkataan Hoseok semakin membuat Namjoon gelisah.

Ceklek

Untuk kedua kalinya seseorang memasuki ruangan Namjoon.

"Appa!"

"Abeonim?"

Namjoon dan Hoseok bersamaan menyambut Namgil.

"Kenapa appa kesini? Aku bisa mengatasi masalah ini."

"Appa masih CEO di sini kalau kau tidak lupa. Dan aku tidak bisa tinggal diam jika ada masalah sebesar ini."
Namgil duduk di sofa di ikuti kedua pemuda itu.

Lalu Namgil melanjutkan ucapannya.
"Pak Choi sudah memberitahuku tentang turunnya harga saham."

"Abeonim, aku curiga kalau ini terjadi karena ulah seseorang."

"Apa maksud mu?"

"Diamlah Hobi..."
Namjoon masih berusaha melindungi Seokjin.

"Katakan yang kau pikirkan, jangan hiraukan Namjoon."
Namgil mendesak Hoseok.

"Aku mencurigai sekretarisnya Namjoon."

"Maksudmu Kim Seokjin?"

"Ne. Awalnya aku ingin berpikiran positif abeonim. Dulu tak lama dia bekerja di sini, aku tak sengaja melihatnya bertemu dengan beberapa direksi di sebuah hotel. Aku pikir pertemuan itu pasti atas perintah Namjoon, jadi aku mengabaikannya."

Namjoon terdiam, karena Hoseok sudah pernah bercerita tentang hal itu padanya. Sedang Namgil mengangguk kan kepala ke arah pak Choi.

"Pak Choi, selidiki latar belakang Kim Seokjin terutama setelah dia masuk Mon's Company."

"Baik sajangnim."

"Ayo kita temui dulu para direksi."

Ketiga orang itu memasuki ruangan yang terdengar reuh oleh percakapan beberapa pria yang saling beradu mulut. Melihat Namgil ada di ruangan itu, para pemegang saham pun terdiam. hanya CEO Jung dan Jeon yang memberi hormat pada Namgil.

"Akhirnya anda datang juga tuan Kim?" ucap salah satu dari mereka.

"Tentu aku harus datang."

"Bagaimana anda bisa menjelaskan semua kekacauan ini tuan Kim?"

"Aku tahu kalian pasti juga sama khawatirnya denganku. Jadi mari kita selesaikan sama-sama dengan kepala dingin."

"Apa katamu! Kepala dingin...."

Semuanya terdiam melihat ke arah pintu masuk. Seorang pria dengan setelan jas warna hitam berjalan santai melewati beberapa orang di sana. Di belakangnya mengikuti seorang wanita berpenampilan cantik dan berpendidikan, sekretarisnya. Ken tersenyum menatap satu persatu orang yang pernah dia temui yang berada di sana.

What's Wrong With Secretary Kim? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang