27. Guilty

95 11 0
                                    

Setelah sekian lama seorang Kim Namjoon yang tidak lagi memimpin perusahaan keluarganya, kini dia kembali memasukki gedung itu. Sejak kemarin dia terus bertanya-tanya dalam pikirannya sendiri. Ken yang merupakan pengacara Seokjin menghubunginya untuk bertemu. Katanya ada hal penting yang berhubungan dengan perusahaan. Namjoon melihat tidak ada perubahan sama sekali dalam kantornya. Oh ralat, dulu.
Bahkan buku-buku bacaan koleksinya pun tak bergeser sedikitpun.

"Selamat pagi Kim Namjoon-ssi."
Suara Ken menyapa memasuki ruangan Namjoon berada. Dan Ken tak sendiri, masih ada dua orang lelaki dan perempuan mengikutinya. Mereka adalah staf dari kantornya.

"Pagi." Namjoon membungkuk.

"Ayo, silahkan duduk. Segera kita selesaikan urusan kita akan lebih baik."

Tanpa berkata Namjoon mengikuti Ken duduk di sofa menghadap si pengacara.

"Maaf kalau aku tiba-tiba mengajak anda untuk bertemu Kim Namjoon-ssi."

"Tidak perlu terlalu formal. Panggil saya Namjoon saja."

"Ah rasanya tidak pantas kalau saya bersikap kurang ajar. Bagaimana pun anda adalah kakak dari klien saya. Ya walaupun saya dan Jin adalah bersahabat."

"Jadi, masalah apa yang perlu kita selesaikan?"

Ken sedikit tersenyum mendengar Namjoon tanpa basa-basi. Lalu memberikan kode kepada salah satu pegawainya untuk memberikan satu amplop putih besar kepada Namjoon.
Namjoon menerima dengan pandangan aneh, seolah bertanya 'apa ini' kepada Ken.

"Buka saja, anda akan mengerti."

Namjoon membuka amplop tersebut, mengeluarkan segepok berkas yang tersusun rapi. Matanya mulai membaca satu persatu kata-kata yang tercantum disetiap lembaran kertas di tangannya. Baru selesai membaca empat lembar, Namjoon mengalihkan pandangan kepada Ken yang duduk santai juga memperhatikannya.

"Pengalihan Mon's Company? Apa maksudnya?"

"Jin bersikeras untuk mengembalikan Mon's Company kepada pemiliknya dengan keadaan sama seperti sedia kala. Tanpa berkurang sedikit pun." 

"Wae?"tanya Namjoon.

"Ini, bacalah setelah anda menandatangani surat pengalihan tersebut."
Ken mengeluarkan amplop kecil berwarna putih dari kantong kemejanya dan memberikan kepada Namjoon.

"Itu adalah surat dari Jin untuk anda. Semua yang ingin anda ketahui tertulis di sana."

"Mengapa bukan dia sendiri yang datang memberitahuku?"
Namjoon masih terus bertanya.

"Mungkin jawaban dari pertanyaan anda itu juga ada di situ. Tugas saya untuk menyelesaikan peralihan nama perusahaan saja. Selebihnya saya tidak berhak ikut campur masalah pribadi Jin."

Namjoon begitu heran akan kesetiaan Ken kepada Seokjin. Dia sedikit iri akan kedekatan mereka. Ya walaupun hubungannya dengan Seokjin agak rumit. Namun Namjoon ingin sekali akrab dengan Seokjin yang merupakan hyung nya itu.

Sekitar satu jam mereka membahas peralihan perusahaan tersebut. Kenyataan baru Namjoon ketahui dari beberapa pegawainya bahwa tak sekalipun Seokjin datang ke kantor setelah drama penggantian pimpinan mereka dari Namjoon ke Seokjin. Namun, segala sesuatu yang terjadi di dalam kantor maupun di luar tetap terkendali dengan baik.

Seokjin bahkan sama sekali tidak mengambil sepeser pun keuntungan dari Mon's Company. Memang sejak awal tujuannya hanya ingin membuat keluarga ayahnya menderita dengan mengambil alih perusahaan mereka. Bukan seperti kebanyakan orang yang serakah akan kekayaan dan kedudukan.

Tidak perlu, karena Seokjin sudah memiliki semua itu dengan kerja kerasnya selama ini. Saat ini pun dia sudah menyiapkan JJ Cooperation, perusahaan dibidang kesenian itu dia dirikan untuk adiknya Kim Taehyung.

What's Wrong With Secretary Kim? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang